Paman, Apakah Aku Layak Menjadi Simpananmu

Aku Merindukanmu Setengah Mati (1)



Aku Merindukanmu Setengah Mati (1)

0Sebelum Chi Xia bisa berbicara, Su Chen melanjutkan, "Aku akan menjemputmu nanti malam. Kamu tidak perlu menyiapkan gaun."     
0

Chi Xia benar-benar berpikir pria ini sangat aneh. Apakah dia kekurangan wanita di sekitarnya? Apakah perlu datang jauh-jauh kemari untuk memintanya menjadi pendamping wanitanya?     

Bukankah dia sangat tidak menyukainya dan tidak ingin melihatnya?     

Atau mungkin dia masih dendam dan sengaja ingin mempersulitnya?     

Setelah Su Chen selesai berbicara, dia melihat wanita di sampingnya itu duduk diam, kemudian berkata dengan ringan, "Kamu sudah bisa keluar dari mobil."     

Chi Xia terdiam sejenak, kemudian keluar dari mobil dalam suasana hati yang rumit. Mobil itu pun kemudian pergi dengan cepat.     

Chi Xia berbalik dan langsung terkejut saat melihat Qiao Mu berdiri di belakangnya, "Apa yang kamu lakukan di sini? Diam-diam seperti ini membuatku kaget setengah mati!"     

"Jika aku tidak ada di sini, aku mungkin tidak akan tahu kalau kamu ternyata begitu dekat dengan Tuan Muda Kedua Su." Qiao Mu menatap Chi Xia dengan sorot mata ambigu, "Katakan dengan jujur, apa yang sebenarnya terjadi?"     

"Tidak ada apa-apa, kami tidak memiliki hubungan apa pun."     

Qiao Mu berkedip, "Aku tidak percaya! Biarkan aku menebaknya, mungkinkah Tuhan menjodohkan dua orang yang tidak memiliki persimpangan untuk menjadi pasangan?"     

Chi Xia, "Kamu terlalu banyak berpikir yang macam-macam!"     

Di malam hari, Qiao Mu menerima telepon dari Lei Yi yang mengatakan akan mengantar gaun.     

Qiao Mu mengenakan gaunnya, lalu masuk ke mobil Lei Yi dan bertanya, "Asisten Khusus Lei, pukul berapa pesawat paman?"     

Lei Yi ingin mengatakan bahwa sebenarnya Li Yan sudah kembali, pada akhirnya di pun berkata seolah tidak terjadi apa-apa, "Tuan muda sudah ada di perusahaan sekarang. Dia sibuk dengan banyak urusan. Dia memintaku untuk mengantar Nona Qiao ke tempat perjamuan. Tuan muda akan langsung pergi dari perusahaan."     

Qiao Mu mengangguk. Pria itu sudah datang dan bahkan tidak memberitahunya! Jika tidak bisa menghubunginya setelah turun dari pesawat, tapi dia bisa mengirim pesan, 'kan?     

Lupakan saja, sebentar lagi dia dapat bertemu dengannya, jadi Qiao Mu tidak akan marah padanya!     

Aula besar lantai dua Hotel Jinyu Mantang yang begitu luas ini merupakan tempat perjamuan besar.     

Untuk merayakan Yu Yiduo yang mengambil alih Perusahaan Yu, Li Zheng mengadakan acara perjamuan besar untuk menunjukkan kepada semua orang bahwa mulai saat ini, Perusahaan Yu telah mengubah citranya dan menjamu hampir semua tokoh di dunia bisnis.     

Skala acara ini sangat besar. Qiao Mu datang sedikit lebih awal saat masih tidak ada banyak orang. Setelah memasuki aula, dia langsung melihat Yu Yiduo mengenakan pakaian khas wanita Tiongkok berwarna merah sedang menyapa para tamu dengan sangat anggun dan elegan.     

Ketika melihat Qiao Mu, Yu Yiduo berjalan mendekat sambil tersenyum, "Mumu, kamu cantik sekali hari ini. Kamu terlihat seperti malaikat kecil dengan gaun putih ini, memang pantas menjadi putri kesayanganku!"     

Sudut mulut Qiao Mu berkedut, dia kemudian berkata sambil tersenyum, "Bibi adalah tokoh utama hari ini. Bagaimana aku bisa dibandingkan denganmu? Aura Bibi hari ini benar-benar terpancar dengan memakai cheongsam. Bibi benar-benar mengalahkan semua pria tampan dan wanita cantik yang hadir di tempat!"     

"Hahaha, kita sama saja."     

Yu Yiduo dan Qiao Mu saling memuji, itu menyebabkan Li Zheng merasa tidak senang, "Sudah, sudah, sekarang ada begitu banyak tamu, kalau mau saling memuji, lakukan nanti ketika semua selesai dan pulang ke rumah."     

Yu Yiduo menepuk tangan Qiao Mu, "Mumu, kamu adalah keluarga kami, aku tidak perlu mengurusmu, kamu bisa menganggap ini sebagai acaramu sendiri. Makan dan minumlah sambil menunggu Li Yan datang. Dia sudah di jalan."     

"Baik. Paman dan Bibi, lanjutkan kesibukan kalian, tidak perlu mengkhawatirkanku."     

Qiao Mu memang sedikit lapar. Dia memegang piring dan mengambil sebuah kue kecil, kemudian duduk di sofa dan makan sambil menunggu Li Yan.     

Ada semakin banyak orang datang. Qiao Mu mengambil ponsel dan mengirim pesan kepada Li Yan, "Paman, kapan kamu sampai?"     

Setelah beberapa saat, ponselnya berdering. Qiao Mu melihat Li Yan membalas pesannya yang simpel berisi empat kata.     

[Lihat ke pintu masuk.]     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.