aku, kamu, and sex

Terimalah Hukumanmu Sayang...



Terimalah Hukumanmu Sayang...

0Danil melangkahkan kaki dengan mantab masuk ke dalam rumah mewahnya, selepas miting tadi siang Danil dan Jelita sama-sama melanjutkan Pekerjaannya di kantor masing-masing, Namun Danil sengaja bersikap dingin terhadap Jelita, hal itu membuat Jelita gelisah dan galau bukan kepalang, bahkan dikantornya dia tak fokus saat memimpin rapat, sehingga Rey memutuskan untuk mengantikannya dan menyuruh Jelita istirahat.     
0

'Jelita, kau harus dihukum sayang.' gumam Danil disela-sela aktifitasnya melepaskan satu persatu kancing kemeja yang dia kenakan, kemudian dia masuk ke dalam kamar mandi untuk menyegarkan diri.     

Tak berapa lama, Danil mendengar deru mobil berhenti di halaman rumah.     

'Itu pasti Jelita.' Danil yang baru selesai mandi berdiri di balkon kamarnya sambil sesekali menyesap rokok yang terselip di jari tangannya. Mata tajamnya memperhatikan Jelita yang sedang berinteraksi dengan Rey. Senyum kecil mengembang dikedua ujung bibirnya.     

'Mari kita mulai permainannya nyonya Mahendra.'     

Disisi lain Jelita masuk ke dalam rumah setelah memastikan Rey sudah keluar dari pagar rumahnya, dengan hati berdebar-debar dia melangkahkan kakinya menyusuri anak tangga menuju ke kamar dia dan Danil, masih teringat dengan jelas perkataan Danil tadi siang sebelum dia pergi meninggalkan kantor Danil.     

'Kau harus di hukum nyonya Mahendra.'     

entah kenapa kata-kata itu begitu menakutkan untuk Jelita, seperti kutukan yang meraung-raung dan mengema di dalam otaknya.     

'Ayo Jelita tak kan terjadi apa-apa, Danil sudah berubah, tenanglah...tenang...' Jelita meramalkan kata-kata itu seperti sebuah mantra yang menenangkan untuknya.     

Tak terasa kini langkah kaki Jelita sudah tepat didepan pintu kamar, antara takut dan penasaran dengan hukuman yang akan diberikan Danil padanya, Jelita perlahan memutar knop pintu di hadapannya.     

'sunyi, kemana Danil' bisik Jelita dalam benaknya. tak lama terdengar suara bariton yang sangat dia kenal.     

"Kau sudah pulang?"     

"I...Iya,"     

"Mandilah dulu, supaya badanmu lebih segar, aku tahu kamu lelah."     

Hah!! ini benar Danil? sungguh diluar perkiraan Jelita, Danil masih santai dan penuh perhatian setelah apa yang terjadi di ruang miting tadi siang. tanpa membalas kata-kata Danil, Jelita langsung masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri, setelah sebelumnya dia meletakkan tas pungungnya ke dalam rak khusus tas.     

Danil masuk kedalam kamar dan merebahkan tubuhnya ke atas ranjang, dia mengambil buku dinakas sambil menunggu Jelita selesai mandi dia putuskan untuk membaca buku kesukaannya.     

"Mas Danil,"     

"Hm.."     

"Mas Danil masih marah?"     

"Menurut mu?"     

"Maafkan aku, aku ga bermaksud membohongi mas Danil."     

"Terus?"     

"Ya, Itu karena... karena..."     

"Karena apa, apapun alasan kamu tetap aja kamu salah, dan harus dihukum."     

"Hukum?"     

"Ya..."     

"Hukum apa?"     

"Berjanji dulu, kamu akan melakukan hukuman itu dan tidak akan protes."     

"Hukuman apa dulu,"     

"Ya udah kalau ga mau, aku tidur di kamar sebelah aja."     

"Kog gitu sih.."     

"Makanya janji dulu."     

"Okey, Aku janji akan menerima hukuman dari mas Danil dan ga akan protes."     

"Bagus."     

Danil segera mepas piyama yang dia kenakan, hingga terpampang tubuh toples Danil dihadapan Jelita, dan spontan Jelita membalikkan tubuhnya membelakangi Danil.     

"Kenapa kamu berbalik? ayo lihat sisni,."     

"Ga mau, sebenarnya mas Danil mau apa sih? katanya mau menghukum Jelita, kok malah telanjang?"     

"Aku mau tidur, dan kamu tahu sendiri kan kalau aku tidur selalu telanjang."     

"Tapi, katanya mau hukum Jelita, Kog malah tidur?"     

"Makanya balikkan tubuhmu, dan lihat aku, ga usah malu-malu gitu, kamu bahkan pernah pegang-pegang milikku. Ayo... balikkan tubuhmu, apa kamu takut tergoda ya.." Goda Danil.     

"Apaan sih mas Danil."     

"Ya makanya lihat sini."     

Mau tak mau Jelita membalikkan tubuhnya menghadap Danil namun kedua tangannya masih rapat menutupi wajahnya.     

