aku, kamu, and sex

aku adikmu.



aku adikmu.

0Dikamar rawat inap VVIP tempat dimana Ronald berada, suasana begitu hening, Danil dan Jelita duduk di sofa yang tersedia di pojok ruangan, sedangkan Rey duduk di samping tempat tidur Ronald, kakaknya.     
0

Jelita menyandarkan kepalanya pada bahu Danil, sesekali Danil mengecup kening Jelita sedangkan tangannya meremas lembut tangan Jelita. Rey hanya menggelengkan kepalanya ketika tak sengaja melihat perlakuan Danil pada Jelita.     

Rey tak habis pikir, seorang Danil bisa takluk pada seorang gadis mungil bernama Jelita, dan kemanakah Danil sang 'gay' yang notabene adalah mantan pacar kakaknya. OPS! bukankah mereka masih sepasang kekasih? bukankah belum ada kata putus dari bibir mereka? atau mungkin Danil memutuskan hubungannya dengan Ronald menggunakan bahasa kalbu? biarkan waktu yang akan menjawabnya, yang jelas kini Danil benar-benar menjadi sesosok pria yang sangat menggilai istrinya. Kita doakan bersama-sama semoga Danil Istiqomah dengan cintanya kali ini ya pemirsa..     

"Lebih baik, Lo ajak pulang Jelita deh, Dan. kasian dia pasti syok dan capek."     

"Lo ga apa-apa gw tinggal sendirian di sini?"     

"Ga apa-apa."     

"Ya udah, paling juga sebentar lagi Yogi datang kemari, jadi Lo ga sendirian."     

"Okey, bisa minta tolong telponin bokap gw?"     

"Bisa, nanti aku telpon bokap Lo."     

"Tapi jangan bilang Ronald yang sakit, bilang saja gw yang ingin ketemu disini."     

Danil paham maksud Rey, pastinya Rey tidak ingin ayahnya shok mengetahui keadaannya Ronald sekarang. Danil menguncan pelan tubuh Jelita, dan tak berapa lama mata Jelita terbuka perlahan.     

"Ada apa Mas?, apa Ronald sudah sadar?"     

"Belum, aku mau mengajakmu pulang, kamu harus istirahat di rumah, dan juga kamu harus ganti baju , bajumu kotor ada bekas darahnya juga."     

"Iya sih." Jawab Jelita sambil menatap ke arah baju yang melekat ditubuhnya.     

"Lo ga papa kan Rey, kalau gw sama Mas Danil pulang duluan?"     

"Ga apa-apa, nanti aku kabari kalau Ronald sudah sadar." Jawab Rey sambil tersenyum.     

Danil mengandeng tangan Jelita, menggiringnya keluar dari ruang rawat inap. Tak berapa lama Yogi masuk ke ruangan dimana Ronald dirawat, agak kaget ketika yang dia jumpai adalah Reynald asisten pribadi presir Chandra Corp.     

"Pak Rey.."     

"Pak Yogi, apa kabar?"     

"Saya baik, bagaimana anda bisa disini?"     

" Saya sedang menunggu kakak saya yang sedang sakit." Jawab Rey santai.     

"Kakak?" tanya Yogi penasaran.     

"Ya, Ronald adalah kakak kandung saya"     

"Oh, begitu."     

"Jadi Chandra Corp adalah milik ayah anda, tapi bukannya Presdir nya perempuan."     

"Chandra Corp bukan milik ayah saya, tapi milik adik saya."     

"Adik, pak Ronald punya adik selain anda?"     

"Ya begitulah."     

'Kalau Candra Corp milik adik tuan Rey, ini bisa menguntungkan Pak Danil.' Batin Yogi.     

Saat mereka berdua asik mengobrol, Rey dikagetkan dengan jarinya yang disentuh seseorang, seketika Rey menatap Ronald, senyum Rey mengembang kala melihat Ronald mulai membuka matanya.     

"Pak Yogi, tolong panggilkan dokter."     

"Baik." Yogi menekan tombol di sisi ranjang dan tak berapa lama dokter datang untuk mengecek kondisi Ronald.     

"Pak Ronald, syukurlah anda sudah sadar, saya akan memeriksa anda sebentar." Sang dokter segera memeriksa kondisi Ronald.     

"Apa yang anda rasakan?"     

"Kepala saya sedikit pusing, dan kaki kiri saya kenapa tidak terasa dok."     

"Akibat kecelakaan yang anda alami, kaki kiri anda mengalami cidera, tapi anda tak perlu khawatir, setelah kesehatan anda pulih, anda bisa melakukan fisioterapi untuk memulihkan kondisi kaki anda, untuk sementara waktu anda harus menggunakan kursi roda."     

"Baik dok."     

"Kalau begitu saya permisi dulu." Kata dokter laki-laki yang bernama dokter Hendra. Setelah dokter Hendra keluar dari ruangan, Rey kembali duduk di samping ranjang Ronald, diikuti Yogi yang berdiri disamping Rey.     

"Senang bisa melihat anda sudah membaik Pak Ronald." Ronald tersenyum.     

"Siapa yang membawa saya ke rumah sakit?"     

"Tuan Danil dan Nyonya Jelita." Jawab Yogi.     

"Lalu dimana mereka?"     

"Mereka aku suruh pulang, Jelita kelelahan menunggumu, jadi aku menyuruh Danil untuk membawany pulang."     

"Siapa kau?" Tanya Ronald.     

"Pak Yogi tolong tinggalkan kami berdua, ada yang ingin saya sampaikan pada kakak saya."     

"Kakak?" Ronald mengernyit.     

"Baiklah, saya akan menunggu diluar, silahkan anda bicara." setelah mengatakan itu, Yogi keluar dari ruangan.     

"Kamu siapa, kenapa kau manggilku kakak?"     

"Apa kakak benar-benar tidak mengingatku?" Ronald menatap Rey dengan seksama.     

"Aku Rey, kak. Reynald. adikmu."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.