Menikah dengan Mantan

Bab 42



Bab 42

0Up Lagi, Up Lagi,     
0

ye ye ye ye     

la la la la....     

Happy Reading....     

"Ma-af, bu. Saya enggak sengaja," jawab Mawar takut-takut sambil menundukkan kepalanya.     

Wanita cantik yang di tabrak Mawar tidak lain adalah Flora. Flora tidak berkata apa-apa lagi, ia malah mengibaskan rambut panjang yang terurai dengan curly-an di bagian tengah hingga ke bawah kemudian ia berjalan ke arah lift. Sudah waktunya istirahat, itu sebabnya dirinya ke luar dari ruangannya.     

Mawar masuk ke lift yang sama dengan Flora, ia menjaga jaraknya supaya Flora tidak marah-marah. Karena terkadang ia marah-marah jika ada OB atau OG yang masuk kedalam lift ketika ia sedang berada lift. Katanya bau tubuh mereka cukup menyakitkan di hidungnya.     

Di dalam lift hanya ada mereka berdua, entah kenapa para karyawati di lantai-lantai berikutnya tidak ada yang masuk ke lift padahal sudah waktunya istirahat. "Bu, Flora," panggil Mawar tiba-tiba.     

"Kenapa?" tanyanya ketus tanpa menatap Mawar.     

"Bu, apa ibu tau jika Qia sudah kembali bekerja?" tanyanya takut-takut.     

"Apa peduli saya kalau dia kembali masuk kerja?" tanya Flora dengan ketus masih tidak menatap Mawar yang berdiri di belakangnya di pojok lift sisi kanannya.     

"Ah, iya, bu," ucap Mawar tidak tahu harua berkata apalagi.     

Tiba-tiba sesuatu ide licik muncul di otaknya, ia pun tersenyum miring sebelum melancarkan aksinya. "Qia itu--" ucap Mawar terhenti karena lift sudah terbuka. Flora kini menolehkan kepalanya menatap Mawar karena Mawar menghentikan ucapannya.     

"Qia itu apa?" tanya Flora dengan suara dingin menatap Mawar dengan pandangan tidak bersahabat.     

Mawar berjalan mendekat ke arah Flora. "Kamu mau ngapain?" tanya Flora mengernyitkan dahinya.     

"Saya bisikin bu, apa boleh?" tanya Mawar menghentikan langkahnya untuk mendekati Flora.     

"Kamu ikut saya saja makan siang," ucap Flora dengan nada suara yang sudah lebih bersahabat.     

"Iya, bu?" tanya Mawar memastikan pendengarannya tidak salah dengar jika sekretaris bosnya ini mengatakan jika ia ikut saja makan siang bersamanya.     

"Kamu ikut saya!" tegas Flora kemudian keluar dari lift.     

Tanpa harus bertanya dua kali, Mawar pun mengikuti Flora dari belakang. Flora mengajak makan siang di restaurant yang tidak jauh dari kantor. Restorant itu hanya terpisah dua gedung dari kantor mereka bekerja. Namun, tetap saja berjalan ke restaurant tersebut memerlukan waktu sekitar sepuluh menit.     

Mereka pun akhirnya sampai di restaurant, Flora memesan makanan sedangkan Mawar tidak memesan apa-apa. "Pesanlah," ucap Flora memberikan buku menu pada Mawar.     

"Saya enggak punya uang bu, untuk membeli makanan di sini," ucap Mawar tanpa menerima buku menu yang di ulurkan Flora padanya.     

"Saya yang bayar. Kamu pikir, saya mengajak kesini itu, kamu harus membayar makan sendiri?" tanya Flora dengan tatapan tidak percaya.     

Dia sudah mengajak, berarti dia akan membayarkan orang yang ia ajak. Lagi pula ia juga lihat-lihat, mengajak makan orang yang gajinya saja tidak ada separuhnya dari dia tidak mungkin ia tidak membayarkan makanan orang itu.     

Dia itu seorang sekretaris yang gajinya tentu saja cukup jika hanya mentraktir orang di restaurant sederhana ini. Mungkin hanya menghabiskan dua lembar atau tiga lembar uang merah untuk makan di restaurant ini. Ia tidak akan langsung kehabisan uang hanya mentraktir makan di restaurant tersebut.     

"Maaf, bu," ucap Mawar tidak enak seraya menundukkan kepalanya.     

"Sudah, pesan! Kamu membuat waktu istirahat saya menjadi berkurang!" ketus Flora dan memberikan buku menunya pada Mawar.     

Mawar pun menerima buku menunya kemudian ia memesan makanan dan minuman. Setelah pesanan sudah di catat, pelayan pun pergi untuk membuatkan pesanan Flora dan Mawar.     

"Jadi, apa yang kamu tahu?" tanya Flora to the point tanpa basa-basi lagi setelah pelayan sudah jauh berjalan dari meja mereka.     

Mawar menarik kursinya agar tubuhnya merapat ke meja dan ia bisa memajukan kepalanya ke arah Flora supaya ucapannya tidak terdengar oleh orang lain. "Qia itu menjual tubuhnya pada Pak Kenan dan Pak Raka supay bisa bekerja kembali," ucap Mawar dengan suara kecil.     

