Paman, Apakah Aku Layak Menjadi Simpananmu

Pria Yang Ditakdirkan Tuhan Datang



Pria Yang Ditakdirkan Tuhan Datang

0KEY menyerahkan informasi rekening bank Qiao Mu kepada Amy, "Kamu informasikan ke pihak keuangan dan transfer bagian Qiao Mu kepadanya."     
0

Amy menerimanya, "KEY, bagian yang kamu berikan untuk Qiao Mu tidak rendah. Biasanya untuk pendatang baru seperti dia, hanya memberikan 10 persen saja sudah cukup, tetapi kamu memberinya 15 persen."     

KEY menjawab tanpa mengangkat kepalanya, "Kemampuan Qiao Mu bernilai 15 persen."     

"Tapi…"     

Melihat Amy masih ingin mengatakan sesuatu, KEY mendongakkan kepala untuk menatapnya, "Amy, apakah kamu ada keberatan tentang Qiao Mu?"     

Amy terkejut, "Bagaimana mungkin!"     

"Baguslah kalau begitu, mari kita bersiap-siap pergi untuk rapat."     

Amy mengepalkan tangannya. Pria ini selalu seperti ini, selalu menjaga jarak darinya sehingga dia tidak bisa mendekat!     

Setelah Qiao Mu meninggalkan studio KEY, dia pergi ke kampus untuk meminta cuti karena mempersiapkan kompetisi berikutnya.     

Untungnya, dia memiliki sedikit prestasi sekarang, jadi pihak kampus mendukungnya tanpa syarat dan memberinya waktu untuk berkompetisi.     

Pada siang hari, Qiao Mu dan Chi Xia juga makan di sebuah depot kecil di dekat kampus.     

Qiao Mu memandang Chi Xia dan bertanya, "Xiaxia, bagaimana kabarmu dan Su Chen?"     

Chi Xia menurunkan matanya, "Tidak bagaimana-bagaimana, aku tidak ada hubungannya dengan dia lagi."     

Qiao Mu terkejut. Sebelum dia bisa mengatakan apa-apa, Guan Baobei bertanya dengan penuh semangat, "Kalian berdua putus? Tidakkah ini terlalu cepat?"     

"Sedari awal kita memang tidak bersama." Juga tidak mungkin untuk bersama.     

Qiao Mu menghela napas. Dia bisa melihat niat sungguh-sungguh Su Chen pada Chi Xia. Dia awalnya ingin membujuk, tetapi melihat bahwa Chi Xia tidak mau mengungkitnya, dia hanya bisa berhenti.     

Qiao Mu mengalihkan topik pembicaraan ke Guan Baobei, "Baobei, bagaimana denganmu? Apakah kamu dan Lu Jingzhi membuat kemajuan?"     

Guan Baobei menyangga dagunya dan mengusap ponselnya dengan bosan, "Jangan bicara tentangku, aku masih lajang sekarang."     

Chi Xia mengerutkan bibirnya, "Beberapa hari lalu kamu tidak kembali setiap malam, apakah kamu masih tidak sungkan untuk mengatakan bahwa kamu lajang?"     

Satu kalimat membuat Guan Baobei si gadis tomboi ini tersipu, "Itu… kalian mungkin tidak akan percaya walau aku mengatakannya. Lu Jingzhi dan aku benar-benar tidak ada apa pun, kami hanya mempertahankan dengan baik hidup bersama serumah namun tak seranjang. Dia mengatakan bahwa kakakku memintanya untuk mengawasiku agar tidak menimbulkan masalah, tetapi sekarang aku telah berhasil lolos dari cengkeramannya."     

Qiao Mu tersenyum, "Lu Jingzhi sangat perhatian, bukankah dia sangat membencimu sebelumnya? Kenapa dia menjadi seperti penguntit sekarang?"     

Guan Baobei menunjuk ke kepalanya sendiri, "Dia pasti memiliki sesuatu yang salah di sini, terjadi korsleting terputus-putus, dan sekarang dia seperti seorang ibu tua. Xiaxia, kita berdua sekarang lajang, apa kamu ingin pergi ke semacam kencan buta bersama? Mungkin saja bisa menemukan pria yang ditakdirkan Tuhan pada kita?"     

Qiao Mu terdiam, "..."     

Chi Xia juga terdiam, "..."     

"Guan Baobei, apa kamu begitu menginginkan pria sampai gila?"     

Sebuah suara marah terdengar. Mata Guan Baobei melebar karena takjub. Ketika mendongakkan kepala ke atas, dia melihat Lu Jingzhi berdiri di belakangnya seperti hantu!     

Dia seketika melompat, "Kamu, kamu… kenapa kamu bisa ada di sini!"     

Lu Jingzhi meliriknya, "Bukankah kamu ingin menemukan pria yang ditakdirkan oleh Tuhan? Aku sekarang datang kepadamu."     

"Kamu adalah penghalang yang mencegahku menemukan kebahagiaan! Cepat pergi!" Guan Baobei melambaikan tangannya, mengusir orang seperti mengusir bebek.     

Sudut mulut Qiao Mu berkedut. Ketika melihat wajah marah Lu Jingzhi, dia tidak bisa menahan diri untuk tidak tertawa.     

Lagi pula, dia dan Lu Jingzhi memiliki sedikit kebencian. Lu Jingzhi tidak suka melihatnya dan Li Yan bersama. Setelah Li Yan keluar negeri, Lu Jingzhi ini mengambil kesempatan untuk menyerangnya. Sekarang dia melihat Lu Jingzhi disiksa, tidak perlu disebutkan lagi betapa bahagianya dia.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.