Paman, Apakah Aku Layak Menjadi Simpananmu

Mengambil Kebutuhan Masing-masing



Mengambil Kebutuhan Masing-masing

0Pria itu berdiri di bawah bayangan dengan cahaya yang menerpanya tubuhnya. Pada pandangan pertama, hanya terlihat bayangan hitam yang suram.     
0

Qiao Mu mengedip-ngedipkan mata dan menghela napas lega saat melihat wajah pria itu dengan jelas.     

"Paman?" Qiao Mu maju selangkah. Karena dia masih belum sepenuhnya bangun, reaksi pertama ketika melihat pria ini adalah mendekatinya, dengan tangan melingkari pinggang pria itu secara alami, bersandar di dadanya dan menutup matanya yang masih mengantuk, menganggap pria itu sebagai bantalan tempat tidur.     

Mulutnya bergumam, "Mengapa kamu berdiri di sini? Sudah kembali, tapi tidak masuk ke kamar."     

Perilaku Qiao Mu menyebabkan Li Yan berhenti bergerak.     

Suara gadis itu terdengar rendah dan lembut, malas dan mengantuk. Tubuhnya condong ke depan dengan lembut, gerakannya begitu alami.     

Hati Li Yan tiba-tiba tergerak, keluhan serta kemarahan yang menumpuk di hatinya barusan tidak dapat dia lampiaskan kepada wanita kecil ini.     

Alis Li Yan sedikit mengernyit, setelah diam sejenak, dia baru berkata, "Aku sedang merokok di luar, sebentar lagi kembali ke kamar. Mengapa kamu keluar?"     

"Hmm?" Qiao Mu bersandar di dada Li Yan dan hampir tertidur. Dia tiba-tiba lupa apa yang akan dia lakukan ketika dia keluar kamar. Lalu dia menatap pria itu dengan sedih, "Jangan merokok di malam hari. Aku sangat mengantuk. Paman, ayo kita tidur."     

Mata Li Yan menjadi gelap. Menatap wajah putih itu, setelah diam sejenak, bibirnya yang tipis bergerak dan menjawab, "Baiklah."     

Kemudian dia mematikan puntung rokok di tangannya, membungkuk dan menggendongnya masuk ke dalam kamar.     

Kemarahan kecil di hatinya benar-benar lenyap oleh tindakan gadis itu.     

Setelah berbaring di tempat tidur, Qiao Mu masuk ke pelukan Li Yan dan lanjut tidur sambil memeluknya.     

Entah tiba-tiba memikirkan sesuatu, Qiao Mu menyipitkan mata dan membuka matanya, lalu bergumam dan bertanya, "Aku mengirim pesan padamu dan meneleponmu, tapi kamu mengabaikan semuanya."     

Dalam nada bicaranya itu terdengar ada keluhan yang samar.     

Entah apakah itu karena keadaan mengantuknya sehingga gadis itu berperilaku sangat baik dan lembut, atau gadis itu berperilaku seperti ini dengan sengaja?     

Setelah mendengar kata-kata gadis itu, Li Yan mau tidak mau memikirkan apa yang gadis ini lakukan padanya. Apakah itu semua untuk tujuannya, jadi dia sengaja mendekatinya?     

Sorot mata Li Yan menjadi suram sedikit demi sedikit, juga ada kepahitan di hatinya. Ketika dia berpikir bahwa gadis ini sangat bergantung padanya dan peduli padanya karena memiliki tujuan, kemarahan di hatinya pasti mulai membakarnya dengan liar.     

Dia menekan amarah di hatinya, merendahkan suaranya dan perlahan berkata, "Qiao Mu, apakah kamu peduli padaku jika aku mengabaikanmu?"     

"Ya…"     

Suara Qiao Mu terdengar malas dan tidak jelas, tidak bisa memastikan apakah itu adalah keadaan setengah sadar atau dia benar-benar menanggapi kata-katanya.     

Begitu suara itu terucap, Li Yan menyipitkan matanya, mengangkat wajah Qiao Mu dan menciumnya dengan ganas.     

Qiao Mu, kamu lebih baik benar-benar peduli! Kamu harus peduli, bahkan jika kamu tidak peduli sekarang, suatu hari aku akan membuatmu benar-benar peduli!     

Ciuman yang begitu ganas dan tanpa ampun.     

Seolah ingin menelannya, pria itu memeluknya erat-erat dengan tangannya dan menolak untuk melepaskannya.     

Qiao Mu yang awalnya dalam keadaan setengah tidur dan hampir tertidur pun seketika melihat wajah dekat pria itu ketika membuka matanya.     

Gerakan tiba-tiba pria itu membuatnya tanpa sadar ingin mendorongnya pergi, "Paman, aku sangat mengantuk, hari ini sudah sangat larut…"     

Tangan besar Li Yan meraba ke dalam pakaiannya, melanjutkan ke langkah berikutnya tanpa mengatakan apa pun.     

Qiao Mu yang tidurnya terganggu merasa sangat tidak nyaman. Gerakan pria itu sangat kasar, membuatnya semakin merasa tidak nyaman.     

Qiao Mu berusaha melawan, tapi reaksinya itu tampaknya membuat Li Yan semakin kesal, dia pun meningkatkan kekuatan di tangannya.     

"Paman, sakit…" Wajah kecil Qiao Mu berkerut kesakitan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.