Paman, Apakah Aku Layak Menjadi Simpananmu

Jangan Menyiksa Dirimu Sendiri



Jangan Menyiksa Dirimu Sendiri

0Qiao Mu tertinggal dibelakang Li Yan dan masuk ke dalam mobil, pria itu berjalan sangat cepat, seolah-olah dia akan meninggalkannya.     
0

Suasana di mobil sangat sunyi, Qiao Mu melihat pria yang sedang mengemudi dan bertanya dengan suara pelan, "Paman, apa aku membuatmu kesal?"     

Qiao Mu hanya mengatakan jika dia bersungguh-sungguh pada Li Yan, tapi kemudian raut wajah pria itu berubah.     

Dia pikir itu akan membujuk Li Yan dan membuatnya senang.     

Sebenarnya, itu bukan sesuatu yang sengaja dia lakukan untuk menyenangkannya. Dari kecil hingga sekarang, dia benar-benar hanya memiliki perasaan untuknya, dia sama sekali tidak berbohong.     

Dalam dua hari terakhir, temperamen pria ini membuatnya tidak dapat menebak apa pun. Sorot matanya selalu tidak dapat diprediksi, membuatnya tidak dapat mengerti.     

Ya, dia memang sedari awal tidak pernah bisa mengerti pria ini.     

Li Yan tidak berbicara, Qiao Mu tidak tahu harus berkata apa lagi, tapi dia tetap tidak ingin Li Yan kesal.     

Setelah berpikir sejenak, dia tidak bisa tahan dan akhirnya menjelaskan, "Paman, aku benar-benar belum pernah pacaran."     

Yang dimaksud Qiao Mu adalah dia tidak pernah menjalin hubungan dengan siapa pun selama bertahun-tahun ini.     

Namun, ketika kata-kata ini sampai ke telinga Li Yan, itu menjadi menekankan bahwa mereka tidak sedang pacaran sekarang. Tidak peduli di saat itu ataupun sekarang, semua sama saja tidak ada hubungannya dengan pacaran!     

Suasana di dalam mobil seketika menjadi semakin buruk.     

Tangan Li Yan yang memegang kemudi mengencang, bibirnya terkatup rapat, dan garis-garis di wajahnya terlihat tajam dan sangat dingin.     

Kasa yang terbalut di tangannya telah ada selama lebih dari setengah bulan dan belum dilepas, itu membuat telapak tangannya terasa tidak nyaman.     

Entah itu mengemudi atau melakukan sesuatu, itu sangat mengganggu. Dia hanya ingin wanita ini memperlakukannya lebih baik karena cederanya, jadi dia selalu berpura-pura merasa tidak nyaman.     

Pada saat ini, dia merasa sangat terganggu oleh perban itu!     

Mobil direm mendadak dan berhenti di sisi jalan.     

Qiao Mu terlempar ke depan tanpa persiapan, dia menolehkan kepala ke arah Li Yan dan melihatnya melepas kain kasa di tangannya.     

Dia menarik kain kasa ke bawah dengan kasar sambil mengerutkan kening, wajahnya terlihat begitu kesal.     

Qiao Mu terkejut dan meraih tangannya untuk menghentikannya, "Paman, apa yang kamu lakukan?"     

"Lepaskan!"     

"Tanganmu terluka, kamu tidak boleh melepasnya!"     

Qiao Mu dengan gugup meraih kedua tangan pria itu, menatap matanya yang dingin dan berkata dengan takut-takut, "Paman, jika kamu sedang dalam suasana hati yang buruk, maka… pukul saja aku, jangan menyiksa dirimu sendiri."     

Gerakan Li Yan terhenti.     

Qiao Mu benar-benar panik saat menghentikannya. Pria itu mengatakan bahwa tangannya terluka karena pisau, jadi Qiao Mu pikir dia terluka parah dan mungkin telah melukai tulang. Jadi selama lebih dari setengah bulan lukanya telah dibalut, dan Qiao Mu tidak pernah mempertanyakannya.     

Wanita ini!     

Jika mengizinkan Li Yan memukulnya, tidakkah ini juga membiarkannya melukai diri sendiri?     

Li Yan menyipitkan matanya, memegang tangan Qiao Mu, meletakkannya di kursi, lalu membungkuk dan menciumnya.     

Ciuman itu membawa arti hukuman yang seolah menggerogotinya.     

Tangan besar Li Yan meraih punggung gadis itu, dia memegangi tubuhnya, mengangkatnya, dan meletakkannya langsung di pangkuannya.     

Di ruangan yang sempit, dua orang saling menempel dengan erat.     

Qiao Mu punya firasat buruk, "Paman, ini di dalam mobil!"     

Tangan besar Li Yan dengan ringan membelai punggungnya, suaranya terdengar sangat menawan, "Bukankah kamu tidak ingin aku menyiksa diriku sendiri? Kalau begitu aku akan melampiaskannya padamu!"     

Tubuh Qiao Mu menegang.     

Saat keduanya sedang bercumbu dan bergerak-gerak, kain kasa putih terlepas dari tangan Li Yan.     

Hanya ada beberapa bekas luka dangkal di punggung tangan yang berwarna madu itu, dan itu terlihat seperti luka yang sudah lama sembuh.     

Qiao Mu membeku sesaat. Bukankah dia mengatakan bahwa dia terluka oleh pisau? Di mana luka pisaunya?     

Detik berikutnya, Qiao Mu tiba-tiba seperti mengerti sesuatu, dia melebarkan matanya dan berkata, "Li Yan, mana lukamu?"     

Li Yan mengangkat matanya dengan dingin, "Aku ingin melepas perban ini, tapi kamu bersikeras menghentikannya dan menyuruhku melampiaskan padamu, maka aku hanya bisa memuaskanmu!"     

Qiao Mu terdiam, "…"     

Dia tiba-tiba merasa seperti ditipu!     

Segera setelah itu, pria mulai meneruskan aksinya.     

Sialan! Ini di mobil!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.