Paman, Apakah Aku Layak Menjadi Simpananmu

Selama Dia Bersedia, Aku Akan Menikahinya Kapan Pun (2)



Selama Dia Bersedia, Aku Akan Menikahinya Kapan Pun (2)

0"Li Yan!" Qiao Mu menatapnya, "Aku hanya bercanda, kenapa kamu begitu berpikiran sempit? Aku hanya sedang menggodamu saja!"     
0

"Benarkah? Tapi godaanmu itu adalah suatu kejujuran."     

Qiao Mu mulai patah semangat dan bersandar di depan Li Yan, "Kakak, jangan marah, aku akan mengatakan hal yang serius padamu. Aku lolos babak penyisihan, tidakkah kamu merasa senang untukku?"     

Wanita ini semakin lancar dalam memanggilnya kakak.     

Setiap kali wanita ini berusaha membuatnya senang, dia akan memanggilnya kakak tanpa ragu-ragu. Wanita ini tahu bahwa jika dia bertingkah manja, Li Yan akan melepaskannya.     

Mengenai kompetisi, dia sudah memperkirakan wanita kecilnya memiliki kemampuan dan minat yang besar dalam desain pakaian. Dia melihat semua jenis cinta yang terpancar dari hatinya untuk desain pakaian. Wanita itu bahkan bisa membuat sebuah karya seni yang indah hanya dengan sketsa asal-asalan. Setiap saat dia menggambar karya desain, penampilannya yang serius begitu bersinar.     

Meskipun merasa senang untuk Qiao Mu di dalam hatinya, tapi Li Yan malah mendengus dingin, "Desain kostum memang sudah ada di hatimu, itu sama pentingnya denganku. Jika kamu gagal pada putaran pertama kompetisi, maka kamu perlu dihajar."     

Qiao Mu tersenyum lebar dan bisa melihat bahwa pria itu tidak marah lagi.     

Qiao Mu kemudian teringat apa yang dikatakan ayahnya kepadanya terakhir kali ketika kembali ke rumah Keluarga Qiao. Dia mendongakkan kepala dan menatap Li Yan dengan mata besar, "Paman, maukah kamu pulang ke rumah untuk makan malam ini?"     

Li Yan menyipitkan matanya. Kata 'pulang ke rumah' yang dimaksud wanitanya adalah pulang ke rumah Keluarga Qiao.     

Ini adalah pertama kalinya Qiao Mu mengajaknya pulang ke rumah Keluarga Qiao.     

Qiao Mu menatap sorot mata Li Yan yang tidak jelas. Melihat bahwa pria itu tidak berbicara, dia mengerucutkan bibirnya, "Jika kamu tidak mau lupakan saja. Ayahku yang meminta untuk mengajakmu pulang untuk makan malam."     

"Jadi itu bukan kamu yang menginginkan? Apa kamu tidak ingin mengajakku pulang ke rumahmu?"     

"Bukan begitu! Aku khawatir kamu tidak mau dan malah mempersulitmu."     

Li Yan berdiri dan menepuk kepala Qiao Mu, "Ayo pergi."     

"Ke mana?"     

"Karena akan pergi menemui ayah mertua, tentu saja aku harus menyiapkan beberapa bingkisan. Bagaimana jika ayah mertuaku tidak puas dan mengusirku?"     

Qiao Mu yang mendengarnya pun tertawa, "Ternyata Tuan Muda Li masih punya hal yang dikhawatirkan."     

Li Yan hanya menaikkan sudut mulutnya dan tidak mengatakan apa-apa. Sebenarnya, makhluk kecilnya ini tidak tahu, segala sesuatu tentang dia adalah faktor yang tidak diketahui oleh Li Yan.     

Di dunia ini, Li Yan memiliki kepercayaan penuh dalam segala hal, tetapi wanita itu adalah satu-satunya hal yang membuat Li Yan takut berbuat kesalahan jika tidak hati-hati.     

Dia pernah membuat kesalahan sekali sepuluh tahun yang lalu, dan dia tidak bisa membuat kesalahan lagi kali ini.     

Meskipun Qiao Mu terus mengatakan bahwa buah tangan tidak diperlukan dan ayahnya tidak akan memikirkannya, Li Yan tetap tidak mendengarkannya.     

Qiao Jiannan tidak merokok dan minum alkohol, juga ada banyak suplemen di rumah. Dia hampir tidak kekurangan apa pun.     

Tapi Li Yan masih bersikeras untuk membeli buah tangan.     

Li Yan secara khusus mencari tahu kesukaan Qiao Jiannan dan mengetahui bahwa Qiao Jiannan menyukai teh. Dia pun pulang dan mengambil koleksi teh kuno yang berharga milik Li Zheng sebagai buah tangan.     

Qiao Mu sedikit khawatir, jika Li Zheng sampai mengetahuinya, tidakkah dia akan marah besar?     

Melihat Li Yan mempersiapkan dengan sepenuh hati, hati Qiao Mu terasa hangat. Pria ini tidak pernah menempatkan siapa pun di matanya. Dia selalu begitu tinggi di atas, hanya orang lain yang selalu mendongakkan kepala untuk memandangnya, tapi pria itu begitu sepenuh hati ingin menyenangkan ayahnya.     

Sedangkan Qiao Jiannan sebenarnya bukan ayah kandungnya, tapi Li Yan rela menurunkan egonya seperti ini.     

Qiao Mu memandangi tubuh tinggi pria itu, lalu melangkah maju dan memeluk pinggangnya, "Paman, terima kasih telah begitu menghargaiku seperti ini."     

"Bodoh, ini bukan untuk menghargaimu. Aku sedari awalnya memang seharusnya berterima kasih padanya karena telah menjagamu selama bertahun-tahun."     

Hidung Qiao Mu terasa pedih, dia tidak bisa menahan tangisnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.