Paman, Apakah Aku Layak Menjadi Simpananmu

Pesta, Dua Orang Muncul Bersamaan



Pesta, Dua Orang Muncul Bersamaan

0Lantai paling atas gedung LSA.     
0

Lei Yi berdiri di depan meja kerja, suaranya terdengar berat. "Tuan muda, saya sudah memeriksa dengan jelas hal yang Anda suruh, Zhou Jieru memang ibu kandung Nona Qiao Mu, dia kecanduan berjudi dan sudah memiliki banyak hutang judi di luar. Dalam dua tahun ini, Nona Qiao terus membantunya membayar hutang tersebut. Di Keluarga Qiao, nona Qiao tidak memiliki uang jajan, sebagian besar uangnya didapat dari hasil kerjanya sendiri. Zhou Jieru mengira putrinya hidup mewah di Keluarga Qiao, sehingga dia sering meminta uang pada Nona Qiao. Keluarga Qiao tidak mengizinkan Nona Qiao bertemu dengan ibu kandungnya, sehingga semua hal ini tidak diketahui oleh Keluarga Qiao."     

Li Yan mengerutkan bibirnya, wajahnya tidak menunjukkan ekspresi apapun, dan terlihat dingin.     

Jari tangannya yang panjang mengetuk di atas meja, dia kemudian bertanya, "Qiao Jiannan sama sekali tidak memedulikan kehidupan Nona Qiao yang jadi seperti ini?"     

"Qiao Jiannan sama sekali tidak mengetahuinya, uang jajan Nona Qiao semua menjadi tanggung jawab Nyonya Qiao, dia hanya memberikan uang jajan rutin saja." Ujar Lei Yi.     

Li Yan tahu kalau hidup Qiao Mu di Keluarga Qiao tidaklah lancar, tapi dia tidak menyangka kalau Qiao Mu masih memiliki beban, yaitu ibu kandungnya!     

Li Yan bersandar di kursi dan berkata dengan dingin, "Awasi Zhou Jieru, kalau dia menghubungi Qiao Mu lagi, beritahu aku."     

"Baik, tuan muda." Lei Yi mengiyakan.     

Lei Yi tertegun sejenak kemudian bicara, "Tuan muda, besok malam tuan muda kedua Su, mengadakan pesta pribadi, tuan muda kedua memintaku mengabari Anda."     

Li Yan lalu berkata dengan dingin, "Aku tidak akan pergi ke sana."     

Lei Yi menganggukkan kepala, dia bisa melihat jelas kalau suasana hati tuan mudanya sedang buruk, dia lalu keluar dari kantor dalam diam.     

Lima menit kemudian, handphone Li Yan berbunyi lagi, Su Chen meneleponnya.     

Li Yan mengangkat telepon itu, terdengar suara Su Chen yang menawan. "Kakak, kamu tidak mau datang ke pesta yang aku buat, kamu tidak memedulikanku?"     

"Tidak ada waktu, kalau tidak ada yang lain, jangan mengatakan omong kosong padaku."     

Dari nada bicaranya, dia sudah bisa tahu kalau suasana hati Li Yan sedang buruk, Su Chen pun tersenyum, "Aku dengar kamu sedang mengincar tanah di daerah utara, aku bisa mengundang tuan muda dari wali kota, kalau kamu tidak datang, kakak ketiga mungkin akan merebut hak miliknya duluan."     

"Sudah, aku tutup dulu!"     

"Aih, jangan…"     

Tuttt... tutt…Su Chen mendengar nada buta dan merasa tidak berdaya, siapa lagi yang membuat marah orang ini?     

Tapi dingin tetap saja dingin, seharusnya dia tetap akan menghadiri pesta tersebut.     

***     

Hotel Jinyu Mantang.     

Tamu-tamu mulai berdatangan di aula pesta tersebut.     

Su Chen melihat pria yang berdiri di pintu masuk, lalu memberi isyarat mata pada Lu Jingzhi. "Aku sudah tahu, kakak pasti akan datang."     

Lu Jingzhi bersandar di sofa, dia mengangkat kakinya dengan malas. "Kalau sampai adik keempat tahu kita berkumpul bertiga begini, sedangkan dia sedang bersusah payah di Afrika Selatan, bukankah sangat luar biasa?"     

Su Chen menepuk-nepuk bahu Lu Jingzhi. "Jangan duduk seperti tuan besar begitu, bantu aku menyapa para tamu-tamu."     

"Di sini adalah tempatmu, bukan tempatku." Ujar Lu Jingzhi lalu berdiri, dia melihat Li Yan yang berjalan menghampiri. "Kakak, aku kira tanah di utara itu akan menjadi milikku!"     

"Walaupun aku tidak datang, kamu juga tidak mungkin mendapatkannya." Nada bicara Li Yan sangat datar, dan dia berjalan dengan anggun ke sofa lalu duduk di sana.     

Lu Jingzhi mengangkat bahunya, mau dengan siapapun dia berebut, tidak mungkin dia berebut dengan pria ini, karena pasti dia tidak akan menang darinya, bukan tanpa sebab dia menyebutnya kakak.     

Su Chen kemudian menunjuk kerumunan, "Tuan muda wali kota sudah datang."     

Setelah Su Chen berbicara, dia menatap Li Yan, lalu menyadari kalau arah mata Li Yan menuju ke pintu masuk aula pesta, kemudian mata tajamnya tiba-tiba menyipit.     

Harimau ini seperti sedang mengincar mangsanya.     

Su Chen dan Lu Jingzhi saling bertatapan, kemudian mereka bersama-sama menatap ke pintu masuk aula pesta itu...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.