Paman, Apakah Aku Layak Menjadi Simpananmu

Aku Perlu Perhatian



Aku Perlu Perhatian

0Wajah Qiao Mu menjadi merah karena marah. Setelah dokter pergi, dia menegakkan duduknya dengan emosi menggebu-gebu, lalu menusukkan jarinya ke dada Li Yan, "Menurutmu, bagaimana kamu bisa begitu berpikiran sempit, begitu pelit sampai tidak bisa bercanda? Jika kamu memelototiku dengan galak dan kejam padaku, aku akan menangis di depanmu!"     
0

"Kalau begitu menangislah."     

Qiao Mu menggertakan giginya. Tiba-tiba dia mengubah ekspresi wajahnya dengan tangan mengepal di dada, "Paman, aku sangat merasa tidak nyaman di sini."     

Wajah Li Yan muram, "Kalau kamu terus berpura-pura, hukumanmu akan menjadi dua kali lipat setelah pulang nanti!"     

Qiao Mu menggertakkan giginya, kemudian menatap Li Yan dengan memelas, "Paman, aku benar-benar merasa tidak enak badan. Aku kesakitan dan tidak sedang bercanda denganmu."     

"Ada apa?" Alis Li Yan berkerut, lalu maju untuk memeluknya.     

Qiao Mu bersandar di dadanya, "Kamu harus lebih menyayangiku. Beri aku kehangatan dan perhatian lebih, setelah itu aku tidak akan kesakitan lagi."     

"Qiao Mu!"     

Qiao Mu menyusutkan kepalanya, tidak berani menggodanya lagi, "Baiklah, Paman, kita jangan ribut lagi. Aku sangat lapar, ayo makan dulu, oke?"     

Li Yan menghela napas tidak berdaya. Dia benar-benar ingin menghajarnya agar dia tidak membuat lelucon seperti ini lagi di masa depan.     

Namun, melihat makhluk kecilnya yang tampak lemas seperti hantu kelaparan, mana mungkin Li Yan tega untuk terus marah padanya?     

Setelah kenyang makan dan minum, Qiao Mu merasa energinya pulih.     

Dia memandang Li Yan sambil bersandar di depan ranjang, "Paman, bagaimana keadaan ayahku?"     

Setelah mengatakan itu, wajah kecilnya seketika menjadi muram, sudut mulutnya berkedut, "Aku hampir lupa, dia bukan lagi ayahku."     

Qiao Mu merasa lebih baik jika dia sepenuhnya mengalami amnesia dan melupakan semua masalah-masalah itu. Dia hanya cukup mengingat Li Yan!     

Li Yan mengacak-acak rambutnya dan berkata dengan suaranya yang dalam, "Bahkan jika tidak ada hubungan darah, hubungan kasih sayang kalian selama bertahun-tahun masih tetap ada. Aku percaya bahwa setelah dia tahu yang sebenarnya, dia akan tetap memperlakukanmu sebagai putrinya."     

Mendengarkan ucapan bijak pria itu, Qiao Mu menganggukkan kepalanya.     

Li Yan lanjut berkata, "Dia sedang menerima perawatan rehabilitasi. Kata dokter situasinya cukup optimis, persentase untuk bangun lebih besar. Tenanglah, dia akan baik-baik saja."     

"Bagaimana dengan Yu Tingyun?"     

"Ucapan yang keluar dari mulut Qiao Ya pasti mengacu pada waktu ketika Yu Tingyun merebut obat tekanan darah tinggi Qiao Jiannan yang kemudian membuat penyakitnya semakin berbahaya, tapi dia tidak mengakuinya dan membuat semakin parah. Ditambah lagi dia menemukan pengacara, jadi kini dia tidak menerima hukuman. Tapi hukum mengenai penggelapan pajaknya begitu besar, dia dijatuhi hukuman empat tahun penjara."     

Qiao Mu mengerutkan alisnya, "Sudah seperti ini tapi dia masih menolak untuk mengaku bersalah? Paman, bukankah kamu punya buktinya?"     

Alis Li Yan naik, "Apa maksudmu video pemantauan? Aku hanya berbohong padanya agar dia merasa panik, tapi keinginan bertahan wanita ini terlalu kuat, jadi dia tidak terpancing."     

"Begitu rupanya. Tapi tidak apa-apa. Paman, tunggu ketika ayahku bangun nanti, semuanya akan jelas!"     

"Jadi, apa yang harus kamu lakukan sekarang adalah merawat tubuhmu dengan baik!"     

Qiao Mu mengangguk dengan semangat.     

Keesokan harinya Qiao Mu bangun, Yu Yiduo bergegas datang dengan membawa kotak termos makan siang yang berisi makanan enak.     

Yu Yiduo memamerkan kotak makan berisi makanan itu, "Mumu, ini adalah sup yang aku buat sendiri untukmu. Ini sangat enak, makanlah selagi panas."     

Li Yan meliriknya dengan datar, "Bu, apa kamu yakin setelah makan masakanmu kondisinya tidak bertambah parah?"     

Qiao Mu terdiam, "…"     

Paman, bisakah kamu tidak berbicara terlalu jujur seperti ini? Itu bisa melukai perasaan nenek!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.