Gen Super

Bisakah Kau Melakukannya?



Bisakah Kau Melakukannya?

0"Siapa dia?" Han Sen menyadari kebohongan Yang Manli tapi tidak ingin membongkarnya.     
0

"Yang Zikun, cucu dari Senator setengah dewa Yang Xiuwen." Yang Manli lalu menceritakan pada Han Sen tentang Yang Zikun.     

Yang Zikun baru saja berumur enam belas tahun dan memasuki Tempat Suci Para Dewa dua minggu lalu. Dia dikirim secara acak ke Penampungan Baju Baja, dan pasukan Penampungan Baju Baja segera menerima perintah dari manajemen untuk menyediakan segala bantuan yang dibutuhkan untuk Yang Zikun dan menjaga keselamatannya.     

Tumbuh dari keluarga terpandang, Yang Zikun sangat berpendidikan dan berperilaku baik. Namun, sebagai pemuda yang terlahir di keluarga kaya, meski perilakunya sopan dan baik hati, dia cukup keras kepala. Dia tidak akan merubah pendiriannya tanpa mempedulikan apa yang orang lain katakan.     

Sudah jelas, Yang Zikun terlalu percaya diri, dan selalu mencari tantangan. Hanya dengan berada di Tempat Suci Para Dewa selama beberapa hari, dia telah mencoba berburu makhluk mutan. Penjudi mengikuti Yang Zikun untuk beberapa hari dan hampir mati ketakutan karena anak itu.     

Yang Manli mencoba berbicara pada Yang Zikun dan memintanya lebih rendah diri, yang tidak berhasil sama sekali.     

"Pencerahan hanya datang kepadamu saat kau berjuang antara hidup dan mati, yang merupakan inti dari bela diri..." Yang Manli tidak tahu dari mana Yang Zikun mendengarnya, tetapi dia gagal untuk mengubah pendirian bocah itu.     

Jika Yang Zikun tidak dikirim oleh manajemen, Yang Manli tidak akan peduli jika dia mau mengorbankan nyawanya. Namun, jika sesuatu terjadi pada Yang Zikun, regu khusus akan tertimpa masalah.     

"Aku akan mengurusnya. Besok pagi, aku akan menemui anak itu." Han Sen menutup jaringan komunikasinya sambil tersenyum.     

Hari berikutnya, Han Sen memasuki Penampungan Baju Baja sebelum fajar. Yang membuatnya terkejut, Yang Zikun sedang berlatih bumerang.     

Yang Manli memperkenalkan Han Sen pada Yang Zikun, yang begitu sopan dan sangat mudah disukai. Di mata Han Sen, dia hanyalah anak-anak.     

"Tuah Han, jika memungkinkan, aku berharap kau bisa mengatur seseorang untuk membawaku ke Rawa Gelap." Kata-kata Yang Zikun membuat Han Sen mengerutkan dahi. Bahkan bagi orang yang melampaui poin geno mutannya tidak akan menganggap remeh Rawa Gelap, karena sedikit orang yang bisa kembali, apa lagi Yang Zikun yang baru memasuki Tempat Suci Para Dewa dua minggu lalu.     

Sebelum Yang Manli berbicara, Han Sen memberi isyarat padanya untuk diam.     

"Yang Zikun, mengapa kau mau pergi ke Rawa Gelap?" tanya Han Sen sambil tersenyum.     

"Ada banyak serangga beracun di Rawa Gelap, yang merupakan target sempurna untuk berlatih dengan bumerangku." Yang Zikun menepuk kantong bumerangnya, yang berisi dua lusin bumerang, dan semuanya adalah produk mahal yang memiliki kandungan tinggi baja-Z     

"Sekarang aku paham. Memang itu adalah tempat terbaik untuk melatih kemampuan bumerangmu. Namun, aku pikir kemampuan bumerangmu belum cukup tinggi untuk membawamu ke sana. Berlatihlah dulu dengan monster bergigi perunggu di hutan terdekat," kata Han Sen santai.     

