Paman, Apakah Aku Layak Menjadi Simpananmu

Apa Kamu Ingin Mempermalukan Priamu?



Apa Kamu Ingin Mempermalukan Priamu?

0Qiao Mu menatap Li Yan dengan canggung, lalu membungkuk sambil tersenyum bodoh, "Paman, 390 yuan."     
0

Li Yan sudah merasakan bahwa wanita kecilnya ini tidak punya uang!     

Dia menunjuk ke pakaian yang tergantung di gantungan dan berkata dengan ringan, "Dompetnya ada di saku."     

Qiao Mu segera memeriksa dompet Li Yan. Untungnya pria itu memiliki uang tunai di dompetnya, selain itu jumlahnya tidak sedikit.     

Dia mengambil 4 lembar uang kertas dari dompet Li Yan, lalu memberikannya pada pengirim makanan dan berkata dengan murah hati, "Tidak perlu kembalian."     

Pengantar makanan itu mengucapkan terima kasih dan pergi setelah mengambil uangnya.     

Li Yan melirik wanita kecil itu dan hendak mengatakan sesuatu. Belum sempat membuka mulutnya, di pintu terdengar lagi suara ketukan. Qiao Mu pergi untuk membuka pintu, lagi-lagi itu adalah orang yang datang untuk mengirim makanan. Kali ini adalah buah-buahan.     

Qiao Mu pergi untuk membuka dompet Li Yan lagi dan mengambil uang untuk membayar.     

Dia menata makanan-makanan itu dan berkata sambil tersenyum kepada Li Yan, "Paman, saatnya makan malam."     

Li Yan berjalan mendekat, "Kamu membeli begitu banyak makanan, apa kamu menganggap tempat ini rumahmu?"     

"Ya, aku tidak akan pergi malam ini. Aku akan menemanimu lembur. Ketika kamu sangat sibuk di masa depan, setelah kelas aku akan datang menemanimu, jadi kamu tidak harus pulang terlalu larut." Qiao Mu mengedipkan mata pada Li Yan. Tampangnya saat ini seperti sedang mengatakan kalau dirinya sangat lembut dan berbudi luhur serta sangat ingin dipuji.     

Makhluk kecil ini menjadi sangat bijaksana.     

Namun jika wanita ini datang setiap hari, Li Yan tidak bisa menjamin dirinya akan fokus dalam bekerja. Dia khawatir jika tidak berhati-hati, dia tidak bisa mengendalikan diri dan akhirnya pergi berolahraga dengan Qiao Mu. Jika seperti ini, dia tidak akan bisa fokus bekerja!     

Li Yan pun mulai makan dan bertanya, "Berapa uang di dompetmu?"     

Ketika menyebutkan ini, Qiao Mu berkata dengan malu, "Tidak sampai 200 yuan."     

"Bagaimana dengan di kartu?"     

"Tidak sampai 1000 yuan." Setelah berbicara, Qiao Mu mendengus kepada pria itu, "Kamu masih tidak sungkan bertanya padaku? Kamu bahkan tidak memberikan gaji magangku!"     

Li Yan selalu bersama Qiao Mu setiap hari. Semua yang Qiao Mu butuhkan seperti makanan, tempat tinggal dan transportasi, semuanya ditanggung oleh Li Yan. Selain itu, sebelumnya hubungan mereka sangat kaku. Bahkan jika Li Yan memberinya uang, Qiao Mu tidak akan pernah mau menerimanya.     

Ketika Li Yan sedang berpikir untuk memberi wanita kecilnya kartu agar membereskan kesulitan hidupnya, dia kemudian melihat Qiao Mu membolak-balik isi dompetnya dan mengeluarkan sesuatu.     

Qiao Mu mengambil kartu hitam yang diberikan Yu Yiduo padanya dan menggoyangkannya di depan Li Yan, "Paman, lihatlah, aku telah dipelihara oleh seseorang!"     

Li Yan melirik nomor pada kartu itu dan mengerutkan kening, "Jika aku tidak salah ingat, ini adalah kartu atas namaku."     

"Kamu salah ingat, ini diberikan oleh seseorang yang telah memeliharaku." Qiao Mu tersenyum dengan sangat cantik.     

Namun detik berikutnya, Li Yan mengulurkan tangannya dan merebut kartu itu!     

Qiao Mu yang melihat Li Yan memasukkan kartu itu ke dalam sakunya sendiri pun berkata dengan mata yang melebar, "Itu milikku!"     

"Kamu tidak boleh mengambil kartu orang lain!"     

"Bibi memberikannya untukku, bukan orang lain, kembalikan padaku!" Ini adalah kebaikan hati yang diberikan Yu Yiduo padanya. Entah apakah dia menggunakannya atau tidak, itu adalah miliknya!     

"Selain aku, yang lain adalah orang lain."     

Qiao Mu terdiam, "…"     

Dia masih saja bersikap dominan seperti ini!     

Benar-benar tidak masuk akal!     

Qiao Mu mengerucutkan bibirnya dengan tidak senang, "Aku akan mengadu pada bibiku!"     

Li Yan tampak tidak peduli. Dia mengupas kulit udang karang di tangannya dan meletakkannya di mangkuk Qiao Mu. Dia kemudian terus makan seolah-olah tidak ada yang terjadi.     

Setelah makan, Qiao Mu ingin berhadapan dengan pria itu karena merasa tidak puas. Tapi pria itu tiba-tiba memeluknya dan menjejalkan sebuah kartu padanya.     

Kartunya sama-sama berwarna hitam dengan corak emas, tapi nomornya tidak sama dengan kartu yang tadi.     

Qiao Mu berkedip, kemudian mendengar suara sombong pria itu, "Wanitaku meminta orang lain untuk memberikan uang padanya, apa kamu mencoba mempermalukan priamu?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.