Paman, Apakah Aku Layak Menjadi Simpananmu

Aku Merindukanmu Setengah Mati (3)



Aku Merindukanmu Setengah Mati (3)

0Menghadapi keramahan Ning Tongtong, Li Yan hanya menanggapinya dengan mengangguk ringan.     
0

Pada saat ini, semua pikirannya hanya tertuju pada Qiao Mu yang berada beberapa langkah di depannya. Wanita kecilnya hari ini mengenakan gaun putih yang cantik, memberinya dorongan untuk segera menariknya ke dalam pelukannya.     

Dia menekan ketidaksabarannya dan menatap wanita yang ada di seberangnya dengan tenang.     

Ning Tongtong mengabaikan tanggapan dingin Li Yan dan mengeluarkan kartu namanya dari tas, kemudian menyerahkannya kepada Li Yan, "Tuan Li, ini kartu namaku. Aku seorang perancang busana. Aku berharap memiliki kesempatan untuk menjadi perancang busana pribadi Anda."     

Ning Tongtong tersenyum dengan percaya diri. Perusahaan Li memiliki hubungan kerja sama dengan perusahaannya. Dengan menawarkan hubungan ini, Li Yan tidak akan menolaknya dan tidak mungkin tidak memberinya muka.     

Li Yan mengambil kartu nama itu dan bahkan tidak melihatnya, seolah-olah dia sama sekali tidak tertarik dengan semua ini.     

Shu Xinyu di samping melihat mereka berdua dan berkata pada waktu yang tepat, "Direktur Li, kalian bisa ngobrol dulu, aku akan pergi ke kamar mandi sebentar."     

Qiao Mu yang berada tidak jauh dari mereka mengerti bahwa Shu Xinyu ingin menjodohkan putrinya dengan Li Yan.     

Qiao Mu benar-benar ingin maju dan berdiri di antara keduanya, dengan posesif mengungkapkan ke orang luar bahwa pria ini adalah miliknya!     

Tapi… Li Yan sepertinya tidak bisa berinteraksi dekat dengannya di depan umum. Pria itu khawatir musuh akan datang mencari masalah.     

Qiao Mu hanya duduk di sofa. Karena tidak bisa mendekat, dia hanya akan melihatnya dari kejauhan.     

Tindakan Qiao Mu membuat wajah Li Yan muram, sementara Ning Tongtong di sisi yang berlawanan merasa bahwa Li Yan menjadi lebih dingin segera setelah Shu Xinyu pergi.     

Namun, pria yang bersikap seperti ini terlihat lebih menarik. Sekilas sudah bisa dilihat bahwa dia bukan pria biasa!     

Ning Tongtong hendak melanjutkan untuk mengatakan sesuatu. Tiba-tiba, Li Yan berkata dengan wajah dingin, "Maaf, aku masih ada urusan dan tidak bisa menemanimu."     

Ning Tongtong tertegun. Begitu menyelesaikan perkataannya, Li Yan sudah berjalan melewatinya dan tidak memberinya kesempatan sedikit pun untuk merespons.     

Qiao Mu melihat pria itu dari kejauhan. Tiba-tiba dia melihat pria itu berjalan ke arahnya.     

Apakah dia tidak keberatan berinteraksi dengannya di depan umum?     

Qiao Mu refleks berdiri, tidak bisa mengendalikan rasa bahagianya dan tersenyum lebar padanya, "Paman…"     

Li Yan mengatupkan bibirnya, lalu memegang tangannya tanpa mengucapkan sepatah kata pun dan membawanya pergi.     

Qiao Mu merasakan tangan besar itu dengan erat melingkari tangan kecilnya. Rasa dari dekapan itu membuat hatinya hangat.     

Entah kenapa Qiao Mu merasa detak jantungnya semakin cepat. Dia dengan tenang mengikuti pria itu berjalan keluar dari kerumunan.     

Waktu singkat yang hanya satu atau dua menit itu seolah telah berlalu begitu lama. Ketika melihat tubuh pria tinggi di sampingnya, dia ingin segera melompat ke dalam pelukannya, tetapi di tempat seperti ini, dia hanya bisa menahannya lagi dan lagi.     

Akhirnya, Li Yan membawanya menjauh dari kerumunan. Qiao Mu awalnya telah bersiap untuk memeluknya, tetapi dia tidak bertindak karena terlalu gugup.     

Ketika tersadar dari kegugupannya, Qiao Mu merasa dirinya konyol. Reaksinya seperti anak kecil yang baru saja jatuh cinta.     

Tidak ada seorang pun di sekitar. Setelah berbelok di sudut, Li Yan berhenti dan langsung menekannya ke dinding. Lengannya dengan erat menggenggam pinggang Qiao Mu, kemudian dengan antusias mencium bibir merah mudanya.     

Tindakan pria itu sangat tiba-tiba dan membuat Qiao Mu tidak bisa bereaksi. Dalam sekejap, bibirnya sudah disegel oleh pria itu.     

Ciuman yang tidak terduga, tetapi sangat panas.     

Qiao Mu merasakan gairah pria itu sambil menutup matanya. Dia kemudian mengaitkan tangannya ke leher Li Yan, lalu berjinjit untuk menyambutnya.     

Kontak yang begitu dekat pada saat ini menyebabkan kerinduan di hati mereka meledak dalam sekejap. Siapa pun tidak bisa menghentikannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.