Paman, Apakah Aku Layak Menjadi Simpananmu

Apa Kamu Tidak Malu Menangis Di Jalanan?



Apa Kamu Tidak Malu Menangis Di Jalanan?

0Chi Xia meninggalkan ruang perjamuan dengan linglung dan berjalan keluar dari hotel. Ketika angin sepoi-sepoi menerpa tubuhnya, itu tidak membuatnya semakin tersadar dan malah membuatnya semakin pusing.     
0

Dia menatap Su Chen dengan ekspresi kosong, "Tuan Su, kamu tidak perlu mengantarku. Aku bisa naik taksi sendiri."     

"Apa kamu yakin bisa pulang sendiri?" Penampilannya sekarang tampak sangat mabuk.     

"Aku tidak mabuk, bagaimana mungkin aku tidak bisa pulang sendiri? Kita sudah sepakat untuk tidak berutang satu sama lain, jadi tolong untuk tidak menemuiku lagi di masa depan. Jangan menatapku dengan sorot mata menjijikkan lagi, selamat tinggal!"     

Su Chen melihat punggung Chi Xia yang berbalik dan pergi. Dia menyipitkan matanya, lalu mengangkat kakinya dab berjalan menuju mobil.     

Chi Xia berdiri di pinggir jalan untuk menunggu taksi. Pergelangan kakinya sangat sakit. Sepatu baru ini membuat kakinya lecet. Dia berjalan sambil berpegangan pada pembatas jalan, kemudian mengeluarkan ponselnya dan bersiap untuk memesan taksi.     

Namun, saat baru saja duduk, sebuah mobil berhenti di depannya. Saat mendongak, dia melihat wajah Su Chen di dalam mobil.     

Su Chen menatap Chi Xia yang duduk di pinggir jalan. Wanita itu tampak menyedihkan seperti anak anjing yang ditinggalkan.     

Kenapa wanita ini selalu memberinya perasaan seperti ini setiap saat?     

Su Chen berkata dengan dingin, "Naik ke mobil!"     

"Tidak perlu!"     

"Chi Xia, tidak ada taksi yang lewat di sini. Apa kamu ingin duduk di sini sepanjang malam?" Nada bicara Su Chen sedikit tidak sabar.     

Chi Xia pun berdiri, tapi dia tidak berjalan menuju mobil dan malah menyusuri sisi jalan menuju ke persimpangan.     

Su Chen mengerutkan kening. Wanita ini benar-benar tidak tahu diuntung!     

Su Chen tidak pernah mengambil inisiatif untuk mengantar seseorang sebelumnya, tapi sekarang dia ditolak, bahkan telah ditolak dua kali berturut-turut!     

Dia menginjak pedal gas dan melaju langsung melewatinya.     

Melihat mobil itu pergi, Chi Xia mengerutkan bibirnya. Pria itu tidak menyukainya, bahkan tidak ingin melihatnya!     

Setiap kali melihatnya, pria itu selalu memasang ekspresi jijik. Bukankah dia hanya tidak sengaja mabuk dan muntah padanya? Dia bahkan sudah meminta maaf! Kenapa pria itu tidak bisa bersimpati pada perasaannya yang sedang patah hati!     

Patah hati…     

Chi Xia menggigit bibirnya, entah apa itu karena kakinya terlalu sakit atau hatinya yang sakit. Langkah yang dia ambil terasa sangat berat, dia akhirnya berhenti dan berjongkok dengan lemah sambil menahan rasa sakitnya.     

Dia melepas sepatunya, jari-jari kakinya telah lecet. Mengapa dirinya terlihat begitu menyedihkan ketika datang ke acara perjamuan?     

Tiba-tiba, rasa tidak berdaya melandanya dan membuatnya merasa tertekan. Suasana hatinya juga menjadi sedih.     

Dia ingat ketika berada di sekolah menengah, suatu hari ada lomba olahraga sekolah. Dia ikut serta dalam lari jarak pendek dan tumitnya mengelupas saat berlatih. Saat itu, Gu Cheng membawa plester dan memegangi kakinya dengan sedih sambil mengobatinya, "Xiaxia, kenapa kamu begitu ceroboh? Tahukah kamu bahwa jika kamu melukai dirimu sendiri, aku juga akan merasa sedih!"     

Pria itu akan merasa sedih!     

Namun, hatinya masih sangat bersimpati, bahkan ketika dia memiliki tunangan, dia masih merasa kasihan padanya?     

Apakah pria itu tahu bahwa ketika dia mengetahui bahwa pria itu memiliki tunangan, sakit hatinya hampir membuatnya mati?     

Chi Xia menggigit bibirnya dengan keras, matanya menjadi kabur. Tiba-tiba, klakson mobil terdengar di telinganya. Dia mengangkat kepalanya dan samar-samar melihat melalui air mata, mobil yang baru saja pergi kini kembali lagi.     

Dia berkedip dan membuat air matanya jatuh. Setelah tidak ada air mata yang menghalangi penglihatannya, dia dengan jelas melihat bahwa orang di dalam mobil itu memang Su Chen.     

Pria itu menatapnya tajam. Tidak bisa terlihat emosi apa yang ada di dalam sepasang mata gelap itu.     

Chi Xia terkejut. Dia mengangkat tangannya dan menyeka air mata, lalu melepas kedua sepatunya dan berjalan ke depan tanpa alas kaki.     

"Chi Xia, apa kamu tidak malu menangis di jalan tanpa memedulikan citramu?" Suara Su Chen terdengar dari dalam mobil.     

"Bukan urusanmu." Chi Xia mempercepat langkahnya. Dia berjalan ke trotoar dan menjaga jarak dari mobil Su Chen.     

Tiba-tiba ada rasa sakit menusuk di kakinya. Dia berteriak dengan suara rendah. Ketika mengangkat kakinya, dia melihat pecahan kaca di jalan.     

Sialan! Kenapa dia sangat tidak beruntung!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.