Paman, Apakah Aku Layak Menjadi Simpananmu

Seekor Rubah Kecil



Seekor Rubah Kecil

0

Qiao Mu menatap pria di hadapannya, dia menyalurkan semua perasaannya ke dalam tatapannya itu, tatapannya terlihat memohon dengan tulus, berdoa agar Li Yan mau berbelas kasihan dan melepaskannya, kemudian cepat pergi dari rumahnya agar beban di jantungnya bisa berkurang!

0

Tapi, pria di hadapannya itu tidak membalas tatapannya, dan malah berkata dengan suara dingin dan datar, "Baiklah." Seketika, jawabannya itu membawa Qiao Mu masuk ke dalam neraka.

Dasar, pria ini benar-benar cari gara-gara!

***

Yu Tingyun dengan ramah menyiapkan makanan di dapur, Qiao Ya duduk di sebelah Li Yan, dia sok dekat dan memanggilnya paman, terlihat sangat dekat sekali.

Qiao Mu hanya duduk diam di hadapan mereka, mempertahankan rasa waspadanya mengamati setiap gerak-gerik Li Yan.

Baiklah, dia akui kalau pria ini sangat tampan, kelima indera di wajahnya terlihat seperti diukir dengan indah, serta wibawa dan aura berkelas yang keluar dari dalam tubuhnya, satu tatapan dan gerakannya saja sudah bisa menyebarkan aura elegan dan terhormat.

Li Yan yang dulu masih belum dewasa, memiliki wajah yang luar biasa tampan, bagaikan tokoh di dalam dongeng, tapi jika dibandingkan dengan dirinya saat ini, Li Yan yang dulu tidak memiliki kedewasaan seorang pria dan rasa dingin yang tidak bisa diungkapkan seperti sekarang.

Walaupun bibirnya dihiasi senyuman, tapi mata hitam dan dalam miliknya itu selalu menyebarkan aura yang sangat dingin, sehingga saat berhadapan dengannya, Qiao Mu merasakan ketegangan yang tidak tertahankan.

Qiao Mu sedang menikmati pemandangan pria tampan di hadapannya, tiba-tiba dia merasa tatapan yang tidak bisa dihindari jatuh di tubuhnya, kemudian dia menatap Li Yan yang ternyata juga sedang menatap dirinya!

Qiao Mu terkejut dan segera menunduk menghindari tatapan mata pria tersebut.

Qiao Ya yang dengan ramah dan hampir menempel pada Li Yan, membuat Qiao Mu membatin, apa hebatnya punya paman kandung?

Tiba-tiba Li Yan berdiri, memotong perkataan Qiao Ya yang tidak ada habisnya, dan mendongak, "Paman?"

Li Yan masih dengan wajah dinginnya menggerakkan bibir tipisnya, "Aku tidak suka orang lain terlalu dekat denganku, aku punya mysophobia."

Seketika wajah Qiao Ya berubah jadi memerah, dia belum pernah dipermalukan seperti ini oleh orang lain!

Sebagai nona besar Keluarga Qiao, Qiao Ya selalu dipuja-puja oleh orang lain, ada banyak orang yang mengejarnya di sekolah, semua orang di kantor juga sopan kepadanya, tapi dia malah dipermalukan oleh pamannya sendiri.

Sejak kecil, pamannya ini tidak terlalu memperdulikannya, kalau orang lain yang seperti itu padanya dia bisa menerimanya, tapi pamannya ini sudah luar biasa sejak kecil, sekarang dia bisa dibilang tokoh terdepan di Kota Jing, dan kekuasaan Keluarga Li jauh berada di atas Keluarga Qiao, jaraknya mungkin ribuan mil dari Keluarga Qiao, mana mungkin dia tidak ingin dekat dengan paman seperti ini!

Pft! Terdengar suara tawa Qiao Mu, dia segera menahannya dan dengan polosnya berkata, "Paman, Kakakku tidak kotor, kenapa kamu mengejeknya kotor!"

Begitu kata-kata itu terlontarkan, raut wajah Qiao Ya terlihat semakin buruk, "Qiao Mu, tutup mulutmu!"

Li Yan melihat wajah gadis kecil yang terlihat tanpa dosa itu, dia jadi teringat akan seekor rubah kecil.

Gadis kecil yang dulu selalu ditindas oleh Qiao Ya, dan akan berlari ke depannya untuk menceritakan semuanya padanya, sekarang malah berubah menjadi rubah kecil yang bisa mengalahkan Qiao Ya dengan mudahnya.

Li Yan berbalik dan pergi, dan Qiao Mu pun merasa senang, "Paman, kamu sudah mau pergi?"

Li Yan menoleh dan memberikan jawaban mengecewakan pada Qiao Mu, "Aku ke toilet dulu untuk membersihkan diri."

Qiao Mu tersenyum dan seperti menertawakan orang lain, "Paman, Kakakku tidak berkuman, kamu tidak perlu seperti ini."

Raut wajah Qiao Ya terlihat semakin buruk, dan terbelalak marah menatap Qiao Mu, "Diam kamu, kalau tidak ingin makan di rumah, cepat pergi, jangan mengganggu pemandangan di sini!"

Qiao Mu menjawabnya dengan tampang tidak berdosa, "Kakak, kenapa marah sampai seperti itu, aku sedang membantumu! Aku juga mau mandi dulu sebentar sebelum makan."

Kemudian Qiao Mu sedikit berteriak kalau dia lapar sembari naik ke atas dengan senang.

***

Qiao Mu tidak kembali ke kamarnya, diam-diam dia pergi ke toilet luar. Setelah memastikan tidak orang di sekitarnya, dia langsung masuk ke toilet itu.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.