Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Sudah Cukup Belum Mainnya?



Sudah Cukup Belum Mainnya?

0Gu Tianlei menundukkan kepalanya dengan perlahan dan dia hendak mencium bibir Gu Xiaoran. Ketika melihat kedua bibir hampir ingin bersentuhan, jantung Gu Xiaoran berdetak cepat dan dia pun langsung berteriak, "Cheng Xiaoyue, kamu sudah datang?"     
0

Gu Tianlei mengerutkan keningnya, ada sebuah kemarahan melintas di kedua matanya. Kemudian dia melihat ke arah pintu dan mendapati bahwa pintu tertutup dengan baik dan tidak ada Cheng Xiaoyue.     

Begitu kembali menoleh, Gu Xiaoran sudah membenamkan dirinya ke dalam selimut dan menutupi tubuhnya dengan erat. Gu Tianlei merasa sangat kesal sampai tanpa sadar dia menggertakan giginya, kemudian dia pun mencoba untuk membuka selimut Gu Xiaoran dari sudut.     

"Tianlei, aku adalah Kakak Perempuanmu!"     

Gu Tianlei ingin membantah, tetapi ketika melihat ekspresi Gu Xiaoran yang tampak sedih, dia pun langsung melepaskan bagian sudut selimut yang dia pegang. Kemudian membuka selimut dari sudut yang lain lalu berbaring.     

Gu Tianlei tiba-tiba teringat situasi di mana pada saat pertama kali Gu Xiaoran dibawa pulang oleh Ibunya. Saat itu Ibunya menunjuk dirinya dan berkata pada Gu Xiaoran, "Kelak dia akan menjadi adik laki-lakimu."     

Sejak saat itu, kalimat yang diucapkan oleh Ibunya itu tertancap dengan kuat di dalam hati Gu Xiaoran.     

Saat ini Gu Xiaoran menghela napas dengan lega, kemudian dia mengintip ke arah Gu Tianlei. Wajah bagian samping dan leher Gu Tianlei terlihat sangat sempurna, hanya saja sudut bibirnya terluka dan masih ada sedikit darah.     

Gu Xiaoran kembali menghela napas panjang, lalu turun dari kasur. Dia mengambil kapas desinfektan dan plester yang baru saja dibelinya di apotek. Kemudian, dia duduk di tepi kasur.     

Gu Tianlei tiba-tiba membuka kedua matanya, karena lukanya terasa perih saat Gu Xiaoran menempelkan kapas yang sudah dicelupkan alkohol itu untuk membersihkan lukanya. Saat membuka kedua matanya, dia langsung melihat Gu Xiaoran yang sedang fokus membersihkan luka di sudut bibirnya.     

Melihat tindakan Gu Xiaoran itu, Gu Tianlei merasa tersentuh, seolah-olah hatinya langsung meleleh.     

"Luka ini tidak apa-apa." Ucap Gu Tianlei dengan lembut.     

"Aku takut nanti kamu tidak ganteng lagi dan pada saat itu kamu menuduh aku." Gu Xiaoran membalikkan kedua matanya dengan kesal dan memarahi dirinya sendiri karena tidak dapat melakukan apa-apa untuk Gu Tianlei.     

"Kalau aku tidak ganteng lagi dan tidak ada yang mau, kamu terima aku saja." Gu Tianlei dengan tidak takut kembali mendekati Gu Xiaoran.     

Gu Xiaoran terkekeh saat mendengar Gu Tianlei berkata seperti itu. Gu Tianlei saat ini baru berusia 18 tahun, tapi dia sudah bisa punya bisnis sendiri, di masa depan dia pasti akan menjadi orang kaya. Jangankan tidak ganteng lagi, bahkan kalau kehilangan kaki atau tangan pun pasti masih banyak wanita yang ingin memperebutkannya.     

Gu Xiaoran mengoleskan sedikit obat Yunan pada sudut bibir Gu Tianlei yang terluka, "Kamu jangan bicara lagi, nanti darahnya tidak bisa berhenti mengalir."     

Setelah memberikan plester untuk menutup luka tersebut, Gu Xiaoran mengemas kapas untuk dikembalikan ke tempatnya. Ketika dia baru saja hendak berdiri, tiba-tiba pinggangnya dipeluk Gu Tianlei dengan erat.     

Gu Tianlei mengambil peralatan medis dari tangan Gu Xiaoran, lalu menaruhnya di kasur.     

Ketika Gu Xiaoran ingin melepaskan diri dari pelukannya, Gu Tianlei memeluknya semakin kuat dan tidak membiarkan Gu Xiaoran bergerak, "Gu Xiaoran, sebenarnya kamu bukan Kakak Perempuanku."     

"Gu Tianlei, apakah kamu sudah cukup bercandanya?"     

"Aku tahu kamu suka Ziyan, tetapi dia tidak cocok denganmu."     

Gu Xiaoran berusaha melepaskan diri dari pelukannya Gu Tianlei, tetapi usahanya tidak berhasil. Dulu Gu Xiaoran menganggap Gu Tianlei sebagai Adik Laki-laki, tetapi kali ini dia benar-benar merasakan perbedaan kekuatan antara laki-laki dan perempuan.     

Dia benar-benar bukan lagi anak kecil. Batin Gu Xiaoran.      

"Kalau kamu masih tidak melepaskanku, aku benar-benar akan marah padamu!" Gu Xiaoran kembali kesal.     

Gu Tianlei menundukkan kepalanya untuk melihat Gu Xiaoran, napas Gu Tianlei yang lembut perlahan mulai berhembus di wajahnya. Dengan refleks, Gu Xiaoran langsung memalingkan wajahnya.     

"Mengapa menghindar dariku."     

"Kamu lepaskan aku dulu."     

Gu Tianlei menatap Gu Xiaoran selama beberapa saat, dan akhirnya dia pun melepaskan Gu Xiaoran. Namun detik berikutnya, kedua tangan Gu Tianlei menopang di kedua sisi pinggang Gu Xiaoran. Dia tetap tidak ingin membiarkan Gu Xiaoran pergi. Sambil menatap matanya Gu Tianlei bertanya dengan nada yang terdengar cukup memaksa, "Apakah karena Ziyan?"     

Saat ini Gu Tianlei baru saja berusia 18 tahun, tetapi tinggi badannya sudah lebih dari 180 cm. Tangan yang menopang di kedua sisi pinggang Gu Xiaoran cukup kuat, kekuatan ini bukan kekuatan yang bisa ditahan oleh Gu Xiaoran.     

Dengan reflek Gu Xiaoran mengepalkan tangannya dan menahan dada Gu Tianlei supaya bisa menjaga jarak dari Gu Tianlei yang hendak mendekati dirinya.     

"Tidak ada hubungannya dengan dia. Karena kamu sudah besar, jadi aku harus harus menjaga jarak denganmu."     

Tatapan Gu Tianlei terpaku saat menatap wajah Gu Xiaoran. Dengan cermat Gu Tianlei memperhatikan ekspresi Gu Xiaoran, kemudian dia bertanya dengan cemas, "Sebelumnya hubungan kita kan baik-baik saja, mengapa sekarang mau jaga jarak lagi dariku?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.