Paman, Apakah Aku Layak Menjadi Simpananmu

Suka Memanggil Suami Sebagai Paman



Suka Memanggil Suami Sebagai Paman

Usai bercerita, Yu Yiduo mengungkapkan betapa marahnya dia sambil berkata, "Mumu, menurutmu, apa dia sengaja melakukannya? Dia tidak suka aku makan durian, jadi dia berpura-pura bodoh dan mengira itu adalah sampah, sampah di rumahnya yang ditaruh di atas di meja kopi!"     

Qiao Mu berkata dalam hati, Bibi, rumahnya adalah rumahmu juga, oke?     

Yu Yiduo tidak menunggu tanggapan Qiao Mu dan langsung mengguncangnya, "Apa kamu juga kesal dengan perilakunya?"     

"Bibi, paman mungkin benar-benar mengira itu adalah kantong sampah, atau mungkin mengira kamu sudah selesai makan."     

"Tidak mungkin! Dia pasti melakukannya dengan sengaja. Coba lihat apa dia panik ketika tahu aku meninggalkan rumah!"     

Qiao Mu benar-benar tidak tahu harus tertawa atau menangis. Usia Ibu Li Yan tidak terlalu muda, tapi masih mempertahankan hati kekanak-kanakan anak kecil. Sekali lihat langsung tahu bahwa ayah Li Yan sangat memanjakannya.     

Qiao Mu tidak tahu bagaimana membujuknya, jadi dia hanya bisa menunggu Li Yan pulang untuk menyelesaikan masalah, "Bibi, kamu bisa tinggal di sini sementara untuk makan malam dan menenangkan diri."     

"Tapi aku ingin makan durian."     

Qiao Mu menelan ludah tanpa sadar, "Tidak ada durian di rumah."     

"Mumu, telepon Li Yan dan minta dia membelinya. Katakan saja kamu yang ingin memakannya."     

Qiao Mu lagi-lagi berkata dalam hati, bisakah tidak mendorong masalah ini padanya?     

Namun, Qiao Mu memang sedikit punya keinginan untuk makan durian.     

Di bawah desakan Yu Yiduo, Qiao Mu mengambil ponsel dan menelepon Li Yan. Setelah panggilan itu terhubung, Qiao Mu segera bertanya, "Paman, kapan kamu pulang?"     

"Aku sudah dalam perjalanan pulang. Apa kamu bisa merindukanku sekarang?" kata pria itu dengan suara rendah.     

Qiao Mu melirik Yu Yiduo, lalu berdeham ringan dan berkata dengan nada berdiskusi, "Paman, aku tiba-tiba ingin makan durian, bisakah kamu membawa durian pulang?"     

"Kenapa kamu tiba-tiba ingin makan itu? Apa kamu terlalu lelah karena pekerjaanmu dan tidak ingin aku menyentuhmu, jadi kamu sengaja memakannya untuk membuatku tidak menyukainya?"     

Qiao Mu menjawab, "Tidak, tadi di tempat kerja suasana hatiku sangat buruk, jadi aku ingin makan durian untuk mengurangi emosi buruk di hatiku."     

"Kalau tidak salah ingat, makan durian mudah untuk membuat panas dalam."     

"Aku ini mau melawan racun dengan racun." Setelah Qiao Mu selesai berbicara, dia melihat Yu Yiduo mengacungkan jempol untuk memujinya.     

Segera setelah itu, Qiao Mu menambahkan, "Paman, aku benar-benar mengalami masalah di tempat kerja hari ini. Jika kamu membelikanku durian, maka aku akan memberi tahu apa yang terjadi padaku hari ini."     

Setelah permohonan berulang Qiao Mu, Li Yan akhirnya dengan enggan setuju.     

Yu Yiduo tidak merasa senang sama sekali dan malah menghela napas, "Huh, orang-orang memang menyebalkan. Li Yan langsung membelikannya ketika kamu memintanya, kenapa priamu lebih perhatian daripada priaku?"     

Bukankah Li Yan adalah putranya?     

Tidak lama kemudian, Li Yan pulang dengan membawa sebuah durian besar.     

Yu Yiduo menyambutnya dan mengambil durian itu, "Nak, terima kasih."     

Li Yan mengerutkan kening, lalu melirik wanita kecil lugu di sampingnya. Dia kemudian mengerti mengapa wanita kecil itu tiba-tiba ingin makan durian.     

Qiao Mu terus lanjut sibuk di dapur, sementara Li Yan mengikutinya dan berkata sambil tersenyum, "Kamu menjadi sangat berbudi luhur sekarang, ya? Kamu bahkan melayani suamimu setelah pulang bekerja?"     

Suami…     

Ini pertama kalinya Qiao Mu mendengar panggilan ini dari mulutnya.     

Qiao Mu tidak bisa menahan diri untuk tidak tersipu dan memelototinya, "Suami apanya? Dasar tidak tahu malu!"     

"Ya, hanya kamu yang tahu malu. Kamu adalah si cabul kecil yang suka memanggil suaminya dengan sebutan paman."     

Qiao Mu terdiam, "..."     

Qiao Mu berseru dengan tidak senang, "Aku hanya berpikir aku sudah terlalu sibuk akhir-akhir ini dan ingin memberimu hadiah, tapi kamu malah tidak menghargainya!"     

"Aku menghargainya." Li Yan mengaitkan bibirnya, lalu mengambil sayuran dari tangannya dan memeluknya, "Kamu mengatakan di telepon bahwa kamu mengalami masalah di perusahaan, tidakkah sekarang saatnya memberitahuku?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.