Gen Super

Pencerewet Emas Lagi



Pencerewet Emas Lagi

0Han Sen menghabiskan dua hari lagi dalam Gurun Iblis namun tidak menemukan makhluk berdarah sakral. Dia pergi ke tempat di mana dia menemukan raja rubah berdarah sakral sebelumnya, namun tidak berhasil menemukannya.     
0

Di luar dugaan Han Sen, raja cacing batu emas telah menyelesaikan transformasinya.     

Raja cacing batu emas super: hewan piaraan (berevolusi dan bertransformasi).     

Melihat raja cacing batu emas telah menyelesaikan transformasinya, Han Sen tercengang. Tubuh raksasanya menjadi jauh lebih kecil setelah transformasi. Dia sebelumnya berukuran sebuah bis tetapi sekarang menyusut menjadi seukuran mobil.     

Namun, cangkang emasnya menjadi lebih tebal. Selain itu, dia menumbuhkan empat pasang cakar tajam yang terlihat seperti sabit kematian. Di belakang tubuhnya, juga menumbuhkan sebuah ekor seperti ekor kalajengking. Di belakang punggungnya, dua pasang sayap emas mendengung seperti lebah, gerakannya begitu cepat sehingga hampir tak terlihat.     

Ganas adalah kata yang terpikirkan oleh Han Sen saat melihat raja cacing batu emas super. Cacing itu sama sekali berbeda dengan sebelumnya.     

"Evolusi…hewan piaraan super…" Han Sen menjadi sangat senang sehingga dia tidak tahu bagaimana menyusun kata-katanya. Walaupun dia berharap, namun kemungkinannya begitu tipis sehingga dia merasa tidak nyata ketika harapannya terkabul.     

"Ha, ha…" Han Sen memanggil raja cacing batu emas dan tidak dapat menahan tawanya ketika melihat betapa bagusnya penampilan hewan piaraannya sekarang.     

"Hewan piaraan super tambah baju baja hewan piaraan super, aku tidak tahu siapa lagi yang dapat menghalangiku untuk memaksimalkan poin geno super." Han Sen merasa cukup bangga. Dia tidak sabar mencari lebih makhluk super untuk dibunuh.     

Namun, permasalahannya adalah dimana dapat menemukan makhluk super. Tidak seperti Grup Bintang yang memiliki jaringan intelijen dan modal yang besar serta sumber daya manusia yang berlimpah, atau Aula Bela Diri Ares yang memiliki talenta dalam semua tempat penampungan, Han Sen hanya sendirian.     

Untuk menemukan makhluk super, cara satu-satunya adalah merangkai berbagai informasi dari berita-berita dalam Jaringan Langit dan platform pasukan khusus.     

Dengan raja cacing batu super, Han Sen tidak perlu mencari makhluk berdarah sakral lagi. Sebaliknya, dia langsung pergi ke Tempat Penampungan Baju Baja, ingin mencari makhluk super agar dia dapat memaksimalkan poin geno super secepatnya.     

Namun, sebelum Han Sen tiba di Tempat Penampungan Baju Baja, dia merasa ada yang tidak beres. Banyak orang yang berlarian dari tempat penampungan dengan wajah ketakutan. Beberapa orang bahkan terluka.     

Han Sen tidak akan merasa aneh kalau hanya beberapa orang. Akan tetapi, semakin banyak orang yang mulai berhamburan keluar dari tempat penampungan, sehingga tidak normal.     

"Kakak, apa yang terjadi?" Han Sen menarik seseorang yang melewatinya dan bertanya.     

"Makhluk…Seekor makhluk datang ke tempat penampungan…" Orang itu berkata, ketakutan.     

Han Sen jeda sebentar. Tidak aneh seekor makhluk datang ke tempat penampungan di Tempat Suci Para Dewa Tahap Kedua atau Ketiga. Namun, dalam Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama, makhluk-makhluk biasanya tidak akan mendekati tempat penampungan. Han Sen tidak pernah mendengar kejadian makhluk yang menyerang manusia di tempat penampungan. Sebenarnya, dia pikir hal ini tidak pernah terjadi sebelumnya.     

"Berapa banyak makhluk di dalam tempat penampungan?" Han Sen bertanya dengan sungguh-sungguh.     

"Satu…" Pria itu membalas.     

