Gen Super

Penemuan yang Mengejutkan



Penemuan yang Mengejutkan

0Ledakan!     
0

Asap hitam meledak dari tubuh Han Sen seperti api. Itu langsung membakar benang es yang mengekangnya. Paku Rex Membara di tangannya diayunkan ke arah sisanya, membakar lebih banyak benang dan membuatnya menjadi uap.     

"Rubah perak, sebelah sini!" Han Sen berteriak pada rubah perak yang segera kembali ke pundaknya. Han Sen segera kembali mengayunkan paku rex-nya dengan ganas pada benang es. Dia berlari ke depan pria yang membeku dan dengan cepat mengambil sesuatu dari sakunya. Dia berbalik, merobohkan lebih banyak benang, dan buru-buru mundur ke arah hutan bambu.     

Benang es masih mengalir mengejar Han Sen, dan terlepas dari berapa banyak yang dihancurkan, semakin banyak benang es yang dihasilkan oleh danau es. Mereka tak ada habisnya.     

Nyala api dari Paku Rex Membara adalah penanggulangan sempurna untuk melenyapkan benang-benang itu. Dan untungnya, jiwa binatang Unicorn Iblis mampu menahan benang yang tidak sempat dia hancurkan. Tanpa terlalu banyak kesulitan, dia bisa menghindari mereka saat melaju ke hutan.     

Begitu dia berada di dalam hutan bambu, benang tidak lagi mengikutinya, melainkan kembali ke danau.     

"Untung aku memiliki jiwa binatang Unicorn Iblis. Aku tidak bisa membayangkan apa yang mungkin terjadi, seandainya tidak ada Unicorn Iblis. Walaupun aku memanggil malaikat kecil, aku tidak yakin apakah dia bisa melawannya." Han Sen merenungkan apa yang baru saja dia temui, karena dia tidak tahu apa itu benang es yang hidup.     

Han Sen memandang ke arah danau sebentar tetapi tidak tampak ada yang aneh. Kemudian, dia menundukkan kepalanya untuk melihat apa yang dia pegang di tangannya.     

Han Sen mengeluarkan dompet dari saku pria itu, dan ada banyak kartu di dalamnya. Mereka juga tampak sangat tua. Mereka jauh lebih besar dari kartu modern, dan lebih tebal. Mereka tidak seringan kartu saat ini, di mana tumpukan seratus kartu tetap sangat tipis.     

Ada tiga puluh kartu, dan ketebalannya memenuhi seluruh dompet.     

"Sepertinya pria itu benar-benar berusia lebih dari seratus tahun. Mungkin dia berasal dari tempat penampungan di Gurun Hitam, secara kebetulan menemukan tempat ini seperti aku, dan menjadi mangsa benang-benang es." Han Sen mengamati kartu-kartu itu dan memikirkan identitas dan kisah lelaki beku yang dia temukan.     

Itu adalah kartu-kartu lama, dan selain beberapa kartu dari perbankan antarbintang, Han Sen tidak tahu untuk apa sebagian besar kartu itu.     

Tiba-tiba, Han Sen memicingkan matanya. Dia menemukan kartu yang memiliki simbol yang dikenalnya.     

"Kucing Sembilan Nyawa." Han Sen terkejut, tidak menyangka akan melihat simbol ini di sini. Itu berarti pria yang mati di dekat danau ini mungkin adalah anggota organisasi mereka.     

"Sepertinya organisasi itu sudah ada sejak lama. Apakah dia memiliki koneksi dengan Pasukan Darah?" Han Sen terus memeriksa sisa kartu.     

Lalu, mata Han Sen terbuka lebar.     

Di dalam kartunya ada surat ijin kerja, dan di depannya ada sesuatu yang dapat dia lihat dengan jelas.     

"Dinas Rahasia, Tim # 7. Penyelidik: Qin Huaizhen."     

Ijin kerja ini persis sama dengan sebuah pusaka yang Han Sen terima dari seseorang yang telah mati. Satu-satunya perbedaan adalah namanya.     

"Qin Huaizhen ... mungkinkah dia berasal dari keluarga Qin?" Han Sen ingat Qin Xuan pernah mengatakan kepadanya bahwa dia memiliki seorang penatua yang bekerja di tim ketujuh dinas rahasia itu.     

Han Sen menatap aneh pria yang sedang duduk di dekat danau. Jika dia adalah anggota keluarga Qin, mengapa bisa mati di sini?     

