Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Tidak Mengerti Maksudnya



Tidak Mengerti Maksudnya

0Pantas saja tadi Xie Baoling menatap Gu Xiaoran dengan mendalam, karena dia mengira Gu Xiaoran sedang hamil. Kemudian Xie Bailing berkata kepada Gu Xiaoran, "Anak yang baik, panggillah aku Nenek, Nenek akan bertanggung jawab untukmu."     
0

Ketika sedang bersama teman, lalu bertemu dengan Kakek atau Neneknya teman tersebut, sebenarnya kita juga ikut teman memanggil mereka dengan sebutan Kakek dan Nenek. Jadi meskipun Gu Xiaoran memanggil Xie Baoling dengan sebutan Nenek, itu merupakan hal yang biasa saja.     

Gu Xiaoran hanya tidak bisa melewati kesusahan di dalam hatinya saja, karena dia tidak ingin menjalin hubungan yang lebih dengan Mo Qing.     

Namun ketika melihat tatapan mata Xie Baoling yang tampak bersemangat itu, Gu Xiaoran tidak mungkin mempermalukannya. Jadi Gu Xiaoran menurutinya dan memanggilnya dengan lembut, "Nenek."     

Ketika mendengar Gu Xiaoran memanggilnya Nenek, Xie Baoling langsung tertawa lebar. Dia melepas tangan Gu Xiaoran, lalu mengeluarkan amplop merah yang sudah disiapkan dari dalam tasnya dan memberikan kepada Gu Xiaoran, "Anak yang baik, ambillah."     

"Nenek, aku tidak bisa menerima ini!" Gu Xiaoran menyerahkan kembali amplop merah yang tebal itu ke tangan Xie Baoling, "Hubunganku dengan Mo Qing benar-benar tidak seperti yang Anda dipikirkan."     

Xie Baoling memalingkan wajahnya, lalu dia melihat Mo Qing. Raut wajahnya seketika langsung berubah menjadi buruk, "Qingqing, sebenarnya kamu sudah melakukan apa terhadap Xiaoran sampai membuat gadis baik ini menjadi takut begini?"     

Tatapan mata Mo Qing tiba-tiba menjadi suram, dia tidak menjawab pertanyaan Neneknya. Lalu menatap Gu Xiaoran dan berkata, "Nenek ingin memberimu sesuatu, kamu ambil saja."     

Gu Xiaoran terkejut mendengar Mo Qing berkata seperti itu kepadanya Maksud dia apa? Batinnya.     

Tatapan mata Mo Qing tampak acuh tak acuh, sehingga Gu Xiaoran juga tidak tahu apa maksud dari ucapannya.     

Gu Xiaoran pasti tidak mau menerima amplop merah ini, tetapi Mo Qing sudah menyuruhnya untuk menerimanya. Jika dia masih menolak, sama saja dia sedang melawan Mo Qing. Saat ini dia sedang berada di tempat Mo Qing. Jika dia melawannya, yang rugi adalah dirinya sendiri.     

Pada akhirnya Gu Xiaoran hanya bisa mengambil kembali amplop merah tersebut, "Terima kasih, Nenek."     

Xie Baoling tertawa hingga matanya terlihat sipit. Dengan refleks pandangannya kembali tertuju pada perut Gu Xiaoran lagi.     

Melihat tatapan Nenek yang tertuju pada perutnya, Gu Xiaoran pun kaget dan hendak menjelaskan bahwa dirinya tidak hamil.     

Namun tiba-tiba, Mo Qing berdiri dan duduk di sebelah Gu Xiaoran. Lalu dia merangkul bahu Gu Xiaoran, tindakannya itu seolah-olah menekan kembali kalimat yang ingin disampaikan oleh Gu Xiaoran. Kemudian dia berkata kepada Neneknya, "Nenek sekarang sudah malam, aku akan mengantarmu pulang."     

Gu Xiaoran juga sibuk berdiri, "Aku juga harus pulang."     

"Pulang ke mana? Hari ini, kita semua tidak boleh pulang, semuanya menginap di sini." Xie Baoling menarik Gu Xiaoran untuk duduk. Sebuah kelicikan melintas di kedua mata Xie Baoling yang indah.     

Setelah selesai bicara seperti itu, Xie Baoling berdiri dan menyuruh pembantu untuk membereskan kamar tidur.     

Gu Xiaoran pun terkejut, Xie Baoling tidak hanya menginap di sini dan mengajak dirinya untuk menginap juga.      

"Kamu tidak jadi pulang?" Mo Qing mengerutkan keningnya.     

"Mungkin sekarang Cheng Peini sedang menungguku di depan pintu rumah. Aku baru saja emosi karena mereka, apakah kamu ingin aku pulang dan diganggu oleh mereka lagi?" Xie Baoling menoleh dan memelototi Mo Qing.     

"Bukannya kamu selalu mengeluh kelembapan udara di pulau sangat berat? Bagaimana kalau aku mengantar kamu ke hotel saja?"     

Ketika Xie Baoling datang dan menunggu dirinya di pintu gerbang, Mo Qing sudah tahu tujuan Neneknya itu datang ke Pulau Nanwan. Dan ketika Xie Baoling mengeluarkan amplop merah, Mo Qing tahu bahwa Xie Baoling telah mendengar kabar tentang dirinya yang memiliki wanita baru di sini untuk menemaninya. Dan ternyata Xie Baoling benar-benar melihat wanita itu.     

Pemikiran Xie Baoling sangat sederhana. Dia tidak suka dengan Cheng Peini, jika Mo Qing suka dengan wanita lain dan asalkan dia juga menyukai wanita itu, dia pasti akan mendukung Mo Qing.     

Tetapi hubungan Mo Qing dan Gu Xiaoran tidak sesederhana yang dia pikirkan. Mo Qing tidak ingin Xie Baoling ikut campur dalam urusan ini.     

Kedua mata Xie Baoling tampak memerah, dan air matanya mulai mengalir keluar dari sudut matanya.     

"Cheng Peini masih belum kembali ke Amerika, sepanjang hari aku pasti tidak bisa hidup dengan tenang. Kamu tahu bahwa aku tidak ingin kembali ke rumah dan sekarang kamu menyuruhku untuk tinggal di hotel? Si brengsek Mo Zhenzhong itu sudah menggangguku, dan sekarang kamu juga ingin menggangguku?"     

Setelah selesai bicara, Xie Baoling mengeluh kepada Gu Xiaoran, "Xiaoran, kamu coba bilang padanya. Mereka berdua sepasang Ayah dan anak sudah terpesona karena wanita palsu itu, dan sudah tidak tahu mana benar dan mana salah. Sekarang anak ini juga memperlakukanku seperti ini, seorang Nenek yang kesepian. Sungguh, aku tidak tahu lagi bagaimana akan menjalani hidupku kelak?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.