Paman, Apakah Aku Layak Menjadi Simpananmu

Dia Sebenarnya Membencinya Kotor



Dia Sebenarnya Membencinya Kotor

0Beberapa saat kemudian, Qiao Mu yang kehabisan tenaga karena menangis pun tertidur di pelukan Li Yan.     
0

Li Yan dengan lembut memeluk wanita kecil itu di lengannya. Ini adalah tindakan paling intim dengan wanita ini akhir-akhir ini. Meskipun pakaian di dadanya basah oleh ingus dan air mata, tapi bisa memeluknya dengan tenang seperti ini adalah hal yang sangat istimewa.     

Li Yan dengan hati-hati membaringkan wanita kecil di dadanya ke tempat tidur. Dia kemudian hendak bangkit untuk mengganti pakaiannya, tetapi saat baru bergerak, tubuh mungil itu mendekat dan bersandar padanya.     

Li Yan menghela napas. Bukankah wanita ini mengatakan bahwa dia membencinya dan tidak ingin berada di dekatnya? Mengapa dia secara tidak sadar malah masuk ke pelukannya ketika sedang tidur?     

Sebenarnya, wanita ini sangat sedih karena peduli padanya, bukan?     

Ketika teringat Tuan Li dan istrinya yang tua itu membuat segalanya menjadi begitu rumit, mata Li Yan menjadi muram. Mereka bahkan menyiksa makhluk kecilnya sampai menjadi seperti ini, tentu saja Li Yan tidak akan melepaskannya begitu saja!     

Keesokan harinya, Qiao Mu bangun dengan linglung. Dia hanya merasakan sakit di matanya yang bengkak dan tidak nyaman.     

Dia menggosok matanya. Adegan tadi malam perlahan-lahan muncul di benaknya. Dia benar-benar merasa pusing.     

Sial, kenapa kemarin dia tertidur di pelukan Li Yan!     

Dia menoleh dan langsung melihat pria di sampingnya duduk di sisi tempat tidur dengan laptop di pangkuannya. Entah apa yang sedang dia sibukkan.     

Pria itu meliriknya dengan samar, "Sudah bangun? Pergi mandi, nanti aku akan membawamu makan di bawah."     

Pria itu tampak acuh tak acuh. Sepertinya, setelah dia tertidur di pelukannya kemarin malam, semua yang pria itu lakukan untuk untuk menyiksanya seolah terhapus dan tidak ada lagi.     

Qiao Mu yang melihatnya pun marah. Dia bangkit dan duduk di sisi tempat tidur, lalu mengambil telepon hotel dan menelepon saluran dalam, "Ada pakaian yang harus dibersihkan di kamar 1788. Datang dan ambillah."     

Di bawah pengawasan Li Yan, Qiao Mu meletakkan telepon, lalu pergi ke kamar mandi dan mengganti piyamanya.     

Tidak lama kemudian, petugas layanan kamar mengetuk pintu. Qiao Mu mengambil piyama yang sudah diganti dan menyerahkannya kepada pelayan. Dia kemudian menaikkan volume suaranya dan berkata, "Cuci piyama ini dengan bersih. Jangan lupa harus disterilkan. Ini terlalu kotor!"     

Ucapan ini jelas-jelas penuh dengan isyarat. Hal itu sengaja ditujukan kepada pria yang dia peluk saat tidur kemarin malam dengan mengenakan pakaian ini. Itu artinya pria itu adalah kuman.     

Mendengar ini, tangan Li Yan yang mengetik di keyboard laptop berhenti. Dia mengangkat matanya dan mengamati wanita kecil yang mencari-cari masalah ini. Dia meletakkan laptop, lalu berdiri dan mulai melepas piyamanya.     

Ketika Qiao Mu melihatnya tanpa malu membuka baju di depan petugas layanan hotel, matanya pun melebar.     

Untungnya, pria itu masuk ke kamar mandi sebelum dia melepas bajunya. Ketika keluar, dia sudah mengenakan jubah mandi, lalu melemparkan piyama di tangannya kepada Qiao Mu.     

Qiao Mu melihat piyama di tangannya dan menatap pria di depannya dengan heran.     

Pria itu kemudian berkata, "Ini harus dicuci dengan baik. Piyamanya penuh dengan ingus dan air mata. Ada terlalu banyak bakteri. Selain itu, seprai dan kasur juga harus disterilkan."     

Qiao Mu terdiam.     

Wajahnya seketika menekuk mendengar ucapan itu.     

Qiao Mu menghina pria itu kotor, tapi pria itu bahkan tanpa sungkan ikut menghinanya!     

Dia memang kejam!     

Qiao Mu menggertakkan gigi, tangannya yang memegang piyama Li Yan gemetar karena kesal. Namun, sulit dipercaya pria itu bisa tidur menggunakan pakaian yang kotor dengan ingus dan air mata!     

Qiao Mu pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka dan gosok gigi. Li Yan mengambil ponsel dan pergi ke balkon untuk menelepon.     

Ketika telepon terhubung, suara Yu Yiduo terdengar, "Nak, apa kamu sudah membereskan masalah dengan menantu perempuanku?"     

"Bu, biarkan ayahku yang menjawab telepon." Li Yan tidak menjawab kata-kata Yu Yiduo, nadanya terdengar serius.     

Yu Yiduo mendengus dengan tidak senang ketika mendapatkan sikap dingin dari Li Yan. Dia kemudian menyerahkan ponselnya kepada Li Zheng.     

Li Zheng bisa merasakan bahwa itu bukan hal yang baik dan melambaikan tangannya, "Aku tidak mau menjawabnya. Katakan aku tidak ada di sini!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.