aku, kamu, and sex

Ronald vs James



Ronald vs James

0Malam semakin larut, membawa harapan untuk disimpan sebagai penyemangat hari esok, Ronald duduk di atas kursi roda menghadap ke jendela kamarnya, pikirannya melayang mencoba menyibak misteri dalam hatinya, namun sayang sedalam logika menyelami hati, tak jarang hati berkhianat dengan logika.     
0

Ronald mendesah nafas berat, bayangan wajah Jelita yang akhir-akhir ini selalu menghantuinya seolah menjadi duri yang sulit terlepas yang membuat lukanya tak kunjung sembuh. Sebegitu cemburunya kah ia pada Jelita atau benar dia jatuh cinta pada Jelita? Ronald terus berusaha mengingkari kedua rasa itu, dan menanamkan dalam benaknya, Jelita adalah adiknya, ya ADIKNYA.     

Benarkah selama ini dia cemburu pada Jelita? atau sebenarnya dia cemburu pada Danil? Ingatannya kembali pada kejadian beberapa tahun yang lalu.     

Flashback On     

Ronald sedang berjalan menyusuri trotoar di sebuah kota kecil. saat matanya menangkap sosok cantik berjilbab yang sedang menolong kucing yang terjebak di dalam Got, tanpa rasa jijik gadis itu menarik tubuh kucing yang mengeong kedinginan, dengan telaten gadis itu membersihkan kotoran air got dari tubuh kucing malang itu, dituangkan air mineral sedikit demi sedikit pada tubuh kucing yang kedinginan, kemudian ia mengambil sapu tangan dari dalam tasnya membalut tubuh kucing malang itu dengan sapu tangan kemudian menjemurnya di terik matahari. Sang gadis melirik jam di yang melingkar di tangan kecilnya, kemudian bergegas berlari meninggalkan sang kucing yang sedang berjemur.     

Ronald menghampiri kucing itu, lalu mengendongnya membawanya pulang ke hotel tempatnya menginap. Di perjalanan Ronald membeli peralatan untuk kucing malang itu, dari mulai peralatan mandi sampai keranjang sebagai rumah kucing. Semenjak hari itu Ronald memelihara kucing kecil lucu yang di selamatkan oleh sang gadis.     

Ronald ingat betul bagaimana wajah sang gadis yang khawatir melihat keadaan kucing kedinginan kemudian tersenyum kala melihat kucing yang ia tolong sudah baik-baik saja.     

Beberapa kali Ronald kembali menyusuri trotoar itu berharap bisa bertemu dengan sang gadis mungil nan ayu, tetapi tak kunjung ia temui, sampai ia meminta James sahabatnya yang merupakan pengusaha dari daerah itu untuk membantu mencarinya, Namun semua nihil, gadis itu bagai hilang ditelan bumi, James bukan orang sembarangan di kota kecil ini ia memiliki banyak aset dan terkenal kejam dalam berbisnis. Usahanya ada di berbagai daerah, namun James lebih suka untuk tinggal di kota ini karena ia ingin selalu bersama ibunya.     

"Kenapa sih, kamu cari perempuan itu?"     

"Aku hanya penasaran, sekaligus ingin mengucapkan terimakasih karena telah menolong kucing ini?" Jawab Ronald kala di cecar pertanyaan oleh James di kamar hotelnya.     

James meraih kucing yang ada dalam dekapan Ronald kemudian menaruhnya dalam keranjang.     

James berjalan mendekat dan berdiri tepat di hadapan Ronald yang sedang duduk di atas sofa hotel, perlahan James menunduk dan meraih tengkuk Ronald kemudian menciumnya dalam, Ronald membalas ciuman yang diberikan James sambil tangannya memegang kepala James agar memperdalam ciuman mereka.     

James mendorong tubuh Ronald agar bersandar di sofa, kembali James mencium bibir Ronald dan dengan sigap langsung menyusupkan lidahnya masuk ke dalam bibi Irene, sambil sesekali mengigit bibir bawah Ronald yang halus dan kenyal, James sangat menyukai bibir Ronald.     

Ronald pun tak kalah aksi, tangannya meraba tubuh James dan berhenti di titik yang membuat James melenguh nikmat walau sentuhan itu terhalang celana levis yang ia kenakan, perlahan Ronald menarik ikat pingang yang melilit pingang James kemudian membuka zipper celana levis warna abu-abu dan menurunkannya perlahan, tangan nakal Ronald terus bergerilya meraba dengan lembut sesuatu yang sudah menegang kencang, James tak mampu lagi menahan desahan yang ia tahan, ciuman mereka terlepas, James memajukan tubuhnya yang berdiri tegak ke arah Ronald, desahan dan erangan bertubi-tubi terlontar dari bibir seksi James kala bibir Ronald mulai beraksi di batang kokoh miliknya.     

