Paman, Apakah Aku Layak Menjadi Simpananmu

Tidak Melihat Paman



Tidak Melihat Paman

0Tubuh Qiao Mu menegang.     
0

Mengapa kata-kata lembut dari pria ini malah membuatnya panik?     

Ketika memikirkan rencana yang akan dilakukan selanjutnya, wajah Qiao Mu menjadi pucat, dia kemudian diam-diam menggertakkan giginya dan ingin melihat apakah pria ini bisa mengendalikannya.     

Qiao Mu segera merapikan diri dengan panik, lalu kabur keluar dari ruangan. Setelah mengecek tidak ada orang di sekitarnya, dia akhirnya baru merasa lega.     

Tapi tiba-tiba dia merasa ada sesuatu yang salah.     

Jelas-jelas dia keluar dari kamarnya sendiri, mengapa dia harus menyelinap keluar seperti ini?     

Dia merapikan pakaiannya dan turun ke bawah dengan bertindak sewajarnya.     

Li Yan masih ada di kamar Qiao Mu. Qiao Mu tidak tahu apa yang pria ini lakukan dengan datang ke rumah keluarga Qiao, tetapi pria itu malah menghabiskan waktu begitu lama di kamarnya ketika dia datang. Jika orang lain tidak dapat menemukannya, bukankah itu adalah hal yang mengherankan?     

Di lantai bawah, Qiao Jiannan sedang duduk di sofa. Qiao Mu berjalan mendekat dan berkata sambil tersenyum, "Ayah, kapan kamu kembali? Aku barusan berbaring di kamar dan tidak sengaja tertidur. Aku bahkan tidak mendengar kamu telah kembali."     

Qiao Jiannan tersenyum, "Kamu turun ke bawah karena ingin makan malam, bukan? Makanannya cukup enak."     

Qiao Mu terkekeh dan melihat Qiao Ya yang memelototinya.     

"Mumu, kamu benar-benar tidur nyenyak, ya. Kamu bahkan tidak mendengar ketika aku mengetuk pintu untuk memanggilmu." Wajah Qiao Ya tersenyum, tetapi matanya penuh amarah.     

"Kakak, maafkan aku, aku terlalu sibuk belajar dan terus begadang akhir-akhir ini. Aku tadi tertidur dan tidak mendengar apa-apa."     

Qiao Ya mengutuknya di dalam hati, tetapi Qiao Jiannan malah dengan hati-hati mengingatkan Qiao Mu untuk memperhatikan tubuhnya, itu membuat Qiao Ya semakin tidak senang!     

Sedangkan Yu Tingyun, dia selalu tersenyum di samping, terlihat seperti nyonya rumah yang bisa diandalkan.     

Qiao Ya lalu tiba-tiba bertanya, "Apakah kamu melihat paman? Setelah paman naik ke atas, aku tidak tahu ke mana dia pergi."     

Qiao Mu berpura-pura terkejut, "Apa? Apakah paman datang kemari? Aku tidak melihatnya."     

"Aku di sini." Sebuah suara yang santai terdengar dari koridor, pria itu melangkah dengan tenang menuruni tangga.     

Qiao Ya tiba-tiba berdiri, "Paman, ke mana saja kamu? Aku sudah lama mencarimu, bahkan mengira kamu tersesat."     

"Tersesat?" Li Yan mengangkat alisnya, "Apakah menurutmu rumahmu ini begitu besar sampai bisa membuatku tersesat?"     

Meskipun kediaman keluarga Qiao dan keluarga Li berdekatan, namun kediaman Li jauh lebih besar daripada rumah keluarga Qiao.     

Qiao Ya tersentak sampai wajahnya memerah, sedangkan Qiao Mu menundukkan kepalanya, diam-diam merasa senang.     

Hanya satu kata untuk Li Yan, 'keren!'     

Qiao Mu berpikir bahwa kemampuan bicara Li Yan ketika digunakan untuk berurusan dengan orang lain, benar-benar keren sekali!     

Tentu saja, setiap kali membuatnya marah, dia pasti akan menyimpan dendam!     

Qiao Ya tersenyum canggung dan mengganti topik pembicaraan, "Lalu apa yang paman lakukan begitu lama?"     

"Aku menghisap sebatang rokok di balkon."     

Apakah menghisap sebatang rokok bisa sampai hampir satu jam?     

Kata-kata yang tidak meyakinkan seperti itu hanya bisa diucapkan dengan tenang oleh pria ini.     

Qiao Ya sangat bingung, dia jelas telah memeriksa di lantai dua, dan tidak ada seorang pun di balkon!     

Ketika Qiao Ya ingin menanyakan sesuatu lagi, Qiao Jiannan menyelanya, "Tuan Muda Li, ayo pergi ke ruang makan untuk makan malam."     

Nanni?!      

(Nanni adalah bahasa Jepang yang berarti 'apa'.)     

Li Yan tinggal di rumah keluarga Qiao untuk makan malam?     

Ekspresi wajah Qiao Mu tampak kaku, mengapa dia tidak kembali ke rumahnya sendiri, dan malah makan malam disini ketika aku pulang ke rumah?!     

Li Yan melirik Qiao Mu samar untuk mengamati ekspresi di wajahnya, dia lalu mengangguk kepada Qiao Jiannan dan berkata dengan nada yang sangat baik, "Kakak Ipar, dalam aturan keluarga aku adalah adik sepupumu, panggil aku dengan panggilan yang sama ketika aku masih kecil."     

Qiao Jiannan tertawa, "Haha, baiklah, Ah Yan, kami sekeluarga tidak akan sungkan kalau begitu."     

Senyum Yu Tingyun menjadi kaku saat mendengar ini. Ketika melihat Qiao Jiannan merendahkan dirinya di depan Li Yan yang merupakan generasi lebih muda ini, hatinya sangat tidak tenang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.