aku, kamu, and sex

Richard Mahendra



Richard Mahendra

1Hembusan nafas panjang disertai bunyi desahan keluar begitu saja seolah beban yang sangta berat tengah menghimpitnya, entah sudah berapa botol minuman yang habis dia minum, berapa puntung rokok yang sudah habis ia sesap.     
1

'Maafkan Om, Danil.' Kata yang sederhana namun terasa begitu berat untuk sseorang Richard Mahendra.     

'Laila, maafkan aku, maafkan aku yang tak berguna ini, kamu tidak salah memilih kakakku, karena memang dialah yang pantas mendampingimu, bukan laki-laki bejat seperti diriku.'     

'Tak seharusnya aku melampiaskan kebencianku pada Danil, tak seharusnya itu aku lakukan, tapi aku juga tak punya cara lain untuk membawa anakku dari penjahat itu, selain harus mengambil seluruh aset milikmu.'     

'Danil, maafkan om.'     

Richard terus saja mengumamkan kata maaf pada Danil dan sosok perempuan bernama Laila, yang tak lain adalah ibu dari Danil Mahendra.     

'Selama ini kau tak tahu, jika sebenarnya kau punya saudara, Danil. Tapi karena kesalahanku, kita jadi kehilangan dia, dan apa kini aku harus mengorbankan mu? apakah om harus seegois ini? tapi om, harus bagaimana Danil, bahkan om sudah kehilangan muka untuk sekedar menatap wajahmu.'     

'Om, menyayangimu Danil, sama hal nya Om menyayangi ibumu.'     

'Frans, Laila. aku tahu aku salah, bahkan aku harus membunuh Danil satu-satunya anak kalian, demi menyelamatkan anakku, tapi adakah cara lain selain itu? mereka menginginkan aset keluarga kita Frans. Apa yang harus aku lakukan?'     

'Sama halnya dirimu yang tak mau kehilangan Danil dan Laila, aku juga tak ingin kehilangan anakku, Frans.'     

'Dia sangat jahat, dia bisa saja membunuh anakku, tapi tak dia lakukan, tapi dia merubah anakku menjadi penjahat, sama seperti ku, maafkan aku yang tak pernah mendengar nasehatmu, Frans.'     

'Aku memang jahat, aku memang penjahat, aku pantas mendapat hukuman, tapi kamu juga jahat padaku Frans, kau mengambil Lailaku, lailaku.'     

'Kau bilang Laila milikmu, memang benar dia milikmu, tapi aku yang lebih dulu mengenalnya, tapi itu juga bukan salahmu Frans, kalian hanya dijodohkan, di jodohkan oleh ayah, ayah yang sangat menyayangimu, dan tak menganggapku sebagai anak, karena aku berbeda darimu, Frans.'     

'kau selalu jadi juara kelas, bahkan kau kuliah dengan beasiswa karena kepandaianmu, sedangkan aku? aku hanya anak yang suka keluyuran dan menghabiskan uang ayah kita. tapi juga karena kau Frans, kenapa posisimu selalu berada diatas posisiku Frans?'     

'Kenapa aku tak seperti dirimu? aku kira kita bukan saudara sekandung karena kita begitu berbeda, tapi ternyata memang akulah yang ditakdirkan berbeda darimu. Kau memang saudaraku, Frans. Bahkan saat nyawamu sudah di ujung tanduk kau masih mengingatku sebagai saudaramu.'     

'Kau sangat menyayangiku, Frans. tapi aku tak pernah menganggapmu sebagai kakakku, bahkan kini aku harus menukar nyawa anakku dengan nyawa anakmu, Danil. Aku jahat! ya aku jahat! Frans.'     

Setelah berbagai macam gumaman terlontar akhirnya Richard tertidur diatas sofa tempat ia menghabiskan berbotol-botol minuman keras.     

***     

Tak TIK TAK TIK TAK TIK     

bunyi keyboard beradu dengan jari jemari Rey yang sudah sangat lincah dan bersahabat dengan komputer sejak masih duduk di sekolah dasar.     

'Richard Mahendra, sampai keujung duniapun akan aku cari dimana keberadaanmu saat ini, hanya kau yang bisa menyelamatkan Danil, Om brengsek!'     

Semenjak Rey tahu kalau Danil mengidap leukimia, Rey langsung menghubungi HUmnaira mencari tahu bagaimana untuk menyembuhkan Danil, bagaimanapun akan Rey lakukan demi kebahagiaan adiknya.     