"Jangan tutupi wajahmu, aku justru ingin kamu melihat tubuhku."     

"Ayo turunkan tanganmu."     

Perlahan Jelita menurunkan tangannya, dan membuka kedua matanya, hal yang pertama yang dia lihat adalah tubuh kekar Danil dan Dada yang tersusun seperti roti sobek yang mengiurkan.     

"Sekarang buka baju kamu."     

"Hah..!!"     

"Ayo buka."     

"Katanya mau menghukum kog malah suruh aku buka baju."     

"Ini awal dari hukumanmu sayang, ayo lekas dibuka, atau aku yang akan membukanya." Seringaian terbit di wajah Danil.     

Dengan kikuk Jelita membuka satu persatu kancing kemejanya, dan melepaskan baju tidurnya, kini terpapanglah Bra berwarna hitam yang berisi sesuatu yang kenyal dan padat, Dan tak dapat melepaskan pandangannya dari tubuh Jelita, ternyata istrinya memiliki tubuh yang indah dan seksi dengan dada yang membusung.     

"Lepas juga celananya."     

"Hah"     

"ayo lepas, atau aku yang ..."     

"Iya..iya.."     

Jelita melepas celana tidur yang ia kenakan dan kini terlihat segitiga yang menggoda birahi Danil. tatapan mata Danil mengamati dengan seksama setiap lekuk tubuh Jelita yang terpampang di hadapannya. tanpa sadar dia mencium perut telanjang Jelita dengan sensual membuat Jelita mengerang di buatnya.     

Kemudian Danil tidur terlentang diatas ranjang sedang Jelita masih bingung dengan apa yang mau dilakukan oleh Danil.     

"Kemarilah sayang." Jelita lebih mendekat ke sisi ranjang,     

"Jadi hukumanmu adalah push up diatas tubuhku selam 20 kali dengan tubuh telanjang, setiap tubuhmu pada posisi turun kau harus mencium bibirku, apa kau paham nyonya?"     

"Ha? Jadi ini hukumannya?"     

"He'eh, kau saja bisa menghajar lima laki-laki dan menghilangkan mereka tanpa jejak, jadi kalau hanya push up aku rasa itu sesuatu yang gampang kan, sayang?"     

"Tapi telanjang?"     

"Kenapa? kamu itukan istriku jadi sah-sah saja telanjang di depanku bukan?" Ucap Danil sambil naik turunkan kedua alisnya.     

Dalam hati jelita merutuki kelakuan absurd suaminya ini, push up itu memang biasa untuk dia, tapi harus melakukannya diatas tubuh seseorang dan dalam keadaan telanjang, oh tidaakkkk.... tak pernah terbayangkan sebelumnya oleh jelita akan hal macam itu.     

Jelita mulai naik keatas tubuh Danil, memposisikan kedua tangannya di samping leher Danil dan kedua kakinya berada diantar dua paha Danil. sesuatu di rasakan oleh keduanya, ada sesuatu yang saling bersentuhan, dan menimbulkan rasa nikmat dan membangkitkan gairah keduanya."     

"Mas Danil apa yang kau lakukan?"     

"Melepaskan Bra dan celana dalam mu, apa lagi.."     

"tapi.."     

"Ingat peraturannya, yaitu telanjang, jadi kau harus melakukan itu sayang."     

Jelita menyerah, dan membiarkan Danil melepaskan Bra dan celana Dalamnya.     

"Ayo sekarang mulailah push up pertamamu, sayang." Ucap Danil Parau karena sudah tersulut kabut gairah.     

Jelita mulai menaikkan tubuhnya, dan Danil menikmati pemandangan di atasnya, benda kenyal yang mengantung indah dihadapannya, dan dengan jahil Danil meremas pelan kedua gundukan indah itu, Jelita buru-buru menurunkan tubuhnya, dan ciuman pertama untuk danil. SHIT!!! ini malah menambah keuntungan untuk Danil, dapat menghisap bibir Jelita sekaligus meremas dua gunung kembar miliknya,     

"AAcchhhh... Mas Danil."     

"Apa sayang, ayo lanjutkan, ini baru satu kali, masih kurang 19 kali lagi hukumanmu sayang."     

"Tapi Mas Danil jangan begitu dong,"     

"kenapa? ini milikku, jadi aku bebas untuk menikmatinya. jawab Danil sambil mencium leher Jelita.     

"Achh.."     

"Nikamt kan sayang, ayo nikmati saja hukumanmu sayang."     

Jelita kembali melakukan push up, dan lagi-lagi Danil melakukan hal yang sama kini remasannya semakin mengeras, dan kadang memilin puting Jelita, membuat Jelita tak tahan untu tidak mendesah karenanya. Hingga push up yang ke sepuluh keduanya menyerah.     

Danil tak melepaskan bibir Jelita yang sedang menempel pada bibirnay, tangan beralih menarik tengkuk Jelita untuk memperdalam keduanya, satu tangnnya masih setia pada bukit sebelah kanan dan meremasnya perlahan.     

