Paman, Apakah Aku Layak Menjadi Simpananmu

Jangan Membiarkanku Kesepian Seorang Diri



Jangan Membiarkanku Kesepian Seorang Diri

0Sebenarnya Li Yan tidak bermaksud untuk membuktikan apa pun. Tapi setiap kali bersentuhan dengan Qiao Mu, dia akan kehilangan kendali. Belum lagi dia sudah menahan diri begitu lama kali ini.     
0

Li Yan bersandar di kepala tempat tidur, sedangkan Qiao Mu dengan lemas bersandar di dadanya. Lengannya dengan malas melingkari pinggang Li Yan, jari-jarinya dengan nakal ​​menggambar lingkaran di otot perutnya.     

Li Yan meraih tangan kecil yang nakal itu dan mengingatkan, "Jika kamu masih ingin terus berolahraga, aku tidak keberatan jika kamu langsung mengatakannya. Jangan diam-diam memberiku kode dan menggodaku seperti ini."     

Gerakan Qiao Mu membeku. Dia menarik tangannya dengan wajah yang tersipu, lalu menatap Li Yan dan bertanya dengan suara rendah, "Paman, apa kamu ingin tidur?"     

"Aku tidak mengantuk. Tidurlah sebentar jika kamu lelah."     

"Bohong, kamu begadang setiap hari, bagaimana bisa tidak mengantuk?" Qiao Mu mengangkat tangannya dan membelai wajah Li Yan. Hatinya benar-benar merasa sangat tertekan, "Lihatlah, wajahmu benar-benar terlihat tidak sehat, bahkan ada lingkaran hitam di bawah matamu. Kalau kamu terus seperti ini, tubuhmu tidak akan tahan. Dulu tidak masalah kamu bekerja begitu keras, tapi sekarang kamu memiliki aku, kamu harus memperhatikan tubuhmu."     

"Karena ada kamu, aku harus bekerja lebih keras. Kalau tidak, bagaimana aku bisa membiayaimu?"     

"Aku sangat mudah dirawat! Jika kamu tidak merawat tubuhmu dengan baik dan jatuh sakit karena kelelahan, maka aku harus merawatmu. Tidakkah kamu pikir aku akan menderita jika hal seperti itu terjadi? Jika sesuatu terjadi padamu, aku akan kesepian seorang diri, tidakkah itu menyedihkan? Apakah kamu tega?"     

Qiao Mu berkata dengan memelas. Li Yan tahu bahwa wanita itu mengkhawatirkannya dan tidak ingin dirinya terlalu kelelahan.     

Li Yan menepuk pinggang Qiao Mu dengan lembut dan berkata, "Baiklah, agar tidak membuatmu kesepian, aku akan memperhatikan tubuhku mulai sekarang."     

"Itu baru pamanku!" Qiao Mu tersenyum lebar, "Kalau begitu kamu harus tidur sebentar untuk menebus waktu istirahatmu, aku akan menjagamu."     

Li Yan menunduk dan menatapnya dengan sorot mata ambigu, "Daripada tidur, aku lebih ingin… menidurimu!"     

Paman, bisakah kita lebih serius?     

Qiao Mu tiba-tiba teringat sesuatu. Dia meletakkan dagunya di dada Li Yan dan menatapnya dengan mata besar, "Kamu bilang hubungan keluarga kita sudah hilang sekarang, apa tidak sedikit aneh kalau aku masih memanggilmu paman?"     

"Kita tidak berada dalam hubungan seperti ini sejak awal. Jika kamu tidak menyukai panggilan ini, maka ganti saja dengan panggilan sebelumnya."     

Qiao Mu melengkungkan bibirnya, "Kakak? Tapi tidakkah menurutmu panggilan ini juga aneh? Jarak umur kita adalah 10 tahun. Kamu berada di level seorang paman, jika aku memanggilmu kakak, aku seperti tidak menghormatimu!"     

Sudut mulut Li Yan berkedut, senyumnya menjadi suram, "Jadi, apa menurutmu aku sudah sangat tua?"     

Qiao Mu samar-samar merasa bahwa pria itu kesal. Dia pun tersenyum bodoh dan berkata, "Kamu tidak tua, aku saja yang masih terlalu kecil!"     

Li Yan melirik dada Qiao Mu dan mengangguk, "Memang benar, sangat kecil."     

Qiao Mu terdiam, "…"     

Kecil apanya!     

Qiao Mu mendengus dan menggigit otot perut pria itu. Karena tindakannya itu, tubuh pria itu mulai menegang kembali.     

Dalam sekali gerakan, Li Yan sudah menekan Qiao Mu ke dalam pelukannya, "Makhluk Kecil, aku sudah mengingatkanmu. Jika kamu tidak ingin melanjutkannya, maka jangan memberi isyarat padaku. Tindakanmu ini begitu jelas, jika aku tidak melakukan sesuatu padamu, tampaknya aku tidak menghargaimu."     

"Paman, aku salah…"     

"Sudah terlambat!"     

Setelah berolahraga lagi, Qiao Mu sudah sangat kelelahan. Dalam keadaan setengah sadar, dia merasakan Li Yan sepertinya akan bangun. Dia kemudian melingkarkan lengannya di pinggang pria itu dan bergumam dengan suara rendah, "Paman, tidurlah denganku sebentar."     

"Patuhlah, aku harus bekerja."     

"Tidurlah sebentar, sebentar saja."     

Li Yan tak berdaya. Dia melepaskan keinginan untuk beranjak dari ranjang dan memeluk wanita kecil itu untuk tidur.     

Pekerjaan dapat dilakukan kapan saja, tapi wanita kecil yang bertingkah seperti bayi ini sangat langka!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.