aku, kamu, and sex

Antara ayah, papa dan dua bidadari



Antara ayah, papa dan dua bidadari

0Tuan Handoko tersenyum, ayah, bunda, mama dan papamu adalah kawan dekat sejak kami masih duduk di bangku SMU dulu.     
0

Jelita merebahkan kepalanya di pundak Danil sambil mendengarkan cerita dari Tuan Handoko.     

"Dulu, mama dan bundamu adalah sahabat karib, kemana-mana mereka selalu bersama, sedangkan papa dan ayah tidak saling mengenal." Tuan Handoko mengawali ceritanya, kemudian menyesap air jahe yang tersaji diatas meja.     

"Ayah dan papa saling mengenal karena dua bidadari itu, pada awalnya pada awalnya kami kira kami menyukai perempuan yang sama, karena kami sama-sama sering memperhatikan dua gadis cantik berambut panjang yang selalu dikuncir diatas sini." Ucap Tuan Handoko sambil menunjukkan diatas kepala menunjukkan letak kunciran dua bidadari dalam hidupnya.     

"Ayah tak sengaja melihat papamu sedang mengintip mamamu di perpustakaan, lalu ayah menegurnya, ayah kira papamu menyukai bunda ternyata ayah salah, papamu menyukai mamamu, disitulah kami kenal dan menyusun rencana untuk mendapatkan gadis incaran kami masing-masing." Mata Tuan Handoko menerawang mengingat peristiwa berpuluh tahun silam.     

"Suatu hari kami menjadi perwakilan sekolah dalam sebuah lomba cerdas cermat, dan ternyata bunda dan mamapun ikut serta, kesempatan itulah yang mengenalkan kami, pada dua bidadari itu, semakin hari kami semakin dekat, dan tak satupun dari kami yang berani menyatakan cinta terlebih dahulu, kami berempat tetap bersahabat hingga kami kuliah, walau papamu berbeda jurusan dengan kami bertiga tapi tidak mengurangi kekompakan kami dalam segala hal, termasuk saat tiba-tiba papamu akan dijodohkan oleh mendiang kakekmu." Tuan Handoko menjeda ceritanya kemudia menengak air jahenya lagi.     

Danil dan Jelita masih setia mendengarkan cerita dari Tuan Handoko tanpa berniat menjeda Tuan Handoko bercerita, ini sesuatu hal yang sangat menyenangkan untuk mereka bisa sedekat ini dengan orang yang selama ini mereka rasa selalu dingin dengan siapapun.     

"Lalu apa yang terjadi ayah?" Tanya Jelita antusias.     

Tuan Handoko tersenyum kecil kemudian melanjutkan ceritanya. "Ayahmu tidak bisa menolak, tapi sebelum ia menerima permintaan dari mendiang kakekmu, ia memberanikan diri menyatakan cintanya pada mamamu, dan tak ada respon dari mamamu sama sekali, membuat papamu menjadi kesal sekaligus gemas, namun tidak mampu berbuat apapun."     

"Akhirnya hari pertemuan antara dua keluargapun terjadi, papamu hampir kabur waktu itu jika tak mengingat kakekmu punya penyakit jantung kronis, ayah tetap menemaninya saat hari perjodohan itu, bahkan tidak cuma ayah yang disana tapi juga bunda, karena setelah papamu mengucapkan kata cinta pada mamamu, ayahpun tak kalah akhirnya menyatakan cinta pada bundanya Rey dan Ronald."     

Tuan Handoko tiba-tiba terkekeh geli sambil menyesap minumannya, sedangkan Danil dan Jelita saling lempar pandangan namun mereka tak berani bertanya, hanya menunggu Tuan Handoko menyelesaikan ceritanya.     

"Saat keluarga dari sang calon istri datang, papamu sudah frustasi, bingung dan hancur kira-kira seperti itulah, ketika acara berlangsung dan pihak calon mertuanya memanggil anak gadisnya untuk dikenalkan pada papamu, betapa terkejutnya papamu melihat siapa yang dijodohkan dengannya."     

"Siapa ayah?" Tanya Jelita dan Danil penasaran,     

"Mamamu, seketika papamu memeluk mamamu erat, sampai semua orang disana dibuat bingung, padahal waktu itu mamamu sedang mulai berbenah diri, dia baru saja mengenakan hijab, dan terlihat lebih cantik, namun papamu main peluk saja, hingga pelukan itu terlepas karena tongkat kakekmu yang memukul pelan pungung ayahmu, membuat orang yang ada di sana tertawa melihat ekspresi konyol papamu."     

Jelita dan Danil tertawa kecil mendengar cerita dari sang ayah, Jelita tak pernah menyangka jika jalan cerita cinta kedua orang tuanya begitu indah, pantas saja mereka selalu kelihatan rukun dan selalu romantis, karena cinta mereka begitu besar satu sama lain.     