"Kau belum melihat betapa hebatnya aku dengan bumerang. Bagaimana kau bisa menghakimiku secepat itu?" Yang Zikun mengerutkan dahi, tidak senang dengan keputusan Han Sen yang sewenang-wenang.     

"Katakanlah itu adalah insting dari pemain bumerang," jawab Han Sen sambil tersenyum.     

"Kau juga menggunakan bumerang?" Yang Zikun memandang Han Sen dari atas sampai bawah, meragukan keseriusannya.     

Han Sen tidak menjawab bocah itu, tapi berkata, "Mari lakukan ini: Aku akan menunjuk sebuah target. Jika kau bisa mengenai target itu, aku akan membiarkan seseorang mengantarmu ke Rawa gelap; jika tidak, kau akan melakukan apa yang aku minta. Apa itu adil?"     

"Ya. Tapi target itu harus berada dalam jangkauan 60 kaki dariku." Yang Zikun sangat percaya diri dengan kemampuan bumerangnya.     

Han Sen membawa anak itu ke jarak tembak Bullseye, dimana terdapat banyak target. "Kau bisa berada sedekat yang kau mau." Han Sen membawa bocah itu ke lapangan tembak Bullseye, yang menyediakan banyak target.     

Han Sen menaruh sebuah target di depan target lainnya dengan jarak satu kaki di antaranya.     

Dua target itu berbentuk bundar dengan diameter sekitar dua kaki. Dengan dua target yang berbaris lurus, target kedua tidak bisa dilihat dari depan.     

Yang Zikun bingung, dan begitu pula yang melihatnya. Tidak ada yang tahu apa yang Han Sen ingin lakukan.     

"Bisakah kau mengenai tengah target dari jarak ini?" Han Sen berjalan ke arah Yang Zikun, menunjuk target itu.     

"Tentu saja!" jawab Yang Zikun.     

"Aku mengatakan soal tengah target yang di belakang. Bisakah kau mengenainya dari sini?" tanya Han Sen.     

Yang Zikun mengerutkan dahi dan berkata pada Han Sen, "Ini tidak adil. Dua target sangat dekat sampai bahkan dengan berbelok, mustahil mengenai tengah target yang ada di belakang."     

"Bagaimana jika aku bilang aku bisa melakukannya?" Han Sen bertanya pada Yang Zikun.     

"Apa kau akan menembus target yang ada di depan? Jika seperti itu, aku juga bisa melakukannya." Yang Zikun mengerutkan bibirnya dan berkata.     

"Jika bumerang ini menyentuh target pertama, panggil aku pecundang," kata Han Sen santai.     

"Oke. Jika kau bisa berdiri di sini dan mengenai tengah target di belakang tanpa bumerang itu menyentuh target pertama, aku akan mendengarkan apapun perkataanmu," kata Yang Zikun perlahan setelah memikirkannya beberapa saat.     

"Kau cukup pengertian." Han Sen tersenyum dan bertanya pada Yang Zikun, "Apa tidak masalah jika aku berdiri di sini?"     

"Ya." Yang Zikun menatap Han Sen dengan heran.     

Rasa percaya diri pria itu membuat Yang Zikun meragukan dirinya. Tapi Yang Zikun masih yakin kalau tidak mungkin Han Sen bisa mengenai target yang ada di belakang. Dua target itu sangat berdekatan bahkan jika bumerang itu berbelok, dia hanya bisa mengenai pinggiran target di belakang. Yang Zikun percaya mustahil bagi Han Sen mengenai tengah target.     

Namun, karena Han Sen sangat yakin, Yang Zikun penasaran apa yang dia akan lakukan untuk mencapai hal itu. Yang Zikun yakin Han Sen akan menggunakan beberapa trik.     

Han Sen, di sisi lain, tidak memikirkan untuk mengelabui Yang Zikun sama sekali. Sambil mengeluarkan bumerang kupu-kupu hantu baja-Z, Han Sen melemparnya ke arah target.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.