Paman, Apakah Aku Layak Menjadi Simpananmu

Paman, Maaf (6)



Paman, Maaf (6)

0Qiao Mu sedikit terengah-engah karena napas panas pria itu.     
0

Dalam kesan Qiao Mu, dia sudah lama tidak begitu intim dengannya seperti ini. Satu-satunya momen saat dia merasa sangat intim adalah ketika dia setengah bermimpi dan setengah bangun setelah mabuk.     

Setelah akhirnya melepaskan kegusaran hati, sekarang dia hanya ingin memeluknya seperti ini.     

Tiba-tiba sesuatu terlintas di benak Qiao Mu. Dia teringat dengan Qiao Ya yang mengatakan kejadian sebenarnya sepuluh tahun yang lalu. Dia meletakkan tangannya di depan Li Yan dan ingin berbicara dengannya, "Paman, ada yang ingin aku katakan, itu…"     

"Tunggu sampai aku selesai memberimu hadiah baru bicara!"     

Pria itu sedikit tidak sabar dan langsung mencium bibir Qiao Mu yang sedang berbicara.     

Kepala Qiao Mu pusing, tubuhnya juga sedikit lemas. Menghadapi aura kuat pria itu, wajahnya langsung memerah.     

Li Yan terkekeh, "Makhluk Kecil, bukankah kamu sangat antusias saat terakhir kali? Kenapa setelah berhasil menyatakan perasaan, kamu sekarang menjadi pemalu?"     

Qiao Mu mengelak, "Kamu yang antusias, aku tidak!"     

"Masih tidak mengakui? Tidak apa-apa jika kamu tidak ingat apa yang terjadi malam itu. Aku akan membantumu mengingatnya. Setelah mabuk, kamu benar-benar membuka lebar mataku. Kamu menyatakan perasaanmu padaku sambil menekanku ke bawah. Aku bahkan tidak tahu kamu memiliki sisi itu…"     

"Diam! Jangan bicara omong kosong!" Qiao Mu memelototinya dengan pipi memerah. Dia kemudian mendorongnya dengan kesal dan malu.     

Ketika keduanya saling menempel erat, Qiao Mu secara tidak sengaja menyentuh perban yang melilit pria itu. Lilitan perban itu melonggar dan turun ke pinggangnya.     

Qiao Mu terkejut dan buru-buru menanggalkan pakaian pria itu, tapi pria itu malah tertawa samar, "Kenapa? Apa kamu sangat tidak sabar dan tidak tahan lagi?"     

"Paman, perbanmu terbuka!" Qiao Mu seketika menjadi gugup. Dia berbalik dan duduk, lalu menahan pria itu di tempat tidur. Melihat perban di pinggangnya, Qiao Mu merasa tertekan di dalam hatinya, "Jangan bergerak sembarangan. Kamu diperban dengan sangat serius seperti ini, kamu harus beristirahat dengan baik sekarang!"     

"Patuhlah, ini hanya luka kecil, tidak akan mengganggu kegiatan." Li Yan sudah tahu pasti wanita ini akan khawatir ketika dia melihat perbannya.     

"Kamu masih saja bilang tidak apa-apa. Apa kamu pikir tubuhmu terbuat dari besi? Cepat panggil dokter untuk membalut kembali perbannya."     

Li Yan melihat makhluk kecil yang begitu cemas itu dan menghela napas tidak berdaya.     

Kemudian, atas desakan dan permintaan kuat Qiao Mu, Li Yan akhirnya mau tidak mau memanggil dokter keluarga.     

Momen yang awalnya begitu berharga itu pun kini terbuang sia-sia.     

Dokter bergegas datang, lalu melepas perban Li Yan dan membalutnya dengan perban yang baru.     

Qiao Mu berdiri di samping. Melihat bekas luka yang tertinggal di kulit berwarna seperti madu itu, hatinya terasa sakit. Bekas luka itu belum sembuh sepenuhnya, melihatnya saja terasa menyakitkan.     

Setelah selesai membalut luka Li Yan, dokter tidak bisa tidak mengingatkannya, "Tuan Muda Li, luka Anda perlu dirawat perlahan. Sementara waktu lebih baik untuk tidak melakukan olahraga yang terlalu berat."     

Qiao Mu memusatkan perhatiannya pada cedera Li Yan. Setelah mendengar kata-kata dokter, dia sedikit tidak mengerti kode tersembunyi dalam peringatan itu lalu buru-buru bertanya, "Dokter, apa yang termasuk dalam olahraga berat?"     

Dokter terbatuk ringan, "Termasuk semua jenis olahraga."     

Semua olahraga?     

Setelah Qiao Mu bereaksi, dia secara tidak sengaja melihat wajah tampan Li Yan yang tersenyum licik. Saat mengerti apa yang dimaksud dokter, dia pun merasa sangat malu dan tidak bisa mengangkat kepalanya.     

Perban di lukanya terbuka saat tengah malam, tanpa dipikirkan pun sudah tahu apa yang telah terjadi!     

Li Yan melirik samar wanita kecil yang sangat malu hingga ingin menemukan lubang untuk bersembunyi itu. Dia mengangkat sudut mulutnya, lalu mengangguk kepada dokter dan berkata dengan sungguh-sungguh, "Aku mengerti."     

Setelah dokter pergi, Li Yan melambaikan tangan kepada Qiao Mu, "Duduklah di sini."     

"Tidak mau. Kata dokter kamu tidak boleh melakukan olahraga berat." Qiao Mu berdiri diam di tempatnya dan tidak mendekat.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.