Dari penuturan Humaira Rey mendapat pencerahan jika Danil kemungkinan bisa disembuhkan dengan operasi pencangkokan sumsum tulang belakang yang sesuai dengan Danil, dalam hal ini hanya anggota keluarga kandung yang mempunyai kesamaan sum-sum tulang belakang. Dan satu-satunya keluarga yang masih Danil miliki adalah Richard Mahendra sang paman, yang bahkan rela ingin membunuh Danil demi ambisi mendapatkan harta sebanyak-banyaknya. Tanpa ada seorang yang tahu sebenarnya Richardpun karena berbagai tekanan yang mengharuskan dia berbuat Jahat pada Danil.     

Berjam-jam Rey berkutat di depan layar laptopnya, mengotak-atik berbagai macam code dan algoritma yang hanya Rey dan orang ahli komputer yanga tahu. Sampai pada titik Rey menemukan sebuah titik koordinat yang ia cari, Berdasarkan penemuan itu Rey berusaha untuk lebih menembus benteng pertahanan IT mereka.     

'Sialan! mereka sangat ahli dalam membuat pertahanan, bahkan virusku tak mampu membobol pertahanan mereka.'     

Sebuah tombol berwarna mereh tiba-tiba berkedip pada laptop milik Rey yang lain, dan segera ia membuka tombol itu, kemudian Rey tersenyum penuh kemenangan.     

'Akhirnya kalian masuk dalam perangkap.' Ry terus mengotak-atik keyboard miliknya, dan hingga lewat dini hari akhirnya Rey bisa melacak lokasi dimana Richard Mahendra berada.     

Rey menarik nafas panjang, kemudian merengangkan oto-ototnya karena dipaksa untuk berada diposisi yang sama selama berjam-jam. Rey meletakkan segala peralatannya ke atas meja, tapi tetap membiarkan salah satu komputer tetap menyala.     

Rey merebahkan tubuh lelahnya di kasur, dan terlelap begitu saja, hanya dengan celana kolor tanpa baju yang menutupi tubuh bagian atasnya.     

Arka bangun dari tidurnya tepat pukul tiga dini hari, segera ia pergi ke kamar mandi, berwudhu dan melaksanakan sholat tahajud seperti kebiasaanya selama ini,     

Setelah mengucapkan salam dan bermunajat pada Allah, Arka meletakkan pecinya di atas nakas kemudian iseng membuka ponsel yang memang sengaja ia matikan dari selepas acara sang adik.     

Matanya terkunci pada kiriman di surelnya, segera ia membuka laptop dan membuka isi yang telah dikirimkan oleh Rey, ternyata adalah lokasi di mana Richard Mahendra berada.     

'Ada apa sebenarnya kenapa Rey dan Jelita selalu mencari keberadaan Richard dan James?' Gumam Arka sambil mengerutkan dahinya.     

'James sudah tertangkap, dan fakta yang didapat sangat mengejutkan ternyata dia mengincar Ronald, James mencintai Ronald.'     

'Lalu sekarang, Richarad Mahendra, yang ternyata adalah om dari Danil Mahendra, motif membunuh Danil belum diketahui.'     

'Baiklah, kita mulai petualangan baru untuk meangkap Richard Mahendra.'     

TOK     

TOk     

TOK     

"Bang, abang?" Suara Humaira mengagetkan Arka yang sedang sibuk menatap layar laptopnya.     

"Iya, Ra... sebentar." Arka melangkah menuju pintu kamar dan melihat Humaira sang adik sedang berdiri di depan pintu kamarnya.     

"Ada apa, Ra?" Tanya Arka yang penasaran karena tak biasanya adiknya menemuinya setelah sholat tahajud.     

"Danil, Suaminya Jelita masuk ke rumah sakit."     

"Ke rumah sakit? kapan?"     

"Semalam. Nanti ira bareng sama abang ya, kan searah sama abang, takut kesiangan kalau harus nunggu taksi.'     

"Oke, sakit apa Danil, Ra?"     

"kata Rey, Danil mengidap leukimia, ya harusnya Danil bisa operasi sum-sum belakang, tapi satu-satunya keluarga yang Danil punya belum diketahui keberadaannya."     

'Jadi ini, sebab Rey mencari keberadaan Richard? karena hanya tinggal Richard saja anggota keluarga Danil yang mempunyai harapan kecocokan sum-sum tulangnya.' Batin Arka.     

"bang, kok malah bengong."     

"Maaf, Ra. ya udah nanti kamu bareng abang aja, ra."     

"Ya udah deh, makasih ya bang."     

"Sama-sama."     

Arka kembali melanjutkan pekerjaannya, memeriksa lokasi-lokasi yang dikirimkan Rey pada surelnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.