Pekerjaanku [End]

Kisah Asmara



Kisah Asmara

0Mr. Carl sering menghubungiku untuk menanyakan bagaimana keadaan adiknya. Padahal Bos sendiri sudah menghubungi beliau dan mengabarkan tentang adiknya itu. Aku tahu, dan bertanya, kenapa Mr. Carl kayaknya nggak percaya sama Bos.     
0

[Kita perlu second opinion dalam mengamati suatu kejadian kan?]     

Sekarang yang ribut tentang Bos dan Miss Kaluna yang tinggal bareng nggak cuma Mr. Carl doang. Mr. Ilham dan Mr. Bima juga udah mulai tanya macam-macam ke aku. Mereka kebanyakan tanya hal yang sama seperti yang Mr. Carl tanyakan.     

Mereka berdua ngapain aja? Interaksi macam apa yang mereka lakukan hari ini. Apa Kaluna masuk ke kamar Bos. Apa Bos masuk ke kamar Miss Kaluna.     

Sumpah, rasanya miris banget gitu sama pertanyaan mereka. Seolah mereka tuh pada berharap banget ada adegan 17++ diantara mereka berdua.     

"Kenapa Anda ingin mereka melakukan hal itu?" tanyaku ke Mr. Ilham sewaktu beliau menelepon.     

"Cuma pengen tahu aja sampai dimana keberanian Angga." suara Mr. Ilham terdengar ringan, seolah sedang bergurau.     

Aku sih nggak tahu kenapa rasanya masih perawan diusia 18 tahun itu kayak sebuah dosa. Mungkin memang pergaulan dan budaya yang berbeda kali ya. Karena kan mereka kebanyakan tinggal di Eropa, berbeda denganku yang lebih banyak tinggal di Indonesia. Dimana keperawanan itu masih dijunjung tinggi. Makanya aku heran banget kenapa para kakak seolah menyuruh adik mereka untuk melakukan adegan panas itu.     

Sebenarnya nggak ada yang bisa aku laporkan ke para kakak tentang Bos dan Miss Kaluna. Karena memang nggak ada apa-apa diantara mereka. Eh, nggak tahu juga sih ya kalau aku pas nggak di apartemen. Kalau pas ada aku sih mereka biasa aja. Malah kayak orang asing yang kebetulan tinggal seatap. Bahkan nggak ada interaksi diantara mereka.     

Nih ya, aku jabarin. Setiap pagi, Bos akan keluar kamar setiap jam 6 pagi. Dia langsung akan minum segelas susu sebelum melanjutkan aktifitasnya yang lain. Nanti jam 8 pagi Bos udah siap berangkat kerja, yang artinya sarapan sebelum jam 8 pagi. Dan Bos kayaknya sengaja banget nggak keluar kamar sebelum jam 8 pagi karena nggak mau terlihat canggung dengan adanya Miss Kaluna disekitarnya.     

Nantinya, mereka nggak akan ketemu sampai malam, karena siangnya mereka sibuk. Bos dengan kerjaannya dan Miss Kaluna dengan kesibukannya kuliah. Kalau pas weekend, Bos hanya akan berenang atau berdiam diri di kamar dan menggambar. Miss Kaluna juga sama, lebih banyak di kamar atau keluar dengan temannya yang bernama Anika Pardes.     

Malamnya, ketika Miss Kaluna pulang dari kuliah, biasanya akan langsung membuat makan malam. Bikin sendiri dan makan sendiri, tapi jelas disisihin buat makan malam Bos. Sedangkan Bos sendiri akan keluar dari ruang kerjanya setelah jam 9 malam, setelah itu dia akan mampir ke apartemenku atau kalau nggak muter-muter kayak orang gabut gitu. Sengaja banget kan menghindar dari Miss Kaluna.     

Ya gimana mau ada hubungan romantis kalau mereka aja cuma ketemu sekitar 30 menit setiap harinya?     

Kalau menurut aku pribadi, keduanya tuh ada tatapan romantis. Tapi karena sama-sama nggak pernah mengungkapkannya, jadinya ya canggung gitu. Bos tuh sebenernya perhatian banget sama Miss Kaluna, tapi sekali lagi, Bos itu nggak pinter bersosialisasi. Itu yang membuat Bos nggak buruan akrab sama Miss Kaluna.     

Kalau ngomongin kesempatan mah selalu ada. Setiap malam mereka hanya berdua di apartemen ini. Aku udah tidur damai di apartemen sendiri.     

Dua tahun lebih mereka hidup seperti itu. Semakin lama juga nggak semakin baik. Mungkin memang begitu cara mereka mengungkapkan perasaan. Tapi sumpahnya, kita yang liat aja rasanya gemes sama tingkah mereka berdua. Apa susahnya sih tinggal ngomong suka gitu.     

***     

Suatu hari setelah libur tahun baru, Miss Kaluna memintaku untuk mencarikan orang. Dia ingin pindah dari apartemen Bos dan tinggal di apartemennya sendiri. Ini dadakan, tapi aku tetap harus mencarikan orang untuk membantu Miss Kaluna pindahan. Jangankan Bos, aku aja kaget tiba-tiba Miss Kaluna meminta pindah.     

Aku nggak tahu apa yang terjadi diantara mereka, tapi kayaknya Miss Kaluna agak marah sama Bos. Ditambah lagi Miss Kaluna nggak mau menatap Bos sama sekali. Sampai waktunya pindah, Miss Kaluna kayaknya sedih tapi juga marah ke Bos. Pengen nasehatin kalau tindakannya itu sia-sia, karena Bos jelas nggak paham sama kode-kodean perempuan gitu. Ya gimana ya? Posisiku adalah pihak netral, dan nggak dalam kapasitas untuk memberi masukan apapun.     

