Paman, Apakah Aku Layak Menjadi Simpananmu

Pria Seperti Li Yan Tidak Akan Serius



Pria Seperti Li Yan Tidak Akan Serius

0Dalam beberapa hari ke depan, ketika mata kuliah Qiao Mu tidak banyak, dia akan pergi ke perusahaan Li Yan. Ketika mata kuliahnya padat, dia hanya bisa tinggal di asrama kampus.     
0

Setiap hari hidupnya sangat menyenangkan dan membahagiakan.     

Qiao Mu tidak pernah tahu bahwa akan ada perasaan seperti ini di mana dia ingin terus bersama pria tersebut setiap hari. Dia tidak pernah merasa bosan.     

Setelah beberapa hari sibuk bekerja, hal berikutnya adalah harus melakukan perjalanan bisnis.     

Kelas Qiao Mu juga semakin padat. Dia mengikuti kelas setiap hari, juga mengikuti kelas belajar mandiri di malam hari.     

Di waktu senggangnya, dia mendesain beberapa rancangan baju dan bersiap membuat koleksi karya untuk dijual ke perusahaan desain kostum. Tentu saja kali ini dia bersiap untuk menampilkan karyanya sendiri.     

Sebelumnya, demi uang dia bahkan berada di bawah tekanan besar dan tidak dapat mempertahankan hak ciptanya. Sekarang dia ingin mencoba apakah dia bisa diterima atau tidak. Dia berharap karyanya dikenal dengan namanya sendiri, Qiao Mu.     

Setiap hari dalam seminggu ini berlalu dengan cepat.     

Ketika Qiao Mu berjalan keluar dari gedung pengajaran setelah kelas, dia melihat Han Su.     

Dia sedikit terkejut, "Senior, kenapa kamu datang ke kampus?"     

"Aku datang untuk mengurus sesuatu. Mumu, aku tidak menyangka dapat bertemu denganmu lagi. Kita belum pernah bertemu lagi sejak terakhir kali kamu mengalami kecelakaan." Han Su tersenyum dan merasa bersalah pada Qiao Mu, "Kamu mengalami kecelakaan dan aku tidak membantu apa pun."     

"Senior, kamu telah banyak membantuku. Aku malah belum sempat berterima kasih padamu setelah merepotkanmu mengenai pertukaran pelajar," ucap Qiao Mu dengan malu.     

Tatapan Han Su jatuh ke wajah Qiao Mu. Wajah wanita itu jauh lebih baik dari sebelumnya. Senyumnya terlihat begitu rileks, ekspresinya memancarkan kecemerlangan yang lebih indah dari sebelumnya.     

Han Su tersenyum, "Aku ingat kamu pernah mengatakan bahwa ketika kamu mendapatkan gaji dari magangmu, kamu akan mentraktirku makan sebagai ungkapan terima kasih."     

Qiao Mu tertegun dan mengangguk, "Ya, kalau begitu aku akan mentraktirmu hari ini."     

Kebetulan ini sudah siang, Qiao Mu dan Han Su pergi ke sebuah restoran dekat kampus.     

Sambil makan, Han Su bertanya dengan santai, "Mumu, kamu tidak melakukan pertukaran pelajar, apakah kamu menyesal?"     

Qiao Mu menggelengkan kepalanya, "Aku merasa keadaan cukup bagus sekarang."     

Jika dipikir lagi sekarang, dia merasa beruntung tidak jadi pergi.     

Namun dia tahu, bahkan jika dia memilih untuk pergi, dengan temperamen Li Yan dia akan tetap dipaksa kembali. Seperti kenyataan yang telah terjadi, pria itu ternyata benar-benar mengejarnya ke Hong Kong.     

Dulu dia berpikir bahwa Li Yan tidak akan membiarkannya pergi. Dia berpikir pria itu mengendalikannya hanya karena hasrat posesif. Namun Qiao Mu perlahan-lahan menyadari bahwa pria yang bisa mendapatkan segalanya sepertinya tidak akan pernah membuang energi dan waktu untuk hal-hal yang tidak disukainya.     

Karena pria itu menginginkannya, tentu saja dia akan bertindak untuk memilikinya. Ini adalah logika yang sederhana.     

Han Su meletakkan sumpitnya dan menatap Qiao Mu, "Apakah kamu menjalin hubungan dengan Li Yan?"     

Qiao Mu tidak menyangka Han Su akan menanyakan pertanyaan ini secara tiba-tiba. Dia terkejut sejenak, lalu tersenyum dengan tenang dan mengangguk.     

Qiao Mu tidak menjawab, tapi ekspresi dan gerak-geriknya sudah menjelaskan semuanya.     

Senyum di wajah Han Su perlahan menghilang, "Mumu, pria seperti Li Yan tidak akan menganggap serius sebuah hubungan. Apa kamu benar-benar sudah memikirkannya dengan baik?"     

Qiao Mu terkejut. Maksud Han Su adalah mengatakan bahwa menjalin hubungan dengan Li Yan adalah tindakan yang berisiko?     

Meskipun sedikit tidak senang dengan tanggapan ini, Qiao Mu masih tersenyum, "Senior, terima kasih atas perhatianmu. Aku tahu apa yang harus dilakukan mengenai urusanku."     

Pada saat ini ponselnya berdering. Qiao Mu menunduk untuk melihat siapa yang menelepon. Senyum di sudut mulutnya pun sedikit melebar.     

Han Su melihat ekspresi Qiao Mu yang berubah. Tanpa perlu menebak pun dia sudah tahu siapa yang meneleponnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.