Gen Super

Singa Emas



Singa Emas

0Saat kapal berhenti di depan pulau yang seperti taman, Ji Linfeng keluar dari kapal sambil digendong pengawalnya—dia sangat mabuk sampai tidak bisa berjalan sendiri.     
0

Ji Linfeng langsung pergi ke kamar sesampainya di vila di pulau itu. Han Send dan Ji Yanran harus makan malam tanpa dirinya.     

"Aku ingat kalau kakak bilang ada pemandian air panas di sini. Kau mau pergi?" Setelah makan malam, Han Sen menatap pacarnya.     

Wajah Ji Yanran memerah karena dia tahu apa yang pria itu pikirkan. Dia membawa Han Sen kemari dan berpikir karena ada kakaknya, Han Sen tidak akan berani berbuat terlalu jauh. Namun, dia tidak menyangka Ji Linfeng mabuk begitu cepat.     

Di kolam pemandian air panas yang besar, Ji Yanran dan Han Sen adalah satu-satunya orang yang ada di sana. Dalam setengah jam, seluruh kulit Ji Yanran menjadi merah muda dan tampak memikat.     

Han Sen tidak mampu lagi menahan diri. Dia memeluk gadis itu dan berjalan dengan cepat menuju kamar tidur.     

Kepalanya terkubur dalam dada Han Sen, Ji Yanran merasa limbung seperti orang mabuk.     

Han Sen membaringkan Ji Yanran di sprei putih itu. Mata Ji Yanran berbinar dan pipinya merah merekah.     

"Sayangku, aku datang." Han Sen melemparkan dirinya ke arah Ji Yanran.     

Perjalanan selama empat hari terasa bagai sedetik bagi Han Sen. Saat dia kembali ke Blackhawk, Han Sen masuk ke Tempat Suci Para Dewa dan mulai mengurusi bisnis pasukan khusus.     

Monster awan masih memerlukan waktu lebih dari sebulan untuk berevolusi menjadi makhluk berdarah sakral.Han Sen berencana menggunakan waktunya untuk berburu beberapa makhluk mutan.     

Tempat terbaik untuk berburu makhluk mutan adalah Rawa Gelap, tapi makhluk mutan di sana terlalu besar. Gurun Iblis juga memiliki banyak makhluk mutan, tapi mereka sering muncul berkelompok, yang mana cukup merepotkan.     

Setelah dipikir-pikir, Han Sen memutuskan menjajal keberuntungannya di Pegunungan Naga Giok.     

Sebelum dia menjadi kepala regu khusus, Han Sen hanya tahu beberapa nama gunung terdekat, tetapi tidak tahu secara detail. Setelah dia jadi ketua, Han Sen membaca banyak materi internal yang berguna,yang kebanyakan mengenai Pegunungan Naga Giok.     

Meski Pegunungan Naga Giok ditemukan sejak lama, tidak ada yang berani pergi berburu ke sana.     

Bahkan tiga komplotan di penampungan tidak berani berburu makhluk di Pegunungan Naga Giok.     

Alasan utama adalah banyaknya makhluk tingkat tinggi di Pegunungan Naga Giok. Han Sen mendengar bahwa pembantai berdarah juga datang dari sana.     

Menurut materi yang dia baca di akun siapapun yang pernah ke sana, beberapa makhluk berdarah sakral muncul bersama-sama di tepi Pegunungan Naga Giok.     

Hampir semua orang yang pernah ke sana meninggal, dan beberapa yang bisa kembali tidak berani ke sana lagi.     

Itu di luar batas kemampuan. Di tempat yang terlalu banyak makhluk berdarah sakral, satu komplotan besar tidak akan berguna.     

Para orang yang selamat menceritakan tentang ular raksasa sepanjang 300 kaki, burung sebesar awan hitam, dan monster raksasa seperti bukit, di antara hal-hal lainnya.     