"Apa!" seru Flora meninggikan suaranya hingga beberapa orang yang berkunjung langsung menoleh ke meja mereka.     

"Bu, jangan keras-keras," ucap Mawar dengan suara kecil. Seruan Flora tadi cukup keras hingga kini beberapa orang menatapnya, Mawar pun merasa tidak enak dengan pelanggan lainnya dan juga malu karena di tatap seperti itu.     

Tanpa peduli dengan tatapan orang yang sedang menatap ke arah mereka, Flora kemudian ikut menarik kursinya agar tubuhnya merapat ke meja. " Kamu tahu dari mana? Kamu pasti bohong!" tuduh Flora memicingkan matanya.     

"Saya lihat tadi Qia ada di dalam rungan Pak Kenan sedang duduk di sofa. Untuk apa dia kesana jika ia tidak ada main dengan Pak Kenan dan juga Pak Raka?"     

"Apa ada Pak Raka juga di ruangan Pak Kenan?"     

"Iya, bu. Tadi saya mengantarkan makanan pesanan pak Raka ke ruangan Pak Kenan. Saya yakin di ruangan Pak Kenan, jika saat ini Qia sedang menggoda Pak Kenan dan juga Pak Raka. Karena, untuk apa lagi dia di sana pada jam istirahat seperti ini?" tanya Mawar yang kini bersorak senang dalam hati melihat Flora terdiam.     

Sepertinya rencananya akan berhasil untuk menjatuhkan Qia. Qia perlu di singkirkan dalam perusahaan karena ia merasa tersaingi dengan kehadiran Qia. Dia OG yang cantik tetapi semenjak kehadiran Qia posisi itu seperti siap tergantikan dari dirinya dan dia tidak mau itu terjadi.     

Menyebarkan rumor tidak sehat itu sangat mudah. Cukup menyebarkan pada orang yang tepat, maka gosip buruk itu pun tersebar dengan cepat. Di awali oleh karyawati yang memiliki posisi cukup tinggi maka akan mudah menyebarkan berita buruk lainnya.     

"Apa omongan kamu bisa di percaya?" tanya Flora memicingkan matanya.     

"Tentu saja, bu. Omongan saya ini valid, hanya saja saya tidak mempunyai bukti berupa foto agar ibu bisa percaya jika omongan saya ini benar," ucap Mawar dengan raut wajah penuh keyakinan membuat Flora punpercaya.     

Flora kemudian menegakkan tubuhnya yang semula sedikit membungkuk supaya ia bisa mendengar jelas perkataan Mawar. Setelah itu kedua tangannya bersedekap. "Kamu fotoin apa yang Qia lakukan dengan Pak Kenan dan juga Pak Raka, saya akan memberikan uang pada kamu jika kamu mendapatkan foto mereka!" ucap Flora menatap Mawar dengan tatapan serius.     

"Serius bu?" tanya Mawar dengan wajah terkejutnya.     

"Apa wajah saya terlihat becanda?"     

"Tidak, bu," jawab Mawar cepat.     

Mawar tidak menyangka, jika rumornya bisa menghasilkan uang. Padahal awalnya ia hanya ingin membuat Qia tidak betah dan meninggalkan perusahaan. Namun, sungguh hokinya sedang bagus saat ini. Hanya sekali tepuk ia bisa mendapatkan dua keuntungan.     

Minuman pesanan mereka pun datang dan pembicaraan mereka berhenti sampai di sana. Mawar kini sedang tersenyum bahagia dalam hati. Ia merasa sangat pintar karena bisa membodohi sekretaris CEO perusahaan yang memiliki jenjang pendidikan yang tinggi dari dia.     

"Hah, ternyata mulutku cukup bisa di andalkan. Bukan hanya membuat pria tertipu dengan perkataan manisku, tetapi wanita pun bisa tertipu dengan omong kosongku," ucap Mawar dalam hati dengan bangganya seraya tersenyum senang karena dirinya pintar mengelabuhi orang.     

Sekitar dua puluh menit lebih makanan pesanan mereka datang, mereka pun kemudian mulai menyantap makan siangnya. Dan, pembicaraan benar-benar hanya sampai di situ saja.     

Beberda dengan jalan pikiran Mawar yamg saat ini sedang bahagia karena bisa mengelabuhi sekretaris CEO perusahaan, Flora saat ini sedang berpikir. "Aku tidak akan membiarkan kamu mendapatkan Kenan ataupun Raka, Qia. Karena kamu tidak pantas mendapatkan lelaki sempurna seperti mereka berdua. Kamu itu hanya cocok dengan para pria yang miskin dan yatim piatu spertimu!" Flora tersenyum miring dengan perkataan dalam hatinya.     

Ia akan melakukan cara apapun untuk membuat Qia tidak bisa mendapatkan Kenan dan Raka. Dua pria dambaaan kaum hawa di perusahaan IKI Furniture dan IKI Design Interior.     

TBC...     

Jangan lupa Koment, Love dan Power Stonenya naikin lagi ya guys...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.