Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Berapa Gajimu, Isi Sendiri



Berapa Gajimu, Isi Sendiri

Sayur loofah yang berwarna hijau itu membuat orang yang melihatnya semakin berselera untuk makan. Kemudian Xie Baoling memasukkan sayur loofah ke dalam mulutnya, seketika aroma yang sedap dan rasa yang nikmat langsung meleleh di lidahnya.     

Xie Baoling adalah artis terkenal dalam generasi tua. Tentu saja, dia pernah memakan makanan-makanan yang enak, tetapi dia tidak menyangka bahwa sayur loofah yang biasa ini bisa dimasak menjadi sangat enak.     

Seketika mata Xie Baoling langsung terbelalak karena terkejut merasakan masakan Gu Xiaoran yang sangat lezat.     

Kemudian Gu Xiaoran juga mengambilkan setiap jenis makanan yang dia masak ke dalam mangkuk Xie Baoling.     

Xie Baoling mencicipi semua makanan tersebut, setelah itu dia baru berkata, "Sangat enak! Xiaoran, tidak kusangka ternyata kemampuanmu dalam memasak sangat bagus."     

Mo Qing tidak tertarik dengan makanan rendah lemak ini, tetapi Neneknya memakan makanan ini seperti orang yang sudah kelaparan selama ratusan tahun. Sehingga Mo Qing pun merasa penasaran dan ingin tahu bagaimana rasa makanan yang dimasak Gu Xiaoran ini.     

"Masakanku ada racunnya!" Ketika melihat Mo Qing mengambil sumpit, Gu Xiaoran sibuk melentangkan lengannya untuk menutupi hidangannya. Dia tidak ingin serigala ini memakan masakannya.     

"Awas!" Ekspresi wajah Mo Qing langsung berubah menjadi dingin.     

"Tidak mau!" Gu Xiaoran menatap Mo Qing tanpa perasaan takut sedikit pun, "Masakanku tidak akan aku berikan untuk Tuan Mo!"     

"Masakanmu?" Mo Qing melipat kedua tangannya di depan dada, lalu mengangkatkan alisnya, dan mulai mencibir, "Bahan makanan mana yang milikmu?"     

Gu Xiaoran terdiam, semua makanan ini dimasak oleh Gu Xiaoran. Tetapi dia menggunakan bahan yang ada di sini, dan semua bahan masakan yang ada di sini adalah milik Mo Qing.     

Beberapa saat kemudian, Gu Xiaoran mengeluarkan 200 Yuan dari sakunya dan menaruh di depan Mo Qing, "Aku beli bahan-bahan makanan ini."     

"Aku tidak jualan!" Mo Qing melirik Gu Xiaoran dan melempar sebuah buku cek ke depan Gu Xiaoran, "Berapa gaji memasakmu hari ini, kamu isilah sendiri."     

"Tidak mau, tetapi aku juga tidak mau memberikan makanan ini padamu." Ekspresi wajah Gu Xiaoran tampak kesal. Rasanya dia ingin sekali memukul otak si brengsek yang sombong itu dengan buku cek yang telah dilemparnya.     

"Gu Xiaoran, kamu semakin berani ya!" Mo Qing tertawa.     

Meskipun Gu Xiaoran gemetar karena kata-kata itu, tetapi dia tetap tidak mengaku kalah dan menjaga makanannya semakin ketat, "Kamu sendiri yang bilang bahwa ada racun dalam masakanku."     

"Menyingkir!"     

"Aku tidak mau. Aku menunggu Nenek selesai makan, setelah itu aku akan mengembalikan semua bahan makanan ini ke dapur."     

Bahan-bahan yang sudah matang, apakah masih bisa kembalikan ke dalam kulkas? Batin Mo Qing.     

Mo Qing marah dan tertawa dengan sinis. Tiba-tiba, dia menopang tangannya di atas meja, mendekati Gu Xiaoran, lalu memiringkan kepalanya, dan berbisik di telinga Gu Xiaoran, "Apakah aku harus menciummu dulu, kamu baru mengizinkanku mencicipi masakanmu?"     

Setelah selesai berbicara, Mo Qing menurunkan kelopak matanya dan pandangannya jatuh pada bibir Gu Xiaoran.     

Melihat tindakan Mo Qing yang seperti itu, seluruh badan Gu Xiaoran hampir bergidik. Dia yakin bahwa, jika dia tetap bersikeras menutupi masakannya, Mo Qing pasti akan menciumnya di depan Nenek. Kemudian Gu Xiaoran langsung menyingkir supaya bisa menjaga jarak dengan si serigala jahat itu.     

Mo Qing melirik Gu Xiaoran tanpa berekspresi apa pun, kemudian dia mengambil sumpit dengan anggun, lalu menyumpit sayur hemerocallis ke dalam mulutnya dan perlahan mulai mengunyah.     

Baik dari tekstur maupun rasa, masakan ini terasa sangat enak. Batin Mo Qing.     

Ketika melihat Mo Qing memakan masakannya, Gu Xiaoran hampir mau muntah darah karena muak melihat sikapnya, kemudian dia pun mengutuk Mo Qing, "Makanlah, kamu lebih baik makan sampai muntah, diare, dan tidak bisa turun dari kasur!"     

Mo Qing mencicipi setiap makanan dengan anggun, kemudian dia melirik Gu Xiaoran sekilas, "Mulai besok kamu saja yang memasak."     

Tiba-tiba, satu kaki merangkul pergelangan kaki Gu Xiaoran dan perlahan-lahan naik ke atas kaki Gu Xiaoran.      

Begitu Gu Xiaoran hendak mengatakan 'Tidak mau!', dua kata ini kembali tersedak di dalam tenggorokannya.     

Kemudian Gu Xiaoran mengangkatkan kepalanya, dia melihat Mo Qing yang sedang merapikan bajunya dan duduk dengan tegak sambil menatap dirinya tanpa menunjukkan ekspresi apa pun.     

Jika bukan karena merasakan kaki Mo Qing yang terus naik perlahan-lahan ke atas kakinya, Gu Xiaoran pasti berpikir bahwa Mo Qing tidak melakukan apa-apa.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.