Paman, Apakah Aku Layak Menjadi Simpananmu

Reuni, Ajang Pamer Tersembunyi (2)



Reuni, Ajang Pamer Tersembunyi (2)

0Xu Xiyan berkata sambil tersenyum, "Kalian tidak tahu, Gu Cheng sudah punya tunangan. Katanya tunangannya adalah seorang putri dari kalangan atas. Dia akhirnya menemukan pasangan dengan status yang tepat."     
0

"Itu artinya, Chi Xia dicampakkan oleh Gu Cheng?"     

"Aku benar-benar tidak menyangka!"     

Qiao Mu berkata dengan dingin, "Apa kalian sangat tertarik bergosip tentang urusan orang lain?"     

"Kami ini prihatin, bagaimana mungkin Gu Cheng mencampakkan Chi Xia demi tunangannya?"     

Begitu suara itu terucap, sebuah suara lain terdengar di pintu, "Siapa yang bilang aku mencampakkan Xiaxia?"     

Kemudian, Gu Cheng masuk ke dalam ruangan.     

Qiao Mu memandang orang yang datang dan sedikit mengernyit. Bukankah Xiaxia mengatakan bahwa dia tidak akan datang?     

Gu Cheng berjalan lurus ke arah Chi Xia, lalu memandang ke orang lain dan berkata dengan ringan, "Xiaxia yang mencampakkanku, tapi aku mengejarnya lagi sekarang. Tunangan yang kamu sebutkan itu sudah tidak ada lagi. Posisi itu hanya akan ditempati oleh Chi Xia."     

"Hei, Gu Cheng, kamu masih sangat tergila-gila dalam cinta, sungguh membuat orang iri. Xiaxia, kenapa kamu tidak segera setuju untuk kembali bersamanya?" Seseorang berteriak.     

Qiao Mu memandang Gu Cheng, "Apa maksud ucapanmu? Di mana tunanganmu?"     

"Aku telah membatalkan pertunangan." Gu Cheng menatap Chi Xia dan berkata dengan lugas, "Xiaxia, mari kita mengulang hubungan kita lagi. Beri aku kesempatan lagi."     

Dia telah menunggu lama untuk hari ini. Setelah akhirnya bisa menyelesaikan urusan keluarga, dia meminta Chi Xia untuk memberinya kesempatan dengan percaya diri.     

Gu Cheng percaya bahwa Xiaxia hanya mempermasalahkan tunangannya. Selama dia memutuskan pertunangan, Xiaxia pasti akan kembali kepadanya.     

Menghadapi pengakuan penuh kasih sayang dari Gu Cheng, ekspresi Chi Xia masih tampak datar. Qiao Mu bisa merasakan sorot mata Chi Xia yang menatap Gu Cheng, tidak ada sedikit pun cinta dan sangat sangat acuh tak acuh.     

Ini adalah pertama kalinya Qiao Mu melihat Chi Xia memperlakukan Gu Cheng begitu acuh tak acuh. Di masa lalu, ketika Chi Xia menyebut nama Gu Cheng, seluruh tubuhnya akan diselimuti aura kegembiraan.     

Pada saat ini, dia bisa menghadapinya dengan tenang. Qiao Mu tahu bahwa Chi Xia benar-benar sudah mati rasa pada Gu Cheng.     

Chi Xia hanya melirik Gu Cheng, lalu mengalihkan pandangannya dan menanggapi perkataan semua orang, "Kalian merasa dia sangat baik, maka jangan lewatkan kesempatan karena dia lajang sekarang. Aku sudah tidak ada hubungan apa-apa dengannya, jika kalian ingin melakukan tindakan, maka harus cepat."     

Raut wajah Gu Cheng berubah. Dari awal hingga akhir, Chi Xia hanya menatapnya sekilas, seolah-olah dia sedang menghadapi orang asing.     

Gu Cheng menatap punggung Chi Xia, sorot matanya penuh dengan luka.     

Tiba-tiba, sebuah suara terdengar, "Qiao Mu, apa itu kamu?"     

Qiao Mu menatap ke arah suara tersebut, kemudian baru memperhatikan pria yang berdiri di samping. Qiao Mu memandangnya dan mengingat nama pria itu di benaknya, "Yang Hao?"     

Pria itu mengangguk, "Aku tidak menyangka akan bertemu denganmu di reuni sekolah hari ini."     

Xu Xiyan tersenyum dan berkata, "Yang Hao, kamu langsung memperhatikan Qiao Mu ketika masuk, jangan bilang kamu masih menyukai Qiao Mu?"     

Yang Hao adalah pria yang disukai Xu Xiyan saat SMA, dan dia ditolak ketika menyatakan cintanya pada Qiao Mu. Pada saat itu, Yang Hao terus mengucapkan janjinya, "Qiao Mu, jika kamu tidak ingin pacaran sekarang tidak masalah, aku bisa menunggumu selama lima tahun. Setelah lulus, aku akan menyatakan perasaanku lagi."     

Yang Hao hanya tersenyum dan tidak menjawab, matanya tertuju pada wajah Qiao Mu. Gadis di depannya kini lebih cantik daripada saat di SMA, memancarkan temperamen yang berbeda dan sangat menawan.     

Nada bicara Xu Xiyan masam, "Yang Hao, apa hatimu sudah mati rasa? Mumu sudah punya pacar, kamu tidak punya kesempatan."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.