Paman, Apakah Aku Layak Menjadi Simpananmu

Hatinya Begitu Sakit (1)



Hatinya Begitu Sakit (1)

0Li Yan berkata dengan suara dingin, "Aku tidak ada waktu, pergi cari Ah Chen saja!"     
0

"Bos, jangan begini. Bos dari pihak lain ingin berbicara denganmu. Ini sudah diputuskan sebulan yang lalu, tidak bisa ganti orang begitu saja! Jika bos kedua yang pergi untuk menemuinya, masalah ini akan hancur!"     

"Kamu cari solusi sendiri untuk menyelesaikannya!"     

"Bos, ini adalah masalah transaksi puluhan juta yuan!"     

Li Yan mengerutkan kening dan menatap wanita kecil di ruangan itu. Emosi wanita kecil itu sedang tidak stabil, jadi dia tidak bisa mendengar penjelasannya. Dalam situasi ini, keberadaannya hanya akan membuat gadis itu semakin merasa jijik.     

Li Yan menarik kembali pandangannya dan berkata kepada orang di ujung telepon, "Pesankan aku tiket pesawat!"     

Li Yan kembali ke dalam rumah. Dia melihat Qiao Mu dan berkata dengan ringan, "Aku akan melakukan perjalanan bisnis ke luar negeri, kamu tinggal saja di rumah dengan patuh."     

Begitu selesai berbicara, dia melihat mata Qiao Mu berbinar, seolah kepergiannya adalah hal yang sangat membahagiakan baginya.     

Li Yan menekan amarahnya dan mengingatkannya dengan dingin, "Jangan pernah berpikiran untuk pergi, bahkan jika kamu pergi ke Hong Kong untuk bersekolah, aku dapat menangkapmu kembali! Qiao Mu, lakukan apa yang aku katakan!"     

Qiao Mu mendengus dingin dan memalingkan wajahnya darinya.     

Lebih baik dia cepat pergi, Qiao Mu tidak perlu menghadapi wajahnya yang menyebalkan sepanjang hari jika dia telah pergi!     

Meskipun Li Yan ingin berbicara baik-baik dengan Qiao Mu, Qiao Mu masih sangat marah dan tidak bisa mendengarkan apa pun yang dikatakan olehnya.     

Dalam hal seperti ini, Li Yan merasa seharusnya tidak terburu-buru untuk sementara waktu. Jangan sampai terlalu memaksakan hal-hal kecil. Dia kemudian memberi Qiao Mu waktu agar dia tenang.     

Li Yan berangkat ke bandara. Dalam perjalanan, dia mengirim pesan ke Yu Yiduo, "Bu, pergi dan jelaskan kepada Qiao Mu tentang apa yang terjadi kemarin malam."     

Pada saat ini, Yu Yiduo yang sebelumnya kurang tidur pun sedang beristirahat. Ketika ponselnya berdering, Li Zheng mengambilnya dan melihat pesan Li Yan.     

Wajah dingin itu tersenyum. Dia kemudian menggerakkan jari-jarinya untuk menghapus pesan teks itu.     

Putri Qiao Jiannan masih mau mengganggu istrinya untuk menjelaskan? Serahkan saja padanya secara langsung!     

Hari kedua setelah Li Yan pergi, Qiao Mu mengemasi barang-barangnya sendiri dan bersiap untuk kembali ke asrama.     

Baru saja melangkah keluar dari pintu, dia melihat sebuah mobil melaju ke halaman vila.     

Langkah Qiao Mu terhenti. Li Yan baru saja pergi kemarin dan sudah kembali hari ini?     

Melihat plat nomornya, itu bukan mobil Li Yan.     

Mobil berhenti, sosok tubuh tinggi berjalan ke arahnya.     

Pria yang terlihat berusia sekitar 50 tahun itu memancarkan aura yang terhormat. Wajahnya serius, fiturnya tangguh. Tidak terlihat tua, tampan, dewasa dan memiliki daya tarik. Sosok pria itu mengungkapkan sentuhan dominasi yang mengejutkan.     

Tiba-tiba, tatapan pria itu mengarah kepada Qiao Mu. Qiao Mu berdiri di sana menyaksikan pria itu mendekatinya, "Permisi, siapa Anda?"     

"Ayahnya Li Yan." Li Zheng menatap Qiao Mu dengan matanya yang tajam.     

Orang yang dapat dengan bebas masuk dan keluar dari kediaman keluarga Li pasti bukan orang luar. Qiao Mu sudah menebak identitas orang di depannya ini, jadi ketika dia mendengar kata-kata Li Zheng, dia tidak terkejut.     

Dia tersenyum dan membungkuk dengan sopan, "Kakek, apa kabar?"     

Begitu mengucapkan kata-kata itu, dia melihat pria di depannya menatapnya dengan sorot mata tajam. Entah apakah karena Qiao Mu terlalu memasukkan dalam hati, namun tatapan mata Li Zheng itu sangat tidak ramah dan membuatnya sedikit takut.     

Li Yan adalah tipe pria yang serius, dingin dan tidak mudah didekati. Dia juga tidak mudah menunjukkan emosi dari dirinya. Namun di mata pria di depannya, emosi dapat dilihat secara sekilas.     

Sebuah suara di hati Qiao Mu mengatakan kepadanya bahwa ayahnya Li Yan tidak menyukainya!     

Pada saat ini, dia mendengar pria itu berkata, "Apakah kamu kenari emas yang dipelihara oleh putraku?"     

Kata-kata ini seperti tamparan keras yang mengenai wajah Qiao Mu, membuatnya yang awalnya tersenyum sopan seketika menjadi membeku..     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.