"Tunggu sebentar ... apakah dia benar-benar mati? Dia masih memiliki kekuatan hidup yang kuat berputar-putar di dalam dirinya. Itu bukan sesuatu yang bisa dipalsukan, jadi, apakah dia benar-benar mati?" Han Sen tampak berharap sambil menatap pria itu.     

Han Sen ingin tahu apa yang terjadi pada tim ketujuh. Jika pria itu benar-benar seorang penatua dari keluarga Qin, dan dia masih hidup, Han Sen sangat ingin mengetahui kebenarannya.     

Dengan penuh minat, Han Sen membalikkan tubuhnya ke arah pria di danau. Ada kemungkinan besar dia masih hidup, dan teknologi kriogenik telah cukup matang saat itu. Banyak orang yang tidur kriogenik untuk dicairkan dan dibangunkan di masa depan. Itu bukan proses yang sulit.     

Tetapi itu membutuhkan teknologi modern. Membekukan diri secara langsung akan menimbulkan kerusakan yang luar biasa pada tubuh, dan jarang ada yang selamat setelah tubuh mereka dicairkan.     

Han Sen tidak tahu apakah pria itu bisa selamat setelah dicairkan. Dia tidak memiliki alat, dan dia harus membawanya kembali ke Persekutuan jika dia ingin menyelamatkannya.     

Han Sen berpikir sebentar, tapi kemudian memutuskan untuk kembali ke danau. Dia benar-benar ingin tahu apa yang terjadi pada tim ketujuh, dan sepertinya ini adalah kesempatan terbaik dan satu-satunya. Bagaimanapun, hampir semua anggota tim ketujuh telah meninggal. Menemukan salah satu dari mereka yang setengah hidup adalah kesempatan yang terlalu bagus untuk dilewati.     

Han Sen muncul dari hutan bambu lagi, dan dia disambut dengan benang-benang es yang muncul tiba-tiba. Tetapi Han Sen yang memiliki tiga makhluk super, tidak kesulitan untuk menghentikannya.     

Han Sen memusnahkan benang dan tiba di danau tanpa kesulitan. Ketika dia pergi untuk menjemput pria itu, tiba-tiba terdengar suara ledakan dari air danau. Di tengah danau timbul gejolak air, makhluk seperti ubur-ubur muncul dari air.     

Di bawah kendalinya, air danau berulir sekali lagi dan dengan kejam mengejar Han Sen. Selain benang-benang es, tentakel ubur-ubur sekarang juga mengejarnya.     

Dengan Paku Rex Membara dan Unicorn Iblis, Han Sen mampu bertahan dan mengusir benang es dengan cukup baik, tetapi gerakannya agak terbatas. Namun, setelah memotong sejumlah benang, sebuah tentakel kristal menggeliat di sekitar Han Sen untuk menjeratnya.     

Han Sen merasakan suhu pinggangnya menurun drastis ketika sebuah kekuatan yang kuat mulai tumbuh dan menariknya ke arah danau.     

Han Sen marah, jadi dia mengangkat paku rex untuk melawan tentakel. Tetapi sebelum dia bisa menyerang, tentakel lain mencengkram lengannya.     

Rubah perak memuntahkan petir dengan marah, berusaha keras untuk mematahkan cengkeraman tentakel. Tetapi dia juga diraih tentakel itu. Tentakel lain membungkusnya dan mulai menyeretnya ke air bersama tuannya.     

Tubuh rubah perak mengeluarkan kilat perak sebanyak mungkin, tapi tetap saja, tidak cukup untuk mematahkan tentakel yang menjeratnya.     

"Malaikat kecil!" Han Sen, tidak bisa melawan, memanggilnya dalam mode tarung.     

Malaikat kecil muncul dari langit, menukik ke bawah, dan dengan pedang besarnya, mengiris tentakel yang telah mencengkeram Han Sen dan rubah perak. Makhluk ubur-ubur itu meronta-ronta kesakitan, mengeluarkan jeritan melengking di tengah kekacauan.     

"Malaikat tarung, bagus sekali! Pergi dan bunuh bajingan itu." Han Sen sangat senang, dan mengeluarkan perintah. Kemudian, dia mengayunkan paku rex ke arah benang es yang telah menumpuk dan menuju ke arahnya seperti gelombang pasang.     

Wajah dingin malaikat itu seperti seorang dewi. Rambutnya yang pirang menari-nari saat tubuhnya memecahkan udara dengan serangannya. Pedang besar itu memotong benang es yang tak terhitung jumlahnya, seolah-olah dia merobek lautan untuk mendapatkan makhluk seperti ubur-ubur.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.