Paman, Apakah Aku Layak Menjadi Simpananmu

Li Yan, Selamatkan Aku



Li Yan, Selamatkan Aku

0Ponsel yang dingin menempel di telinganya, menyebabkan tubuh Qiao Mu bergetar tak terkendali.     
0

Dalam situasi putus asa seperti ini, satu-satunya orang yang terpikirkan olehnya untuk dimintai pertolongan adalah Li Yan.     

Bunyi nada tunggu terdengar di telepon, suara itu hanya terdengar beberapa detik, namun membuat hatinya perlahan-lahan semakin putus asa.     

Telepon tiba-tiba terhubung, dan secercah harapan seketika muncul di mata Qiao Mu, dia berteriak sambil terisak, "Li Yan, selamatkan aku…"     

Li Yan baru saja turun dari pesawat di bandara ibu kota.     

Pekerjaan di Kota S selesai dua jam lebih awal dari jadwal yang direncanakan.     

Li Yan berjalan menuju pintu dan keluar dengan tenang, sementara Lei Yi mengikuti di belakangnya sambil melaporkan situasi perusahaan secara rinci dalam beberapa hari terakhir.     

Saat ini, ponselnya berdering.     

Li Yan menundukkan kepala dan melirik ponselnya, matanya yang dalam, hitam dan mempesona, masih menyiratkan aura dingin, tapi kedalaman matanya terdapat kilatan cahaya, bibir tipisnya terangkat sedikit, dan jemarinya dengan ringan menyentuh tombol jawab.     

Makhluk kecil ini meneleponnya pada waktu yang tepat. Dia meminta gadis ini untuk meneleponnya jika dia ada perlu sesuatu. Mungkinkah dia menyebabkan masalah lagi?     

Ketika Li Yan hendak berbicara, yang terdengar pertama kali ketika telepon terhubung adalah suara panik, "Li Yan, selamatkan aku…"     

Ada suara keramaian di ujung telepon.     

Dalam sekejap, mata Li Yan berubah menjadi kelam, suara serak yang memohon pertolongannya di ujung telepon membuat jantungnya seperti dicengkeram.     

Qiao Mu panik dan meminta bantuan di telepon. Ketika dia baru mengucapkan satu kalimat, terdengar benda besar yang menghantam pintu di belakangnya. Qiao Mu pun terkejut sampai tangan yang menggenggam ponsel gemetar dan ponselnya terjatuh ke lantai.     

Ketika panggilan terputus, Qiao Mu tidak tahu apakah Li Yan mendengar apa yang dia katakan. Dia menggigit bibirnya dengan keras dan mati-matian memaksa dirinya untuk tetap tenang. Saat dia hendak menelepon lagi, pegangan pintu terjatuh dan pintu dibuka.     

Dalam keadaan terdesak dan harus melawan balik, Qiao Mu mengambil botol alkohol yang pecah.     

Di luar ruangan, terdengar suara orang berteriak, "Cepat keluarkan dia, sialan! Berani merusak parasku. Jika kamu tidak menyiksanya hidup-hidup hari ini, maka aku tidak pantas bermarga Lin!"     

Wajah Qiao Mu pucat, dan dia menatap orang-orang di pintu dengan ganas. Meskipun dia gemetar ketakutan, dia masih memegang botol pecah itu dengan erat, seolah dia akan menikam siapa pun yang akan mendekat.     

Sebuah tongkat panjang tiba-tiba dijulurkan masuk dari luar pintu dan dilontarkan langsung di lengan Qiao Mu. Botol alkohol di tangannya langsung jatuh, kemudian sekelompok orang bergegas maju untuk menahannya.     

"Bangsat! Lepaskan aku! Enyah!"     

Qiao Mu terus meronta-ronta saat hendak dibawa ke Lin Xian. Wajah Lin Xian sudah dibalut perban. Dia tertawa sinis dan menjambak rambut Qiao Mu, "Makhluk rendahan, kau telah menyinggung perasaanku, jangankan kamu, bahkan keluarga Qiao akan ikut sial juga. Jika kamu nanti melayaniku dengan baik, aku dapat memberimu kesempatan untuk mengubah nasibmu!"     

Mata Qiao Mu merah padam, "Brengsek, jika kamu berani menyentuhku, kamu juga akan ikut hancur bersamaku!"     

Qiao Ya di samping yang mendengar bahwa keluarga Qiao akan ikut sial, wajahnya langsung berubah pucat. Dia melangkah maju dan menampar Qiao Mu, "Tutup mulutmu! Kan sudah kubilang untuk menemani Tuan Muda Lin dengan patuh! Jika kamu ingin mati jangan menarik keluarga Qiao ke pemakaman juga!"     

Qiao Mu menatap Qiao Ya dengan tajam, "Qiao Ya, lebih baik kamu berdoa agar aku baik-baik saja, jika sesuatu terjadi padaku hari ini, aku pasti akan membuatmu membayar atas perbuatanmu!"     

Melihat situasinya benar-benar di luar kendali, juga keluarga Qiao yang akan terlibat, Qiao Ya sangat takut sehingga dia menyelinap keluar dari vila melalui pintu belakang.     

Hati Qiao Mu seketika seperti masuk ke jurang tak berdasar, berjuang hidup mati-matian membuat kekuatan tubuhnya perlahan-lahan habis terkuras.     

Pada saat itu, ada suara berisik dari luar.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.