Paman, Apakah Aku Layak Menjadi Simpananmu

Hal Paling Beruntung yang Pernah Terjadi Adalah Bertemu Dengannya



Hal Paling Beruntung yang Pernah Terjadi Adalah Bertemu Dengannya

0Pria ini akhirnya dibuat tersentak hingga tidak bisa berkata-kata oleh Qiao Mu!     
0

Akhirnya ada juga hari seperti ini untuknya!     

Tidak perlu dibahas lagi betapa bangganya Qiao Mu. Meskipun Li Yan berusia 28 tahun, dia berada di puncak masa mudanya, tetapi Qiao Mu berada di pintu masuk umur dewasanya, dia benar-benar seorang lelaki tua, oke?     

Keberanian Qiao Mu semakin menjadi-jadi, sel-sel yang tertekan di tulangnya seketika menjadi bersemangat, dia seperti tidak takut mati dan terus membuat wajah jelek di luar jendela.     

Dia kemudian mendengus dengan arogan di telepon, "Pria tua telah marah? Ayo datang dan gigit aku, gigit aku, toh kamu tidak bisa menggigitku!"     

Li Yan bersandar di pagar balkon, menyipitkan mata pada makhluk kecil yang sombong di seberangnya. Qiao Mu menjulurkan lidahnya, membuat muka jelek dan memutar matanya menjadi putih, wajahnya terlihat sangat sok.     

Ini adalah pertama kalinya makhluk kecil itu begitu berani di depannya!     

Sudut bibir Li Yan terangkat, wajahnya yang tampan menyiratkan kejahatan yang tak tertandingi, juga ada aura dingin.     

"Qiao Mu." Bibir tipis pria itu terbuka dengan ringan, suara yang dalam itu terdengar dengan sedikit membawa aura dingin, seperti membangunkan mimpi Qiao Mu, "Sebaiknya kamu berdoa agar hari esok tidak datang."     

Qiao Mu terdiam, "…"     

Perkataannya itu… menyiratkan seolah-olah besok adalah tanggal kematiannya!     

Senyum kemenangan Qiao Mu tiba-tiba membeku.     

Dia begitu puas barusan hingga lupa bahwa hanya dalam kondisi ini saja pria itu tidak bisa berbuat apa-apa. Dia lupa ketika meninggalkan rumah keluarga Qiao, dia harus menahan pembantaian pria itu!     

Kenapa dirinya begitu bodoh?!     

Tapi sudah terlambat untuk menyesal!     

Jantung Qiao Mu seperti berhenti, dia segera mematikan telepon dan menutup tirai.     

Urusan besok dibicarakan besok saja, sekarang biarkan dia menikmati kesombongan dan martabatnya sampai akhir!     

Li Yan yang berada di balkon seberang melihat tirai yang telah ditutup, sudut bibirnya sedikit terangkat, tatapan matanya yang ambigu tampak bersinar di kegelapan malam.     

Nyali makhluk kecilnya ini semakin besar!     

Qiao Mu menjatuhkan diri di atas tempat tidur, jantungnya berdebar kencang. Bersikap sombong di depan Li Yan benar-benar harus memiliki kesiapan mental yang baik!     

Setelah begitu antusias barusan, suasana hati Qiao Mu berangsur-angsur menjadi tenang, namun dia tidak bisa tidur.     

Entah apakah karena dia ditakuti oleh Li Yan, atau diingatkan dengan ingatan masa kecilnya.     

Li Yan memintanya untuk mengubah panggilannya, tetapi apa lagi yang bisa dia lakukan selain menjadi pamannya sekarang?     

Kakak yang pernah ada dulu sudah lama tidak ada lagi.     

Kakak laki-laki tetangga sebelah telah memilih untuk menghilang tanpa mengucapkan sepatah kata pun, hal itu telah disegel dalam ingatannya.     

Qiao Mu dulu berpikir bahwa hal paling beruntung yang dia pernah alami di rumah keluarga Qiao adalah bertemu Li Yan.     

Tiga tahun itu adalah waktu yang paling indah baginya, tidak ada yang memperlakukannya dengan baik seperti Li Yan memperlakukannya.     

Dia dengan naif berpikir bahwa ini adalah keindahan yang dianugerahkan kepadanya setelah Tuhan begitu kejam padanya.     

Tapi akhirnya dia tersadar bahwa itu hanya sebuah mimpi.     

Setelah kejadian itu, Qiao Mu baru tahu bahwa tidak ada seorang pun di dunia ini yang bisa menyelamatkan dirinya, orang yang bisa diandalkan hanyalah dirinya sendiri!     

Malam itu Qiao Mu tidak tidur dengan nyenyak, bisa dibilang dia sangat kurang tidur.     

Mengingat kata-kata Li Yan, dia benar-benar berdoa agar hari esok tidak cepat-cepat tiba. Dia tertidur perlahan-lahan, kemudian terbangun dan memeriksa waktu.     

Akhirnya, ketika langit mulai terang, Qiao Mu beranjak dari kasur, membersihkan diri sebentar, meninggalkan rumah keluarga Qiao dan kembali ke sekolah.     

Dia benar-benar khawatir bertemu Li Yan di pagi hari akan mengancam hidupnya, jadi dia hanya bisa bersembunyi di sekolah.     

Setelah kembali ke asrama, Qiao Mu terkejut mendapati bahwa Chi Xia telah melakukan panggilan telepon lintas samudera di tempat tidur pagi-pagi sekali. Kedua orang itu benar-benar berkencan di antara perbedaan waktu.     

Chi Xia bertanya dengan curiga, "Mengapa kamu kembali sepagi ini?"     

Qiao Mu merebahkan dirinya ke tempat tidur, dia merasa sangat mengantuk hingga tidak bisa membuka matanya, "Kamu lanjutkan saja, aku ingin tidur."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.