Paman, Apakah Aku Layak Menjadi Simpananmu

Kencan Mereka Berdua (2)



Kencan Mereka Berdua (2)

0Setelah turun dari lantai atas, kepala pelayan melihat pakaian Li Yan dan tertegun sejenak, lalu menyapanya sambil tersenyum, "Tuan Muda, pakaian Anda… sangat baru."     
0

Qiao Mu berkata dengan bangga, "Paman Chen, aku yang mendesain pakaian ini. Pamanku sangat tampan, 'kan?"     

"Ya, terlihat lebih muda 10 tahun."     

Li Yan terdiam, "..."     

Qiao Mu juga terdiam, "..."     

Ucapan ini seperti menunjukkan bahwa pamannya biasanya tampak tua.     

Qiao Mu datang ke bioskop dengan penuh semangat. Karena ini adalah akhir pekan, ada banyak orang di bioskop, sehingga sulit untuk membeli tiket tanpa memesan terlebih dahulu.     

Li Yan bertanya film apa yang ingin dia tonton. Qiao Mu membaca pengantar dan tidak ada yang terlalu suka, jadi dia berkata bahwa dia bisa menonton film apa pun yang tiketnya dapat dibeli.     

Yang terpenting bukan isi filmnya, tapi orang yang duduk di sebelahnya!     

Qiao Mu melihat Li Yan mengantre untuk membeli tiket dan berdiri dengan sabar di tengah kerumunan, tubuhnya yang tinggi dan kokoh itu tidak bisa diabaikan.     

Mana pernah Li Yan melakukan hal semacam ini? Hal-hal sepele selalu dia lakukan hanya dengan mengatakan satu kalimat, dan orang lain akan melakukannya untuknya. Ini adalah pertama kalinya pria ini seperti pacar biasa, mengantre membeli tiket untuknya.     

Dalam hati Qiao Mu ada semacam perasaan terharu yang tak bisa dijelaskan, kebahagiaan samar ini membuatnya diam dan merasa tersentuh.     

Qiao maju dan masuk ke kerumunan, lalu memajukan tubuhnya ke depan Li Yan. Li Yan sudah mendapatkan tiketnya, ketika menoleh dan melihat wanita kecilnya di terjepit di tengah kerumunan, dia pun mengulurkan lengannya untuk menarik Qiao Mu ke pelukannya, "Kenapa kamu tidak menunggu di samping?"     

Qiao Mu mengangkat kepalanya dan tersenyum padanya, "Paman, aku ingin makan popcorn dan es krim."     

Li Yan mengangguk dan mengeluarkan kartunya untuk membayar.     

Dia lalu menyerahkan es krim kepada Qiao Mu dan membantunya memegang seember besar popcorn. Dia menggandeng tangannya dan masuk ke teater.     

Selama pemeriksaan tiket, petugas tiket melihat Li Yan dan Qiao Mu sekilas, kemudian membiarkan mereka lewat.     

Kemudian kedua penjaga tiket itu berbisik, "Lagi-lagi ada pasangan lain yang memasuki teater film hantu. Sepertinya semua pasangan suka menonton film horor."     

Petugas yang lain berkata, "Film horor dapat meningkatkan hubungan antara dua orang. Gadis-gadis akan memeluk pacarnya ketika merasa takut. Pria-pria ini benar-benar memiliki banyak rencana."     

Qiao Mu mendengarkan percakapan itu dan sama sekali tidak tahu kalau yang sedang dibicarakan adalah dirinya dan Li Yan.     

Namun, ketika mereka memasuki teater, duduk dan film dimulai, suasananya jadi tidak wajar.     

Suara awalnya adalah suara yang menakutkan, dan Qiao Mu mulai bingung, "Paman, tiket film apa yang kamu beli?"     

"Aku membeli secara asal."     

Qiao Mu terdiam, "..."     

Qiao Mu mengangkat tiketnya dan melihat, itu ternyata adalah film horror!     

Dia melirik Li Yan, "Paman, ternyata pria licik yang dibicarakan oleh petugas tiket adalah kamu!"     

Li Yan terdiam, "..."     

Li Yan benar-benar tidak sengaja membelinya. Dia hanya memberi tahu penjual tiket sesuai ucapan Qiao Mu. Dia membeli tiket film yang tersedia dan yang akan segera dimulai.     

Qiao Mu yang bernyali kecil benar-benar tidak berani untuk menontonnya, tapi dia merasa itu sangat mengasyikkan, jadi dia meraih tangan Li Yan dengan gugup, menonton sambil ikut berteriak bersama orang banyak.     

Li Yan tidak berdaya, wanitanya sangat ketakutan pada film yang begitu membosankan.     

Namun, dia tidak keberatan kalau Qiao Mu terus masuk ke dalam pelukannya. Akhirnya, wanita ini memang terus memeluknya, menonton film dengan mengintip lalu berteriak dan meletakkan wajahnya di dadanya.     

Selama seluruh proses menonton film, mereka berdua tidak terlalu menonton film, yang satu ketakutan, dan yang lain benar-benar menikmati perasaan saling berpelukan.     

Akhirnya film itu berakhir, mereka juga akhirnya tahu kalau itu semua hanya mimpi sang pemeran utama wanita.     

Qiao Mu masih belum pulih dari ketakutannya. Saat berjalan keluar dari teater, dia masih memegang tangan Li Yan, seolah takut dia akan membuangnya.     

Di luar hari sudah gelap, Li Yan bertanya pada Qiao Mu apa yang ingin dia makan untuk makan malam, Qiao Mu pun menjawab dengan menyedihkan, "Aku ingin pulang."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.