Paman, Apakah Aku Layak Menjadi Simpananmu

Ancamanmu Tidak Berguna



Ancamanmu Tidak Berguna

0

Belum sempat dia merespon, Li Yan sudah melepaskannya, dan terdengar lagi suara beratnya, "Ancamanmu tidak berguna, mengenai apa yang aku dengar tadi, aku akan memutuskan tindakanku sesuai suasana hatiku. Malam ini suasana hatiku cukup bagus, jadi aku akan melepaskanmu."

0

Mendengarnya berkata seperti ini membuat Qiao Mu menghela napas lega. Setelah malam ini berlalu, kata-katanya tidak akan berpengaruh kuat karena mengungkit cerita lama.

Li Yan berbalik badan dan berjalan ke balkon, langkahnya berhenti di ambang pintu balkon, suara jernihnya terdengar jelas sedang mengejek, "Dan lagi, sepertinya aku sudah bilang, aku tidak tertarik dengan perempuan yang tubuhnya belum dewasa."

Tubuhnya belum dewasa …

Qiao Mu langsung membelalakkan mata, dia ingin menanyakan sesuatu, tapi Li Yan sudah pergi tanpa menoleh sedikitpun.

Kemudian ada secercah ingatan yang terlintas di dalam benak Qiao Mu, dia berdiri terdiam dan tidak bisa percaya kalau orang yang dia singgung di atas kapal pesiar itu, ternyata adalah Li Yan!

Qiao Mu bukan hanya menggodanya, tapi juga tidur di ranjangnya!

***

Malam itu, Qiao Mu memimpikan sebuah mimpi yang terlihat sangat nyata.

Dia bermimpi kalau saat dirinya datang ke Keluarga Qiao, dia bertemu dengan seorang pemuda berusia 15 tahun, sementara waktu itu dia sendiri masih berusia 5 tahun.

Semua orang memberitahu Qiao Mu kalau orang itu adalah pamannya, dan lebih tua daripada dirinya. Tapi Qiao Mu tidak mendengarkan mereka, dan memilih untuk memanggilnya kakak.

Sampai suatu hari, saat dia berusia 8 tahun, Keluarga Li pindah ke luar negeri, dan dia tidak bisa bertemu lagi dengan kakak itu.

Malam ini, Qiao Mu tidak bisa tidur, sehingga dia pergi ke sekolah dengan wajah yang terlihat tidak bersemangat, namun Chi Xia malah menertawakannya, "Mumu, kenapa raut wajahmu terlihat buruk? Apa pesta ulang tahun ibu tirimu tidak berjalan lancar?"

Qiao Mu sekuat tenaga memukul meja, dan melihat Chi Xia dengan mata terbelalak, "Kamu masih berani bertanya, semuanya salahmu yang tidak bisa menjaga mulut, semalam ada orang yang mendengar percakapan kita!"

"Benarkah? Lalu bagaimana?"

Qiao Mu melampiaskan amarahnya pada Chi Xia, dan membungkuk bersandar ke meja, "Sementara ini masih aman, tapi tidak tahu kedepannya. Apalagi orang lain sudah mengetahui kelemahanku."

Qiao Mu berhenti bicara dan melirik Chi Xia, "Awalnya aku sudah berjanji mentraktir makan penyumbang syal kalau aku berhasil mengikuti acara ulang tahun itu dengan lancar, tapi kamu telah menghancurkan semuanya, jadi kamu yang harus mentraktirnya."

"..." Chi Xia terdiam dan tidak bisa berkata-kata, dia sudah berbaik hati mengantarkan hadiah itu, bahkan harus mengeluarkan uang untuk membayar ongkos taksi, tapi sekarang dia juga harus mengeluarkan uang untuk mentraktir makan!

Dasar teman yang tidak tahu terima kasih!

***

Qiao Mu sekarang baru memasuki tahun pertamanya kuliah, di asramanya hanya ada tiga orang, selain dia dan Chi Xia, masih ada Yao Shu yang memberinya syal.

Di dalam restoran, Yao Shu menunjukkan karya sempurnanya yang dirajut dengan sepenuh hati, "Bagaimana, rajutan syal ini sangat bagus kan, apa dia akan menyukainya?"

Qiao Mu menjawab tanpa daya, "Kami tidak tahu siapa yang kamu maksud, bagaimana cara kami mengetahui dia suka atau tidak?"

"Benar! Xiaoshu, siapa sebenarnya orang yang kamu sukai itu?" Chi Xia bertanya penasaran.

Yao Shu pun tersenyum misterius, "Belum saatnya, nanti kalau aku sudah berhasil mengutarakan perasaan, aku baru akan memberitahu kalian."

Qiao Mu memutuskan untuk tidak bertanya lagi, Yao Shu adalah seorang gadis yang sangat tertutup, dan karena dia sudah memutuskan untuk mengutarakan perasaannya, pasti perasaannya cukup dalam terhadap orang tersebut.

Tiba-tiba handphone Qiao Mu berbunyi, dia melihat ada panggilan, dan raut wajahnya berubah seketika. Dia segera bangkit berdiri dan berjalan keluar, "Aku angkat telepon dulu."

Qiao Mu berdiri di koridor yang kosong dan mengangkat telepon, kemudian terdengar suara wanita di seberang telepon, "Mumu, belakangan ini aku kekurangan uang, tolong transfer sedikit untukku."

Mendengar ucapan barusan langsung membuat raut wajah Qiao Mu langsung berubah menjadi dingin, dia kemudian berkata, "Aku tidak punya uang."

"Jangan berlagak miskin di depanku, kalau aku tidak terpaksa, mana mungkin aku akan meminta uang padamu? Aku kalah judi dan berhutang 300 ribu Yuan, kalau aku tidak bisa mengembalikannya, mereka akan mengambil nyawaku sebagai gantinya. Apa kamu tega berbuat seperti itu padaku?"


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.