Paman, Apakah Aku Layak Menjadi Simpananmu

Tidak Baik Memandang Rendah Orang Lain



Tidak Baik Memandang Rendah Orang Lain

0

Qiao Mu pun menjawab, "Saat aku datang ke sekolah untuk melapor, aku tersesat, dan dia yang menolongku, kemudian kita jadi saling kenal. Belakangan ini aku butuh uang, jadi aku meminta bantuannya untuk membiarkanku kerja di klub malam keluarganya sebagai promotor minuman, kenapa?"

0

Yao Shu menggelengkan kepala sambil tersenyum, "Tidak apa-apa, aku merasa kalau Han Su adalah tokoh berpengaruh di kampus kita, awalnya aku merasa aneh kenapa dia meneleponmu, ternyata karena itu. Aku tak menyangka kalau Kak Han Su begitu ramah, wajahnya juga sangat tampan!"

"Apa setampan kekasihmu? Oh ya, kamu belum bilang, siapa kekasihmu!" Yao Shu sudah menyukai pria itu begitu lama, Qiao Mu jadi penasaran siapa pria tersebut.

Yao Shu tersenyum misterius, "Dia tidak leluasa menunjukkan hubungan kami di sekolah, sehingga hubungan kami harus dirahasiakan!"

Kenapa berpacaran saja harus semisterius itu? Mereka bahkan sudah berhubungan badan, tapi masih menolak menunjukkan hubungan mereka, sepertinya lelaki ini tidak begitu baik?

Melihat kebahagiaan di wajah Yao Shu, Qiao Mu juga tidak tega mempertanyakan hal tersebut, dia sendiri masih belum menyelesaikan masalahnya, mana ada waktu untuk mengurus urusan orang lain!

***

Qiao Mu duduk di dalam bus, dan menjawab telepon dari Chi Xia.

Dia baru saja menekan tombol untuk menjawab telepon, namun dari seberang telepon langsung terdengar suara sekeras raungan singa, "Qiao Mu, akhirnya kamu menjawab teleponku. Kamu sudah menghilang semalaman, apa kamu ingin membuatku mati cemas! Kalau saja aku tidak menghubungi Han Su, dan tahu kalau kamu dibawa pergi pamanmu, aku mungkin sudah akan membawa polisi ke Night Color untuk mencarimu. Aku kira kamu dijadikan target oleh serigala hidung belang di dalam sana, kemudian sampai dinodai!"

"..." Sudut bibir Qiao Mu tampak bergetar, "Bisa tidak jangan mengeluarkan kata-kata sial seperti itu? Semua hal baik yang kamu katakan tidak pernah manjur, sebaliknya, satu hal buruk yang kamu katakan pasti langsung kejadian!"

Chi Xia tercengang, "Jangan-jangan kamu benar-benar sudah di …"

"Hei …jangan bicara sembarangan!"

"Oh ya, kenapa kamu pamanmu bisa tiba-tiba muncul?"

"Dia itu adik lelaki ibu tiriku."

"Jangan-jangan semalam kamu dibawa pulang dan diinterogasi oleh ibu tirimu di rumah?"

"Jangan berpikir sembarangan, tidak ada apapun yang terjadi. Hari ini akhir pekan, aku akan tinggal di rumah, aku tutup dulu teleponnya." Qiao Mu sendiri masih belum mencerna semua kejadian yang terjadi dengan baik, kalau sampai dia membiarkan Chi Xia tahu, bukankah akan semakin membingungkan?

Qiao Mu turun dari bus dan berjalan ke kediaman Keluarga Qiao yang berada di kawasan elit, di sekelilingnya tidak ada halte bus, setelah turun dari bus, dia harus berjalan dua puluh menit baru bisa sampai.

Dia sudah tinggal di asrama sejak sekolah menengah, dan baru pulang ke rumahnya sendiri setiap akhir pekan.

Saat sedang berjalan kaki, tiba-tiba ada bunyi klakson di belakangnya, kemudian sebuah mobil Benz putih berhenti di sampingnya.

Jendela mobil itu dibuka, terlihat Qiao Ya menatap Qiao Mu dari balik kacamata hitamnya, wajahnya tampak bagaikan ratu arogan sedang melihat rakyat jelata, "Qiao Mu, aku sudah mengingatkanmu berkali-kali, seharusnya kamu memakai topi dan penutup wajah saat pulang, di sini selain kamu, tidak ada orang lainnya yang naik bus untuk pulang ke rumah, kalau orang lain tahu, kamu pasti akan membuat malu keluarga kita!"

Terlihat ada tatapan dingin di dalam mata Qiao Mu, tapi wajahnya tersenyum lugu, "Kakak, kamu mengendarai mobil mewah dan menghina orang yang naik kendaraan umum, sikapmu ini tidak baik, ayah sejak kecil sudah mengajari kita agar tidak boleh arogan, saat berhadapan dengan orang juga tidak boleh mengenakan kacamata berwarna."

Raut wajah Qiao Ya seketika berubah, sepasang mata di balik kacamata hitam itu terlihat penuh dengan kekesalan dan rasa jijik. Dia tidak pernah bertemu dengan orang yang tidak tahu malu seperti Qiao Mu, sejak kecil sudah tidak tahu malu sampai membuatnya kesal. Sekejam apapun kata-kata yang dikeluarkannya untuk menyerang Qiao Mu, anak itu selalu membalasnya dengan wajah polos tanpa dosanya, wajah itu membuat Qiao Ya merasa sangat kesal!

Jelas-jelas hanya seorang anak haram, tapi kenapa dia tidak tahu diri, tidak bersikap layaknya anak haram!

Qiao Ya menginjak gasnya dan meninggalkan Qiao Mu di belakang.

Qiao Mu tetap berjalan santai sambil melihat kepergian mobil itu, wanita macam Qiao Ya yang hanya berdada besar tapi tidak punya otak itu pasti kesal sendiri karena perbuatannya.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.