Yang membuat Han Sen paling terkesan adalah para orang yang selamat tidak menjumpai makhluk biasa atau primitif. Tingkat makhluk yang paling rendah adalah makhluk mutan.     

Meskipun beresiko, Han Sen memiliki jiwa binatang berubah warna berdarah sakral, yang bisa membantunya menyelinap dan mencari kesempatan.     

Untuk bau tubuhnya, Han Sen menggunakan satu poin nilai regu khususnya dan membeli sebotol cairan tumbuh-tumbuhan, yang merupakan cairan yang sudah diuji dan pasti untuk menutupi bau manusia.     

Setelah mempersiapkan semuanya, Han Sen pergi ke Pegunungan Naga Giok, sambil membawa pedang berlian dan tombak ksatria kumbang miliknya.     

Bahkan dengan kecepatan tinggi Meowth, Han Sen masih membutuhkan delapan hari untuk mencapai tujuannya tanpa berburu di perjalanan.     

Di kaki pegunungan Naga Giok, Han Sen menjadi sangat waspada. Dia menyimpan Meowth dan menyemprotkan cairan tumbuh-tumbuhan ke seluruh tubuhnya. Dengan menggunakan jubah berdarah sakral, Han Sen berjalan menuju pegunungan.     

Walaupun dia memiliki sayap, Han Sen tidak berani terbang. Jiwa binatang melayang berdarah sakral memang cepat, tapi kalah dari makhluk berdarah sakral yang bisa terbang. Itu akan menjadi usaha bunuh diri jika Han Sen memutuskan untuk terbang.     

Han Sen tidak bisa menggunakan jiwa binatang berubah warna begitu saja, karena dia memiliki batas waktu penggunaan jiwa binatang berubah wujud. Han Sen memilih untuk tidak berubah wujud kecuali saat terdesak.     

 Pegunungan Naga Giok berbeda dari tempat lainnya. Bahkan di Gurun Iblis, makhluk biasa dan primitif bisa ditemui di mana saja. Namun, sejak Han Sen memasuki pegunungan ini, dia tidak menemui makhluk satu pun.     

Pegunungan ini terdiri dari bebatuan hitam. Hampir tidak ada tumbuhan di sana. Letaknya begitu terpencil dan suram.     

Setelah berjalan cukup lama, dia akhirnya menemui satu makhluk yang sebesar monster mammoth. Hanya dengan mendengar langkah kakinya, Han Sen merasa bumi pun bergoncang.     

Meskipun dia tidak tahu apakah makhluk itu berdarah sakral atau mutan, Han Sen sudah kehilangan minatnya saat melihat ukurannya.     

Saat makhluk itu berlari di sekitar Pegunungan Naga Giok, Han Sen mengikutinya dari jauh. Dengan adanya makhluk besar di hadapannya, berbagai makhluk akan jadi waspada. Dengan cara ini, Han Sen bisa mengurangi resiko secara signifikan.     

Setelah membuntuti makhluk itu selama beberapa jam, Han Sen tidak menemui masalah. Memang benar, makhluk di Pegunungan Naga Giok itu tingkat tinggi, tapi lebih sedikit dibandingkan dengan tempat lain.     

Han Sen mulai berpikir apakah dia harus lanjut mengikuti makhluk ini. Ini adalah cara teraman, tapi dia tidak menjumpai makhluk mutan manapun. Dia berpikir apakah karena memang tidak ada, atau karena mereka takut oleh raksasa ini.     

Saat Han Sen ragu-ragu, dia tiba-tiba mendengar sebuah teriakan. Makhluk yang berlari di depannya tiba-tiba digigit lehernya dan diseret pergi oleh makhluk yang seperti singa emas.     

Tubuh raksasa makhluk itu hampir sebesar kepala makhluk yang seperti singa. Sang singa mengunyahnya sedikit dan menelannya.     

Han Sen bermandikan keringat dingin. Singa emas itu besarnya menyerupai gunung.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.