Paman, Apakah Aku Layak Menjadi Simpananmu

Aku Tahu Kamu Merindukanku, Aku Juga Merindukanmu



Aku Tahu Kamu Merindukanku, Aku Juga Merindukanmu

0Qiao Mu dengan senang hati mempermainkan Li Yan yang sedang tidur. Dia menatap matanya yang tertutup dan sekali lagi mengambil keuntungan darinya. Namun, kali ini lidahnya yang baru saja dijulurkan tidak menyentuh bibir pria itu.     
0

Detik berikutnya, bibirnya ditahan dengan gigitan.     

Qiao Mu membeku, kemudian melihat mata tertutup pria itu perlahan terbuka.     

Qiao Mu yang tertangkap basah seketika merasa malu, wajahnya langsung memerah!     

Kenapa pria ini tidak bilang-bilang kalau sudah bangun! Dia bahkan tidak memberinya sedikit pun persiapan!     

Namun, pria itu tidak memberinya kesempatan untuk bereaksi. Li Yan meraih pinggangnya dengan satu tangan, lalu menekan punggungnya dengan tangan yang lain. Dalam sekali gerakan, pria itu sudah menekannya di bawah tubuhnya.     

Dia pun dihujani dengan ciuman yang panas.     

Bagaimana bisa pria yang baru saja bangun ini langsung menggila tanpa perlu pemanasan?     

Menghadapi sorot mata pria itu, Qiao Mu terkejut. Kedua matanya tidak terlihat seperti orang yang baru bangun tidur, sama sekali tidak terlihat mengantuk.     

Dia sudah bangun sedari tadi?     

Qiao Mu memiliki perasaan seperti ditipu. Dia ditipu olehnya dengan sengaja?     

Menjijikkan! Qiao Mu bahkan berpikir bahwa dirinya telah berhasil mencium pria itu diam-diam dan merasa sangat bahagia, tapi pada akhirnya pria itu diam-diam menikmatinya!     

Pagi-pagi sekali tubuh Li Yan sudah dipicu. Bisa dikatakan api di dalam tubuhnya masih belum padam sepanjang malam.     

Sebenarnya ketika Qiao Mu menyentuh bulu matanya barusan, Li Yan sudah bangun dan menutup matanya dengan tenang. Dia ingin melihat apa yang akan wanita itu lakukan saat dirinya tidur, tapi dia tidak menyangka bahwa dia akan dirangsang seperti ini!     

Li Yan menundukkan kepala untuk menatap wajah wanita yang memerah, lalu tertawa dengan suara rendah, "Sudah begitu aktif di pagi buta. Makhluk Kecil, baru saja tidak bertemu selama beberapa hari. Apakah kamu sudah begitu tidak sabar?"     

"Bukan begitu!"     

"Anak baik, aku tahu kamu merindukanku, aku juga merindukanmu…"     

Kata terakhir teredam di antara bibir mereka berdua.     

Qiao Mu tertegun dan bereaksi terhadap apa yang Li Yan katakan barusan. Ini adalah pertama kalinya pria itu mengucapkan kata-kata manis untuk mengungkapkan dia merindukannya, tetapi… bisakah tidak mengatakannya dengan cara yang mengandung makna terpendam?     

Kemudian, pria tersebut mulai menggunakan tindakan untuk membuktikan betapa dia merindukannya!     

Seluruh waktu pagi yang baik ini dihabiskan untuk melakukan hal yang memalukan.     

Qiao Mu merasa sangat bersalah. Dia menyerah akan harapan awalnya di mana dia bisa mempermainkan Li Yan!     

Pelayan mengantarkan makan siang ke kamar. Li Yan kembali ke kamar tidur dan menatap wanita kecil yang tertidur dalam keadaan setengah sadar. Dia menepuk pipinya dengan ringan dan berkata, "Anak baik, ayo bangun dan makan."     

"Ya," jawab Qiao Mu singkat. Dia tidak berniat untuk bangun sama sekali.     

Dia sangat lelah dan mengantuk, juga sangat lapar!     

"Makan dulu. Tidurlah lagi setelah makan." Melihat wanita kecil itu tidak menjawab, tangan besar Li Yan meraih selimut, "Jika kamu ingin terus berbaring di tempat tidur, aku tidak keberatan untuk melanjutkan…"     

Sebelum Li Yan menyelesaikan ucapannya, Qiao Mu sudah membuka matanya dan memelototinya dengan wajah memerah, "Binatang!"     

"Aku anggap kamu sedang memuji priamu!"     

Memuji? Jelas-jelas itu adalah istilah untuk menghina!     

Qiao Mu tersipu dan mendorongnya, "Kamu keluar dulu, aku mau mengenakan pakaian."     

Li Yan melirik garis tubuh wanita itu di bawah selimut dan terkekeh pelan, "Menurutmu, bagian tubuhmu mana yang aku belum pernah lihat dan aku sentuh…"     

"Ah… Diam, diam!" Qiao Mu berteriak untuk menghentikannya, wajahnya merona seperti darah.     

Qiao Mu mengangkat selimut untuk menutupi kepalanya dan menyembunyikan rasa malunya.     

Senyum di sudut mulut Li Yan semakin merekah. Wanita kecil ini sangat pemalu, jelas-jelas dia sudah pernah sangat dekat dengannya sampai tidak ada batasan, tapi masih saja mudah tersipu dan malu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.