aku, kamu, and sex

Oh.. No..!!



Oh.. No..!!

0"Mas Danil.. Mas Danil bangun, Ya Allah mas.... bangun dong." Jelita menepuk punggung Danil yang tertutup selimut.     
0

"Duh, ni orang tidur apa mati sih.. ga bangun-bangun ya, Asstagfirullah tuh kan jadi ngedoa yang ga.. ga."     

"Mas, bangun dong.. ayo.. bangun." Jelita masih menepuk-nepuk dan mengoyangkan tubuh Danil, tapi masih tak ada pergerakan dari tubuh Danil.     

"Kalo ga bangun, lita guyur nih." ancam Jelita.     

"Brisik banget sih.. ada apaan sih lit.. aku masih ngantuk banget nih, hari ini aku ga masuk kantor Lit." Tiba-tiba Danil mengeluarkan suaranya, walau tak merubah posisi tidurnya, bahkan matanya masih setia terpejam.     

"Siapa juga yang mau nanyain mas Danil ke kantor apa ga." Jawab Jelita Ketus.     

"Trus??"     

"Ada mertua mas Danil di bawah."     

"Oh..." Sedetik kemudian.. "HAH!!! Teriak Danil histeris.     

"Apa!!!"     

"Mertua Mas Danil dibawah." kata Jelita dengan nada santai.     

"Kog tumben?"     

"Pasti mereka mau nanyain perihal mas Danil terpergok berciuman sama cowok deh.. Orang tuaku tidak tahu kalo mas Danil itu 'gay'."     

"Aku tidak merasa melakukan itu," Jawab Danil.     

"Tapi gambar itu..??"     

"Itu hanya perbuatan orang-orang yang ingin menyingkirkanku dari Jabatanku saat ini."     

"Dari mana kau tahu?"     

"Hal ini sudah sering aku alami, karena ini juga ibu menyuruhku untuk segera menikah, takut kalau aku benar 'gay' padahal memang itu kenyataannya."     

"Paling tidak, jangan membuat orangtuaku bersedih karena berita ini."     

"oke, aku mandi dulu sebentar." Danil segera bangun dari ranjang tanpa menyadari bahwa dia dalam kondisi telanjang.     

"OH..NO..MAS DANIIIIIIIL!!!!!!!" Jelita histeris sambil menutup matanya dengan kedua telapak tangan, sedangkan yang diteriaki hanya santai sambil berdiri di pintu kamar mandi tanpa rasa malu dan risih dengan kondisinya.     

"Apa??" Tanya Danil.     

"Mas Danil kenapa telanjang??"     

"Aku kalau tidur memang telanjang, kenapa??"     

"Dasar jorok.."     

"Kog jorok??"     

"Udah sana buruan mandi."     

"Kamu mau kemana?" Tanya Danil ketika melihat Jelita yang buru-buru pergi ke arah pintu kamarnya.     

"Nguras empang! ya kebawahlah nemuin ortuku, pake nanya lagi." Danil terkekeh melihat tingkah Jelita yang sewot.     

'Ibu.. Ayah, Danil janji, setelah ini, Danil akan membuat Jelita bahagia.' Batin Danil kemudian masuk ke kamar mandi dan memulai ritual mandinya.     

Jelita berlari kecil menuruni tangga, dan di ruang keluarga sudah menunggu mama dan papanya yang sedang menikmati teh bikinan mbok rahmi.     

"Ma..Pa.." Sapa Jelita sambil mencium tangan kedua orang tuanya secara bergantian.     

"Mama, Papa selalu sehat kan selama Jelita tinggal di rumah Mas Danil?"     

"Alhamdulilah, mama sama papa sehat, kan ada si Rey yang selalu jagain mama dan papa."     

"Tapi Rey kan sibuk, pasti pulangnya larut malam terus deh."     

"Bukan hanya larut malam, kadang pagi baru sampai rumah, tidur sebentar trus pergi lagi."     

"Gimana Danil??"     

"Maksud mama?"     

"Maksud mama Danil baik kan sama kamu? Apa Danil sudah tahu kalo kamu adalah Aya?" Tanya Mamanya Jelita, yang khawatir tentang keluarga anak gadisnya.     

"Mama jangan khawatir, Mas Danil baik kog, dia juga sudah tahu kalau Jelita itu Aya."     

"Syukurlah.." jawab mamanya Jelita dan di barengi dengan anggukan papanya.     

"Terus Danilnya dimana sekarang?"     

"Mas Danil lagi mandi, Ma."     

"Oh." Tak lama Danil ikut bergabung dengan Jelita dan kedua orang tuanya, dengan pakaian casual Danil terlihat lebih muda, seperti anak ABG, ditambah wajah aslinya memang baby face.     

"Hai Ma, Pa." Sapa Danil.     

"Mama sama Papa sehat kan?" Tanya Danil mengawali perbincangan.     

"Kami sehat selalu, Apa kamu baik-baik saja Danil?" giliran papa Jelita yang bertanya.     

"Alhamdulilah, aku dan Jelita baik-baik saja."     

"Lalu bagaimana tentang berita, media bilang kamu gay karena terpergok sedang berciuman dengan sesama jenis."     

"I..Itu.." Danil menjawab dengan sedikit gugup, memang benar Dia 'gay' tapi dia tidak pernah merasa bahwa dia berciuman sama cowok, seperti yang media kabarkan.     

"Itu bukan Danil, Pah.. Asistenku sudah memeriksa gambar itu ternyata foto itu hanya editan."     

"Ada seseorang yang menginginkan posisi saya dikantor jadi dia berusaha menghancurkan citra saya di depan umum."     

"Syukurlah kalau gitu, lalu apa yang akan kamu lakukan?"     

"Setelah bukti terkumpul sempurna, saya akan adakan konferensi pers, untuk mengklarifikasi berita ini."     

"Tapi jika kau tidak segera melakukan konferensi pers, papa takut investor kamu akan kabur, dan ini sangat berpengaruh terhadap proyek yang sedang kamu kerjakan."     

"Saya akan usahakan secepatnya, pah.. trimakasih papa sama mama masih mau mendukung Danil, dan menerima Danil sebagai menantu, padahal Danil.."     

"Sudahlah Danil, semua sudah berlalu, kami sudah melupakan segalanya, mari kita hidup dengan cerita yang baru." Kata mama Jelita.     

"Apa yang mama katakan itu benar, Danil, mulailah hidup bahagia bersama Jelita."     

"Iya ma..pa.. Danil Janji akan membahagiakan Jelita." Kata Danil sambil memegang erat tangan Jelita yang duduk di sampingnya. Jelita yang sedari tadi hanya menyimak kinipun ikut tersenyum mendengar perkataan Danil. Tak lama bel rumah berbunyi, dan mbok Rahmi buru-buru kedepan untuk melihat siapa yang datang, dan kemudian kembali lagi ke ruang keluarga.     

"Maaf Nyonya, di depan ada yang nyari?"     

"Siapa mbok?"     

"Namanya Mas Rey." Mendengar nama Rey di sebut kedua sudut bibir Jelita terangkat, tersenyum manis dan berlari kecil ke depan, kedua orang tua Jelita hanya geleng-geleng melihat tingkah sang putri, sedangkan Danil??? Kenapa mendadak suasana hatinya berubah buruk ya?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.