Paman, Apakah Aku Layak Menjadi Simpananmu

Bertemu Musuh Dengan Kebencian Yang Luar Biasa (4)



Bertemu Musuh Dengan Kebencian Yang Luar Biasa (4)

0"Lu… Uh…"     
0

Guan Baobei membuka mulutnya untuk mengatakan sesuatu, tapi itu hanya akan membuat lidah pria itu masuk dan menelusuri mulutnya lebih dalam.     

Napas panas pria itu menghembus di wajahnya. Guan Baobei merasa pusing namun tidak berdaya. Dia ternyata sama sekali tidak bisa menahan ciuman itu.     

Di dalam hati dia merasa sangat kesal. Atas dasar apa segala sesuatu bisa berjalan sesuai keinginan pria itu?     

Guan Baobei membuka mulutnya dan menggigit lidah Lu Jingzhi dengan keras.     

Namun Lu Jingzhi menyipitkan matanya dan malah menciumnya dengan lebih panas.     

Baru setelah Guan Baobei tidak punya kekuatan untuk melawan, pria itu baru berhenti dan menatap wajahnya yang memerah itu dengan puas.     

"Guan Baobei, apa menurutmu dengan satu ucapanmu itu bisa membatalkan pernikahan kita? Orang tua kita yang memiliki keputusan akhir dalam pernikahan kita, ini bukan hal yang bisa terjadi sesuai yang kamu inginkan!"     

Guan Baobei terkejut, "Kamu sendiri yang tidak mengakui pernikahan kita. Kamu mengatakan bahwa cepat atau lambat pernikahan akan dibatalkan. Lu Jingzhi, apa otakmu bermasalah?"     

Lu Jingzhi mengerutkan kening, "Aku yang menentukan apa yang dilakukan tentang pernikahan, bukan kamu!"     

Guan Baobei menggertakkan giginya karena marah, "Sialan, kamu anggap apa aku?!"     

"Tidak boleh berkata kotor!"     

"Toh ini mulutku, s*alan!"     

"Siapa pria yang kamu kencani? Aku tahu kamu telah merencanakan untukku sejak lama. Jika kamu berperilaku baik, aku dapat memenuhi keinginanmu."     

Guan Baobei terdiam, "..."     

"Bajingan, aku akan mencari pacar besok dan membuat kesombonganmu itu… Um…"     

Sialan! Apakah pria ini kecanduan menciumnya?     

Makanan sudah selesai dipesan, hidangan dingin semua sudah disajikan, tapi dua orang yang keluar belum kembali.     

Qiao Mu tahu bahwa Lu Jingzhi tidak akan bisa berbuat apa-apa pada Guan Baobei, tetapi bagaimanapun juga, karena dirinya yang membawa Guan Baobei kemari, jika kedua orang ini bertengkar di hotel, itu akan menjadi kesalahannya.     

Namun, tiba-tiba pintu didorong terbuka dan keduanya kembali.     

Yang pertama masuk adalah Lu Jingzhi. Ekspresinya acuh tak acuh, dia berjalan ke meja makan dan duduk. Di belakangnya ada Guan Baobei dengan wajah sedikit memerah, bibirnya bengkak tidak wajar. Mereka berdua jelas keluar dan melakukan hal yang tidak baik.     

Lu Jingzhi melirik Guan Baobei di belakangnya, lalu menepuk kursi kosong di sampingnya, "Ayo duduk."     

Ada dua kursi kosong di depan meja bundar. Li Yan dan Qiao Mu duduk bersama, Chi Xia duduk di sebelah Qiao Mu, ada kursi kosong di antara Ling Xi dan Chi Xia.     

Su Chen duduk di sebelah Li Yan, Lu Jingzhi duduk di sebelah Su Chen, ada kursi kosong antara Lu Jingzhi dan Ling Xi. Jadi, Ling Xi memiliki kursi kosong di kedua sisi kanan kirinya, dengan ujung satu Lu Jingzhi di satu sisi dan Chi Xia di sisi lain.     

Guan Baobei memutar matanya ke arah Lu Jingzhi dan duduk di kursi kosong di antara Chi Xia dan Ling Xi.     

Raut wajah Lu Jingzhi tampak buruk. Dia berdiri dan berjalan di belakang Ling Xi dan menepuk bahu Ling Xi. Ling Xi hanya bisa dengan enggan bertukar tempat duduk dengannya.     

Kasihan sekali Ling Xi, semuanya punya pasangan dan hanya dia yang sendirian!     

Untungnya, kakak kedua tampaknya tidak akur dengan pasangannya, situasinya pun jadi tidak begitu memalukan.     

Qiao Mu menatap Guan Baobei dengan mata ambigu dan menggoda, "Baobei, ada apa dengan bibirmu? Kamu seperti orang yang memakai lipstik."     

Guan Baobei menyesap air dengan tidak setuju, "Digigit anjing."     

"Pfft…" Ling Xi tertawa terbahak-bahak, "Nona, ucapanmu benar, Lu Jingzhi memang shio anjing."     

Satu ucapan itu langsung membuat ekspresi Guan Baobei menjadi tidak wajar. Dia kemudian berkata dengan marah, "Aku digigit anjing, apa hubungannya dengannya!"     

Alis Lu Jingzhi berkerut, "Guan Baobei, ucapanmu begitu menusuk telinga, jangan mengatakan sesuatu yang tidak enak didengar lagi!"     

"Kamu tidak bisa mengatur apa yang kukatakan!"     

"Bagaimana kalau kita keluar lagi untuk berbicara?"     

Begitu kata-kata ini terdengar, Guan Baobei hanya merasakan bibirnya yang bengkak dan rasa sakitnya mulai membakar lagi. Dia pun menjadi tenang seketika.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.