Ronald berhubungan dengan James di saat Danil berada di luar negeri, Ronald bukan tipe pria yang suka dengan kesendirian. Dia akan mencari kesenangan dan kebahagiaannya hanya sekedar demi pelipur lara yang menyesakkan dada. Kenyataan dia membunuh adiknya cukup membuat ia terguncang, kenyataan bahwa pelecehan seksual yang ia alami sewaktu mengalami penculikan sudah menjerumuskannya jauh kedalam hubungan yang terlarang. Namun Ronald tak mau menyalahkan dirinya kenapa dia menjadi gay, semua karena para penculik itu yang mengajarinya kenikmatan berhubungan intim dengan sesama jenis.     

Flash back OFF     

'Jelita, wajahmu seindah namamu, seandainya dulu aku menemukanmu, apakah aku masih tetap menjadi gay? apakah aku akan seperti Danil yang bisa dengan mudah berpaling dariku, dan mencintaimu?' Ucap Ronald dalam hati.     

Ronald kembali menerawang, mengingat saat pertama kali bertemu dengan Jelita, apa benar dia cemburu pada Danil? karena menikahi wanita yang selama ini ada di ingatannya? atau dia cemburu pada Jelita yang mengambil Danil darinya?     

Flashback On     

Danil menyodorkan foto seorang gadis pada Ronald setelah mereka selesai bercinta di apartemennya.     

"Ini gadis yang dijodohkan ibu dengan ku." Ucap Danil sambil sesekali mencium pundak Ronald yang ada di dekapannya.     

Tidak ada reaksi apapun dari Ronald kala menatap wajah gadis itu, gadis yang selama ini ia cari. Antara terkejut, cemburu dan marah, itulah yang ia rasakan. Hingga sentuhan Ronald pada batang perkasnya yang membuat ia tersadar dari lamunan.     

Kemudian membalikkan tubuhnya, dan mecium bibir Danil dengan kasar, Danil dan Ronald tak pernah menyadari sesungguhnya apa yang mereka rasakan kala itu, Ronald melampiaskan semua rasa cemburu, dan amarahnya dengan menerjang tubuh Danil dan bercinta dengan nya, sedangkan Danil merasakan kecemburuan dan amarah Ronald karena perjodohannya.     

Mereka tak menyadari, cinta keduanya bermuara pada satu orang dan satu nama; JELITA, wanita mungil nan ayu, berbalut jilbab dan gaun muslim yang mengeluarkan aura keanggunan perempuan yang luar biasa.     

Flash back OFF     

Bahkan saat malam pernikahan Danil, Ronald sengaja mengajak Danil ke hotel untuk bermesraan agar Danil tak menyentuh Jelita. Cemburu pada siapakah ia? Ronald tak mampu menjawabnya kala itu. Yang ada dalam pikirannya hanya dia ingin Danil tak menyentuh Jelita. Namun apa daya seiring berjalannya waktu Danil justru terperosok ke dalam pusaran cinta dan masa lalunya, yang membuat ia menyadari bahwa kini waktunya menebus segala kesalahan yang ia perbuat pada Jelita, dan pada ibunya.     

Dering ponsel yang ada dalam pangkuannya membangunkan ia dari lamunan masa lalunya.     

"Hallo."     

"Hallo sayang," Suara parau terdengar dari seberang telpon.     

"Mau apa lagi kamu James?"     

"Aku ingin dirimu, ingin dirimu, harus berapa kali aku bilang padamu, sayang? aku merindukanmu."     

"Aku hanya seorang yang cacat untuk apa kamu masih menginginkanku?"     

"KIta bisa pergi keluar negeri untuk mendapatkan pengobatan bagi mu, Ronald, jangan jadikan alasan ketidak mampuanmu berjalan untuk menolakku."     

"Aku tak menginginkan dirimu?"     

"Apa karena gadis itu? Ingat Ronald sekali lagi ku katakan padamu, orang seperti kita tak akan pernah berubah, selamanya kita akan menjadi gay, jangan berharap untuk bisa bercinta dengan gadis itu Ronald."     

"Aku tidak mengharapkannya."     

"Kamu bohong Ronald, Kamu bohong!! Kau bahkan begitu mesra dan tersenyum lembut pada gadis itu, bagaimana mungkin kau tidak mengharapkannya? atau jangan-jangan gadis itu yang kau cari dari dulu?"     

"Bukan urusanmu."     

"Ini urusanku Ronald, kau bahkan minta tolong padaku untuk mencari gadis itu sayang."     

"Aku akan menghancurkan gadis itu, jika kau tak mau kembali padaku."     

"Kau tak kan bisa melakukan itu."     

"Benarkah, akan aku buktikan."     

"Jangan coba-coba kau menyentuh dia, atau aku bisa memasukkanmu ke dalam neraka!!"     

Ronald mematikan ponselnya dan menarik nafas panjang. Kepalanya menengadah menatap langit-langit kamar yang redup.     

Tidak dia tak akan membiarkan sesuatu terjadi pada Jelita. Tidak akan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.