Paman, Apakah Aku Layak Menjadi Simpananmu

Wanita Itu



Wanita Itu

0"Tidak sengaja?" Bibir Li Yan melengkung dingin, "Qiao Mu, siapa wanita itu?"     
0

"Orang yang tidak begitu kukenal." Begitu kata-kata Qiao Mu selesai terucap, dia merasakan wajah pria di depannya itu semakin muram dan memancarkan hawa dingin.     

Orang yang tidak begitu dikenal?     

Wanita ini masih berniat menyembunyikannya darinya sekarang!     

Suara Li Yan terdengar sedikit dalam, "Qiao Mu, jangan menguji ingatanku. Terakhir kali aku ingat bahwa kamu mengatakan dia hanya seorang pejalan kaki yang lewat, kali ini dia menjadi orang yang tidak begitu kamu kenal?"     

Qiao Mu berpikir bahwa Li Yan tidak akan mengingat Zhou Jieru yang pernah bertemu dengannya sekali. Dia tidak menyangka bahwa Li Yan masih mengingat kejadian itu.     

Tepat ketika Qiao Mu tidak tahu bagaimana harus berbicara, Li Yan tiba-tiba melepaskan tangannya dan berjalan masuk ke restoran sendirian.     

Qiao Mu melihat tangannya yang tergantung di udara dengan linglung. Tadi dia melepaskan tangan Li Yan, tapi sekarang pria itu yang melepaskan tangannya? Tidakkah hati pria ini terlalu kuat untuk membalas dendam?     

Dia berjalan dengan cepat mengikuti pria itu dan duduk di dalam restoran.     

Qiao Mu khawatir Li Yan mengetahui identitas Zhou Jieru. Dia takut Li Yan akan berdiri di sisi Yu Tingyun, situasi seperti ini tidak akan membawa keuntungan baginya.     

Namun sekarang kemungkinan ini telah dikesampingkan, dia tidak takut Li Yan akan tahu, dia hanya merasa tidak perlu menyebutkan urusan pribadinya kepada Li Yan.     

Pria di sisi lain sepertinya ingin terus melanjutkan perang dingin sampai akhir. Qiao Mu tidak mengatakan sepatah kata pun, begitu pun dengan Li Yan.     

Mereka memesan makanan, setelah makanan disajikan mereka pun makan. Suasananya sangat membuat orang merasa tertekan.     

Qiao Mu makan makanan lezat ini dengan hati yang sangat tertekan.     

Setelah selesai makan, mereka berdua pulang.     

Di sepanjang perjalanan mereka tidak berbicara sama sekali.     

Setelah sampai di rumah, Li Yan langsung masuk ke ruang kerja dan meninggalkan Qiao Mu di ruang tamu sendirian.     

Qiao Mu merasa bahwa angin dan air mengalir secara bergiliran. Dia baru saja mengakhiri perang dinginnya dengan Li Yan, tapi dalam sekejap mata sekarang dia yang diabaikan. Dia akhirnya tahu bagaimana rasanya ditinggalkan, benar-benar terasa tidak nyaman.     

Qiao Mu menatap kantong tas besar di pintu, sama sekali tidak merasa senang dengan hasil belanja hari ini.     

Dia ingat saat meminjam uang lima juta dari Li Yan, dia memintanya untuk tidak bertanya, tidak menyelidikinya, dan memberinya waktu untuk mengatakan semuanya pada Li Yan. Sejak saat itu, dia tidak punya niat untuk mengaku sama sekali.     

Dia tidak pernah ingin mengaku pada Li Yan. Dia selalu berpikir bahwa dengan hubungan mereka sekarang ini, mereka hanya akan mendapatkan apa yang mereka butuhkan masing-masing, tidak perlu mengatakan hal-hal mengenai urusan pribadi mereka.     

Sebenarnya, jika Li Yan ingin tahu tentang Qiao Mu, akan sangat mudah mengetahuinya dengan melakukan sedikit penyelidikan. Tapi Li Yan terus menunggunya untuk mengatakannya sendiri.     

Qiao Mu menggigit bibirnya dan seperti telah membuat keputusan. Dia segera berlari ke dapur, menyeduh teh, dan pergi ke ruang kerja.     

Di dalam ruang kerja, Li Yan sedang duduk di depan meja dan bersandar di kursi, matanya tampak sedikit tertutup.     

Ketika teringat wanita kecil itu belum mengakui banyak hal kepadanya, dia tidak bisa menyembunyikan rasa kesal di hatinya.     

Li Yan terus memberinya kesempatan, tetapi gadis itu tidak menganggapnya serius!     

Apa yang harus dia lakukan untuk membuatnya jujur?     

Tiba-tiba, terdengar suara ketukan di pintu.     

Li Yan membuka matanya dan melihat makhluk kecil yang membuatnya kesal masuk ke dalam ruangan dengan hati-hati.     

"Paman, minumlah teh ini untuk menenangkan emosimu." Qiao Mu dengan patuh berjalan ke arah Li Yan dengan membawa teh. Dia meletakkan teko, menuangkan teh dan memberikannya pada Li Yan.     

Setiap gerakannya seperti menantu kecil yang berbudi luhur, membuat Li Yan menatapnya dengan marah namun tidak berdaya.     

Apa gunanya melakukan lebih banyak hal untuk menyenangkannya, jika pada akhirnya tidak ingin jujur padanya?     

Li Yan melirik Qiao Mu dan berkata dengan dingin, "Letakkan saja, kamu bisa keluar."     

Sikap macam apa ini? Qiao Mu datang untuk mengakui kesalahannya!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.