Tebakanku memang benar, karena Bos akhirnya bertanya kenapa Miss Kaluna tiba-tiba pindah.     

"Kalau Bos nggak tahu, aku tahu dari mana?" bener kan pertanyaanku?     

"Feel something wrong." cuma itu tanggapannya.     

Seperti yang udah aku bilang sebelumnya kalau Bos itu sebenernya udah cinta mati sama Miss Kaluna tapi nggak bisa mengungkapkan. Setelah mereka pisah apartemen, Bos kerjaannya ngikutin Miss Kaluna. Dia secara khusus memintaku mencarikan jadwal kuliahnya biar bisa tahu kapan Miss Kaluna pergi. Kalau mau mudahnya sih suruh orang buat ngikutin aja udah beres kan ya. Lagian, Miss Kaluna punya penjaga yang selalu setia mengikuti kok.     

Bukan Bos namanya kalau nggak mengambil jalan yang ribet. Dia lebih memilih mengikuti Miss Kaluna sendirian dan meninggalkan beberapa meeting yang penting. Nggak seharian sih ngikutinnya. Nanti kalau Miss Kaluna udah masuk kelas atau Bos nggak bisa nolak janji meeting, ya ditinggal. Kelihatan banget kalau Bos tuh merasa bersalah.     

Setelah lulus kuliah, Miss Kaluna memutuskan untuk keluar dari negara yang sudah memberinya ilmu. Miss Kaluna akhirnya mengikuti jejak kakaknya untuk menetap di Jerman. Semakin jauh ya.     

Tiga tahun nggak pernah ketemu, akhirnya mereka dipertemukan lagi di bulan September yang berangin. Waktu itu semua keluarga berkumpul di Frankfurt untuk merayakan ulangtahun Miss Kaluna yang ke 25 tahun. Bos udah terniat banget nggak mau menghadiri acara itu meski udah diundang. Alasan Bos mau datang karena diancam sama Mrs. Aini. Memang ya, keluarga Narendra itu kelemahannya di perempuan. Pada Bucin semua.     

Aku bilang bucin semua karena para kakak tuh udah pada nikah, dan kayaknya mereka tergila-gila sama istri mereka. Untungnya sih sama istri masing-masing yak. Kalau sama istri orang kan berabe.     

Mr. Arrael dan Mrs. Aini pada akhirnya memiliki anak ketika usia pernikahan mereka sudah menginjak di tahun ke 9 tahun. Waktu yang sangat lama bukan? Itu artinya Mr. Arael memiliki anak pertama mereka, Marc Wajrapani Narendra, ketika berusia 39 tahun, sedangkan Mrs. Aini berusia 32 tahun.     

Mr. Bima juga sudah menikah sedang konglomerat Inggris yang bernama Alicia Ferrour dan memiliki anak kembar laki-laki bernama Michael dan Angelo. Nggak usah dijabarkan bagaimana kisah cinta mereka sehingga sampai ke pelaminan. Ribet. Intinya, Mr. Bima juga bertekuk lutut sama Mrs. Alicia.     

Yang terakhir adalah Mr. Ilham. Menikah dengan orang Surabaya yang bernama Caroline. Ini juga kisah cintanya ribet banget tapi berakhir bahagia. Dan sama seperti kedua kakaknya, Mr. Ilham juga cinta mati sama istrinya. Apa aja diturutin, dan kalau udah istri bertitah, nggak ada yang bisa menolak. Pasangan ini juga mendapat anak kembar laki-laki yang diberi nama Mecca dan Calvin.     

Mungkin memang takdir keluarga Narendra itu menjadi bucin. Mr. Michael Narendra juga seorang bucin kan dulu?     

Balik lagi ke Bos yang sebenarnya nggak mau menghadiri acara ulangtahun Miss Kaluna. Aku nggak tahu alasan pribadinya apa, tapi Bos selalu bilang kalau kerjaannya numpuk biar bisa ambil cuti besok November. Kalau para kakak sih mikirnya karena Bos nggak mau ditolak lagi sama Miss Kaluna. Memangnya kapan dia menyatakan perasaannya?     

Hari ulang tahun Miss Kaluna, dan Bos adalah orang yang paling nggak tertarik sama acara yang sedang berlangsung. Padahal mereka hanya duduk dan ngobrol sembari menikmati makanan. Nggak ada pembawa acara ataupun atraksi sulap dari badut disini. Cuma anggota keluarga dan teman terdekat yang ada. Dan Bos cuma duduk mojok sendirian sambil berkutat sama tablet. Kalau kayak gini kan aku jadi pengen banting itu tabletnya. Susah banget sih disuruh bersosialisasi.     

"Ck, bosmu itu memang paling sulit diajak senang-senang." aku setuju dengan ucapan Mr. Carl.     

"What should I do?" tanyaku putus asa.     

Iya, itu benar. Aku sudah putus asa menghadapi Bos yang nggak mau bersosialisasi. Aku pikir sih seiring berjalannya waktu, Bos bakal bisa membaur dengan orang yang ada di sekitarnya. Nyatanya nihil.     

"Biarin aja. Nanti juga maju sendiri kalau sudah merasa terancam." ucapan Mr. Carl nggak aku mengerti. Apa maksudnya? Siapa yang bakal terancam? Kenapa terancam?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.