"Satu? Makhluk apa?" Mungkin makhluk super? Han Sen mengangkat alisnya. Tempat Penampungan Baju Baja bukan tempat penampungan yang lemah. Ada banyak pria yang kuat di dalam tempat penampungan. Satu makhluk dapat membuat begitu banyak orang merasa ketakutan sehingga berhamburan keluar dari tempat penampungan, hal ini membuktikan bahwa makhluk itu sangat kuat.     

"Seekor singa…Seekor singa emas raksasa…" Pria itu bergemetar.     

Kata-kata ini membuat jantung Han Sen berhenti berdetak. Singa emas…Mungkinkah itu bayi pencerewet emas?     

Han Sen mempercepat langkahnya ke Tempat Penampungan Baju Baja. Semakin dekat ke tempat penampungan, dia melihat ada semakin banyak orang yang berlarian keluar dari tempat penampungan. Banyak orang yang terluka dan menangis.     

Han Sen juga melihat ada banyak orang yang menarik mayat keluar dari tempat penampungan. Tampaknya ada banyak korban, karena tidak ada orang yang menyangka ada makhluk yang datang ke tempat penampungan.     

Ada banyak orang yang lebih lemah dalam tempat penampungan. Jika itu adalah makhluk super, Han Sen menduga mereka tidak akan dapat melarikan diri.     

Han Sen menggertakkan giginya dan berjalan menembus keramaian, masuk ke Tempat Penampungan Baju Baja. Dia melihat seekor singa emas raksasa mengamuk di antara bangunan-bangunan dalam tempat penampungan dari kejauhan.     

Walaupun ada banyak pria kuat yang menyerangnya, tidak ada yang dapat menghentikannya. Singa emas itu tetap membunuh dengan ganas.     

Pencerewet emas…Kau pasti adalah bayi pencerewet emas.     

Melihat pencerewet emas yang telah tumbuh besar dan setinggi bangunan dua lantai, Han Sen merasa terkejut dan senang.     

Dia merasa senang karena dia dapat bertemu dengan bayi pencerewet emas kembali, karena dia sekarang mampu membunuhnya. Pencerewet emas ini seperti anugrah Tuhan.     

Namun, Han Sen merasa terkejut dengan betapa besar pencerewet emas ini tumbuh. Ketika dia mengerakkan tapaknya, dia dapat menghancurkan sebuah kamar dengan mudah.     

Setiap kamar adalah ruang pribadi yang dilengkapi dengan perangkat teleportasi. Setiap orang dengan sendirinya diberikan sebuah kamar pribadi ketika tiba di Tempat Suci Para Dewa Tahap Pertama. Namun, di Tempat Suci Para Dewa tahap lebih tinggi, manusia harus berusaha sendiri. Mereka harus membangun atau bertarung untuk mendapatkan tempat penampungan mereka sendiri, dan kadang-kadang mereka bahkan dapat diserang oleh makhluk-makhluk di tempat penampungannya.     

Melihat pencerewet emas menghancurkan bangunan-bangunan dan kamar-kamar. Jantung Han Sen berpacu, karena pencerewet emas hampir mencapai kamarnya dalam tempat penampungan.     

Han Sen tidak peduli dengan hal lainnya, tetapi gagak pemanah yang dia pelihara, yang bagaimanapun juga tidak boleh diketahui umum.     

Pencerewet emas menginjak bangunan-bangunan dan orang-orang yang tidak berhasil melarikan diri, terlihat seperti naga yang sadis. Pencerewet emas mendekati kamar Han Sen.     

Tanpa ragu, Han Sen memanggil raja cacing batu emas super dengan baju baja hewan piaraan super. Dia berubah wujud menjadi ratu peri dan memanggil pisau belati serigala kutukan. Berdiri di belakang raja cacing batu emas, Han Sen bergegas menuju pencerewet emas.     

Dengan empat sayap yang mendengung, raja cacing batu emas tampak seperti makhluk asing, mengayunkan empat cakar tajamnya pada pencerewet emas.     

Han Sen berdiri di belakang raja cacing, rambut pirangnya bergerak ditiup angin dan mahkota merah tuanya berkilau di bawah sinar matahari. Dengan memegang pisau belati serigala kutukan, Han Sen menatap pencerewet emas.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.