"Ternyata mamamu sudah tahu jika akan di jodohkan dengan papamu dari ayahnya, namun ia hanya diam karena takut papamu tidak menyukainya karena selama ini tidak ada kata cinta yang terucap dari mulut papamu,hanya perhatian dan kasih sayang yang selalu ia tunjukkan pada mamamu dari pertama kali kenal hingga mereka di jodohkan.     

"Setelah papamu tahu gadis yang dijodohkan dengannya adalah pujaan hatinya selama ini, ia meminta pada kakekmu untuk segera menikahkan mereka." Lanjut Tuan Handoko sambil tersenyum.     

"Namun akhirnya yang menikah tidak hanya papa dan mamamu tapi ayah dan bunda juga menikah, bahkan kami bulan madu bersama, namun papa dan mamamu baru mendapatkan dirimu setelah lima tahun usia pernikahan mereka, berbarengan hampir berbarengan dengan Rey. Sedangkan ayah dan bunda langsung mendapatkan Ronald."     

"Hingga peristiwa mengerikan itu datang, para penculik itu membawa Ronald setelah membunuh semua penjaga rumah dan pengasuh Ronald, saat itu ayah dan bunda sedang ke dokter karena Rey sakit." Raut wajah Tuan Handoko berubah sedih, Danil dan Jelita berpindah tempat duduk ke samping kanan dan kiri Tuan Handoko sambil memeluknya erat.     

"Jangan di lanjutkan, Yah, kalau hanya menyakiti hati ayah, dan membuat ayah sedih." Ucap Danil.     

Tangan kanan Tuan Handoko menepuk lutut Danil yang ada di samping kanannya, dan tangan kirinya membelai pipi Jelita yang menyandarkan kepalanya di bahu kiri sang ayah.     

"Keluargaku hancur karena penculikan Ronald, dan beberapa tahun berselang keluarga papamu terkena bencana karena perbuatanmu Danil, kau anak nakal." Ucap Tuan Handoko sambil menepuk lebih keras paha Danil.     

Danil hanya diam dan masih tetap memeluk sang ayah , karena memang itu adalah sebuah kenyataan yang tak kan mungkin terhapus dalam ingatan siapapun. Terlebih dirinya dan Jelita.     

"Dan kau Jelita, kau gadis yang kuat, ayah salut padamu, bahkan kau bisa menerima Danil kembali hingga sekarang kau masih bersamanya, dan juga orang tuamu yang mempunyai jiwa pemaaf yang luar biasa, coba saja jika ayah yang berada di posisimu, sudah aku lempar Danil ke laut." Danil terkekeh mendengar ucapan sang ayah.     

"Semoga apa yang terjadi pada Ronald dan Jelita tak terulang kembali, semoga kalian semua selalu bahagia, jika kalian harus menerima ujian dari Allah, semoga tidak seberat yang kami alami dulu, cukup kami saja yang merasakan kepedihan hidup itu, jangan kalian." Ratap Tuan Handoko.     

"Ayah tahu Ronald masih menyimpan dendam dengan sang penculik, dan ayah tahu apa saja yang dilakukan Ronald untuk mencari penculi itu, namun ayah hanya memantaunya dari jauh saja, karena ayahpun hingga kini masih belum ada titik terang siapa sebenarnya otak dari penculikan Ronald."     

"Jelita juga tahu apa yang dilakukan kak Ronald, namun sama seperti ayah Jelita dan Rey hanya memantaunya saja, kami tidak akan melakukan apapun kecuali itu sudah membahayakan kak Ronald."     

"Tenang saja ayah, istriku ini wonder woman, dia bisa melakukan apapun, bahkan dia berhasil mengalahkan para anak buahku dan Ronald." Ucap Danil, Tuan Handoko terkekeh seolah tak percaya, kemudian melirik Jelita menggunakan ekor matanya.     

"Benarkah?"     

"Iya aya, serius. Danil sempat tak percaya jika tak melihat sendiri dia terjun dari balkon kamar rumah kami cuma dengan berpegang ranting pohon, sebenarnya Danil juga penasaran, Danil benar menikahi wanita tulen apa Cat Woman,____Awwww." Danil mengaduh karena tiba-tiba kepiting berbentuk jari hinggap di pahanya.     

Tuan Handoko tertawa melihat aksi Jelita pada Danil yang mengemaskan.     

"Jadi sebenarnya selama ini kau bercinta dengan wanita sunguhan atau jelmaan Cat woman?" Imbuh Tuan Sanjaya yang membuat Jelita jadi morang-maring karena jengkel.     

"Hati-hati saja kau masih Danil, nanti aku akan menerkammu." Ucap Jelita seperti hendak mencakar Danil, sontak dua pria yang berada di dekatnya menjadi tertawa terbahak karena tingkah Jelita yang begitu lucu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.