Keduanya terhanyut dalam keintiman yang semaki liar, kini Danil membalikkan posisi sehingga jelita berada dibawah tubuhnya. Danil kembali memberikan ciuman pada bibir Jelita, melumatnya dengan lembut, dan sesekali menghentikan ciumannya memberi waktu pada Jelita untuk bernapas, sambil Danil menatap wajah canti istrinya, dan kembali mencium istrinya dengan liar dan kini cumbuannya berpindah pada leher jenjang dan halus milik Jelita. nenbuat Jelita semakin mengerang nikamat.     

Karena dari awal mereka tidak memakai penghalang apapun, Danil lebih leluasa memenjarakan pucuk kenyal merah muda itu ke dalam mulutnya, dan sipucuk segera menegang dengan cepat didalam mulut Danil,     

Danil bersyukur, kali ini Jelita tidak histeris dan justru seakan menikmati permainannya, ini membuat Danil bahagia karena dengan santai dia melewati moment romantis tanpa adanya drama ketakutan dari istrinya, ini juga hasil kerja keras danil karena setiap malam memberikan stimulasi pada istrinya dan membuat hal itu menjadi sesuatu yang biasa mereka lakukan.     

"Haaagghh.... Mas Danil....Emmmgh" Jelita memejamkan matanya ketika merasakan sensasi yang diberikan oleh suaminya.     

Jemari Danil mulai merambah ke bagian inti sang istri, memberi usapan lembut, yang diiringi dengan desahan yang keluar dari mulut Jelita,     

Jelita terhanyut dalam permainan Danil, suaminya memang sangat ahli dalam hal puas memuaskan pasangan, hingga tanpa Jelita sadari jari jemari Danil telah menari indah diatas benda mungil diantar kedua paha Jelita, membuat Jelita mengelinjang dengan hebat merasakan sensasi yang luar biasa.     

Tak sampai disitu, tubuh Danil berangsur ke bawah dan menggunakan dua tangannya dia menahan dua paha mulut milik Jelita,     

"Hentikan aku, jika kau ingin berhenti, namunjika kau diam maka aku tak kan pernah berhenti, sayang."     

Jelita hanya mengangguk pasrah, karena sudah terbuai dengan semua perlakuan Danil,.     

Merundukkan kepala, Danil mulai mengeksplorasi apa yang tersaji di hadapannya, mulut dan lidahnya bekerja sama untuk menciptakan kenikmatan yang membuat Jelita tak tahan untuk tidak mengeluarkan erangannya.     

"Eagghh...Mas Danil." Jelita terus memejamkan mata menikmati setiap sentuhan nakal bibir dan lidah Danil.     

"Mas Danil...aaggghhh" erangan panjang terjadi saat klimaks pertama Jelita rasakan. Danil tersenyum puas. Kembali mencium bibir Jelita dengan sensual     

"Masih mau lanjut, hm.." Jelita mengangguk perlahan, dan Danil tak menyia=nyiakan kesemptan itu.     

"Tahan sedikit sayang, mungkin ini agak sakit." Perlahan Danil memasukkan batang pusakanya pada inti milik Jelita, yang di iringi ringisan dari bibir Jelita, walaupun dulu sudah pernah dilakukan oleh Danil namun itu sudah sangat lama, Danil yakin ini masih menyakitkan untuknya.     

"Pelan Mas, Sakit.."     

"Tahanlah sayang.." Jawab Danil sambil kembali mencium bibir Jelita, Danil mendorong pusakanya sedikit keras, dan akhirnya bisa masuk dengan sempurna pada lubang milik Jelita yang diiringi erangan dari keduanya.     

"Milikmu nikmat Jelita, masih tetap sama seperti dulu, membuat aku tak mampu merasakan kenikmatan dengan perempuan lain selain kamu."     

Danil mencium seluruh wajah nya, dan berakhir pada bibir mungil yang mulai membengkak akibat dari ciumannya, dan kini Danil mulai mengerakkan tubuhnya, naik dan turun seirama desahan dari kedua nya, 20 menit kemudian, keduanya mengerang panjang merasakan kenikmatan dunia yang tiada tara, lima menit kemudian danil mencabut batang pusakanya dan berbaring disisi Jelita, sambil memeluk erat tubuh mungil istrinya itu disertai kecupan-kecupan kecil di sekujur tubuhnya, Jelita masih terdiam menetralkan deru nafasnya, yang tidak beraturan.     

"Trimakasih sayang." Ucap Danil.     

Jelita menoleh, dan mengecup lembut bibir Danil, sambil tersenyum,     

"Tidurlah, sebelum aku menganggumu lagi." Jelita tersenyum dan memeluk erat tubuh polos Danil, kaki Danil meraih Selimut yang ada dibawahnya, kemudian menyelimuti tubuh polos mereka berdua yang saling berpelukan.     

Author Note     

++Terjawab sudah kan hukuman apa yang diterima Jelita, jangan lupa vote, comment and revienya ya,,, baca juga cerita aku yang lain.     

Ukhibbuka, sahabatku     

Secret admirer boss,     

Trimakasih....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.