Paman, Apakah Aku Layak Menjadi Simpananmu

Qiao Mu Sedari Awal Sudah Tidak Bersih (2)



Qiao Mu Sedari Awal Sudah Tidak Bersih (2)

0Ketika pria itu keluar dari mobil, Qiao Ya tidak bisa menahan diri untuk tidak mundur selangkah. Melihat pria itu berjalan ke arahnya dengan sorot mata dan aura sedingin es yang mencekam, dia merasa ketakutan.     
0

"Paman…" Qiao Ya membuka mulut dan mencoba mengatakan sesuatu, tapi dia dikejutkan oleh tekanan dari aura Li Yan sehingga dia tidak bisa mengatakan sepatah kata pun.     

Melihat pria itu mengangkat tangan, Qiao Ya seketika menyusutkan lehernya karena takut pria itu akan bersikap kasar padanya.     

Li Yan menyipitkan matanya dengan dingin, lalu mengangkat tangan dan mencengkeram dagu Qiao Ya dengan kuat. Tatapan mata pria itu seolah menunjukkan jika dia menyentuh sesuatu yang sangat menjijikkan.     

Kekuatan tangan pria itu sama sekali tidak terkendali. Qiao Ya hanya merasa kesakitan sampai ingin berteriak, tapi dia tidak berani mengeluarkan suara.     

Dia sudah lama tahu bahwa Li Yan adalah pria dengan karakter yang mengerikan, tapi dia selalu berpikir pria ini adalah pamannya, jadi dia tidak pernah menyangka bahwa pria ini tidak akan memberi muka padanya!     

Tepat ketika Qiao Ya merasa dagunya akan hancur, pria berwajah dingin di depannya menggerakkan bibirnya yang tipis.     

Kata demi kata yang dilontarkan Li Yan membawa nada peringatan, "Apa kamu tidak menginginkan mulut ini lagi? Jika kamu membiarkan aku mendengar kata-kata yang tidak ingin aku dengar dari mulutmu lagi…"     

Entah sejak kapan sudah ada belati di tangan Li Yan.     

Wajah Qiao Ya langsung pucat seperti kertas putih.     

Li Yan meremas dagunya di satu tangan dan menggoyang-goyangkan belati dengan tangan lainnya. Sisi belati yang dingin itu menampar bibir Qiao Ya dua kali. Belati yang tajam itu seolah bisa membuatnya berdarah hanya dengan satu gesekan ringan.     

Li Yan mengamati belatinya dan berkata dengan dingin, "Jika kamu tidak bisa mengendalikan mulutmu lagi, maka aku akan membantumu mengendalikannya!"     

Setelah Li Yan melepaskan tangannya, kedua kaki Qiao Ya seketika lemas, tubuhnya jatuh ke tanah seperti bola.     

Li Yan menyimpan belatinya ke dalam saku dan berjalan ke halaman rumah Keluarga Li.     

Qiao Mu yang bersembunyi di halaman tampak linglung. Meskipun dia telah melihat penampilan menakutkan Li Yan berkali-kali, tapi dia benar-benar terkejut saat melihat pria itu memperlakukan Qiao Ya seperti ini.     

Untungnya, pria itu tidak pernah memperlakukannya seperti ini. Bahkan jika Li Yan pernah bersikap galak padanya sebelumnya, namun pria itu tidak begitu kejam sampai seperti itu padanya.     

Qiao Ya yang ada di luar gerbang melihat Li Yan pergi. Dia kemudian bergegas pulang karena ketakutan dan bahkan tidak memedulikan mobilnya.     

Li Yan berjalan ke dalam halaman, lalu melirik pohon besar di samping dan berkata dengan datar, "Keluarlah. Apa kamu sudah cukup puas menonton pertunjukan bagus?"     

Qiao Mu menjulurkan kepalanya dan menatap Li Yan sambil tertawa rendah. Dia lalu mendatangi pria itu dengan perlahan-lahan, "Paman, kamu barusan sangat menakutkan!"     

Aura dingin di wajah Li Yan menghilang sepenuhnya pada saat ini, sudut mulutnya sedikit naik, "Apa kamu tidak ingin aku memberinya pelajaran?"     

"Huh, dia memang harus diberi pelajaran, sudah sepantasnya dia mendapatkannya!" Qiao Mu mendengus, kemudian melihat ekspresi pria itu dengan hati-hati dan tidak melihat sesuatu yang tidak biasa.     

Qiao Mu melingkarkan lengannya di pinggang Li Yan dan menjelaskan, "Paman, aku tidak memanfaatkanmu."     

Li Yan menatap sosok wanita kecil yang berperilaku baik itu dengan sudut mulut yang terangkat, "Aku tahu."     

"Kamu tidak tahu!" Qiao Mu mengira pria itu tidak mengerti apa yang dia coba ungkapkan. Dia mengangkat kepalanya untuk menatap Li Yan dan terus menjelaskan, "Maksudku, sepuluh tahun yang lalu aku tidak mendekatimu karena alasan apa pun. Tidak ada trik dan sama sekali tidak ada tujuan tertentu saat mendekatimu!"     

Melihat wanita kecil itu begitu ingin menjelaskan kepadanya dan khawatir dirinya akan salah paham, Li Yan menghela napas, "Ya, aku juga."     

Qiao Mu tertegun sejenak, kemudian senyuman lebar muncul di wajahnya.     

Ya, dia juga!     

Pada saat itu, mereka berdua masih sama-sama polos. Mereka hanya ingin bersama-sama, sama sekali tidak memiliki pikiran macam-macam!     

Qiao Mu berjinjit dan mencium bibir Li Yan dengan lembut, "Paman, terima kasih karena telah percaya padaku."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.