Paman, Apakah Aku Layak Menjadi Simpananmu

Keberuntungan Terbesar Adalah Bertemu Dengannya (2)



Keberuntungan Terbesar Adalah Bertemu Dengannya (2)

0Li Yan sendiri tidak mengerti mengapa dirinya hampir mengingat segala hal kecil tentang Qiao Mu walau sudah lewat sepuluh tahun.     
0

Ketika dia memilih untuk pergi, dia sudah mempercayai ucapan provokasi yang dikatakan Qiao Ya. Jika menilai dari emosinya, dia pasti telah melupakan makhluk kecil yang tidak punya hati ini sedari dulu, tetapi nyatanya dia tidak melupakannya.     

Mungkin ini yang disebut takdir.     

Mereka ditakdirkan untuk bersama.     

Mendengar kata-kata pria itu, mata Qiao Mu menjadi basah tanpa alasan. Kenangan di masa kecil saat itu benar-benar indah. Dia mengabaikan orang-orang di sekitarnya dan melemparkan dirinya ke dada Li Yan.     

"Paman, terima kasih."     

Terima kasih karena pernah tidak membiarkanku pergi, terima kasih telah memberikan sedikit lebih banyak kenangan indah di masa kecilku.     

Qiao Mu benar-benar bersyukur pria ini muncul dalam hidupnya.     

Baginya, keberuntungan terbesarnya saat berada di Keluarga Qiao adalah bertemu dengannya.     

Pada saat ini, Qiao Mu menyadari bahwa semua rasa sakit yang dia alami semuanya sepadan. Untuk bisa bersama dengan pria ini, semua derita itu bukanlah apa-apa.     

Li Yan menurunkan matanya untuk menatap wanita kecil itu. Dia memeluknya dengan lembut dan membelai kepalanya, "Bodoh, ada begitu banyak orang yang di sini, apa kamu tidak merasa malu orang lain menertawakanmu?"     

"Biarkan mereka melihat, memangnya aku tidak boleh bersikap manja sedikit?" Qiao Mu bergumam pelan.     

Ada dua gadis yang lewat dan melihat pemandangan ini. Mereka pun berbisik dengan suara rendah, "Lihatlah pasangan ini, yang satu tinggi dan yang satu sangat mungil. Perbedaan ini terlihat sangat imut, ya!"     

"Astaga, aku sangat iri. Lihatlah cara pria itu memandang wanitanya, begitu lembut sampai bisa membuat meleleh. Gadis itu terlihat masih berusia 18 atau 19 tahun. Apa ini versi nyata dari seorang paman dan kekasih kecilnya?"     

Paman?      

Mendengar kata ini, sorot mata Li Yan menjadi muram. Dia melihat ke arah dua gadis tersebut dengan dingin. Kedua gadis itu segera terdiam, lalu menundukkan kepala dan bergegas pergi.     

Qiao Mu yang mendengar komentar orang itu pun mengangkat kepalanya dan tersenyum, "Paman dengan kekasih kecilnya, itu memang cocok dengan kita."     

"Apa?"     

Qiao Mu menyadari bahwa Li Yan tidak senang dan segera mengubah kata-katanya, "Bukan paman, maksudku kakak laki-laki!"     

Li Yan yang merasa puas dengan kata-katanya pun membawanya untuk lanjut berbelanja.     

Setelah mengambil semua barang yang dibeli, keduanya pergi ke kasir untuk membayar.     

Qiao Mu berdiri di samping dan melihat permen lolipop yang sedang dipindai oleh kasir. Dia sudah tidak sabar untuk segera membukanya dan memakannya.     

Rasanya masih sama dengan yang dia makan waktu kecil dulu, begitu manis!     

Setelah selesai membayar, Li Yan berjalan keluar dengan membawa tas di satu tangan dan menggandeng Qiao Mu dengan tangan lainnya.     

Ketika sampai di pintu keluar, Qiao Mu berhenti dan menunjuk ke samping, "Paman, aku ingin makan es krim."     

Bibi yang menjual es krim tersenyum pada Qiao Mu dan bertanya, "Gadis kecil, rasa apa yang kamu inginkan?"     

Qiao Mu berkata, "Tiramisu."     

Bibi penjual es krim itu mengangguk, kemudian mengambil contong es krim dan mengisinya dengan es krim.     

Qiao Mu mengambilnya, sementara Li Yan membayar sambil berkata, "Tidak perlu kembalian."     

Bibi penjual es krim itu sangat senang. Dia merasa harus mengatakan sesuatu yang baik setelah menerima uang itu. Dia memandang Qiao Mu dan tersenyum menyanjung, "Gadis kecil, kamu sangat cantik. Kalian benar-benar serasi. Kalau orang tidak tahu, mereka akan berpikir kalian adalah pasangan. Kakak tampan ini benar-benar awet muda, sama sekali tidak terlihat seperti paman."     

Pftt…     

Qiao Mu hampir tertawa terbahak-bahak. Apanya yang terlihat muda? Pamannya ini berusia 28 tahun, oke?     

Dia menatap Li Yan yang ekspresinya sudah menjadi sedikit lebih muram.     

Li Yan mengangkat matanya dengan dingin, "Siapa bilang aku pamannya? Aku pacarnya!"     

Qiao Mu tidak bisa menahan diri dan segera menarik Li Yan untuk pergi.     

Bibi penjual es krim itu menatap mereka dengan heran. Mengapa dia memanggilnya paman jika mereka adalah pasangan?     

Hah, anak muda zaman sekarang benar-benar berpacaran dengan cara yang berbeda!     

Setelah masuk ke mobil, Qiao Mu menatap wajah pria yang tidak senang itu. Dia sangat ingin tertawa tetapi tidak berani mengeluarkan suara tawanya.     

Qiao Mu menggandeng tangannya, "Paman, jangan marah."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.