Menikah dengan Mantan

Bab 64



Bab 64

0Double up guys...     
0

YUKSLAH JANGAN LUPA IKUTAN CHALLENGE YA GUYS.. BACA INFO CAHLLENGE NYA DI CATATAN KAKI BAB48-50... YUK YUK. YANG ENGGAK PUNYA IG BISA TAG AKUN FB KU Achi Hyoki FOTO PROFILNYA SAMA KEK FP AKUN WN INU YA.     

HAPPY READING....     

"Ck, bisa-bisanya kamu membela perempuan rendahan ini. Mama itu—"     

"Stop ma! Jaga ucapan Mama sebelum Kenan menyeret Mama keluar dari rumah ini!" tegas Kenan sambil berdiri dari duduknya dan menggebrak mejanya.     

Carla ikut berdiri sambil menggebrak mejanya dan manatap berani ke anaknya. "Ini rumah orang tua Mama, ya! Yang seharusnya keluar itu pembantu ini bukan—"     

"Stop!" teriak Dermawan menghentikan perdebatan anak dan ibu itu. Revi pun hanya diam tanpa banyak bicara.     

Revi bukanlah dari keluarga yang kaya raya. Ia bekerja sebagai pembantu di keluarga Dermawan sejak Kenan berusia delapan tahun. Sebelumnya suaminya bekerja sebagai supir pribadi keluarga Dermawan. Tetapi semenjak suaminya meninggal karena jantung koroner ia pun akhirnya bekerja menjadi pembantu di keluarga itu.     

Melihat ketulusan Revi pada Kenan dan juga ia mau merawat almarhum Kenzi dengan baik, Dermawan pun menawarkan pada Revi agar mau menikah dengan Kenzi jika ingin kehidupan anaknya terjamin. Walau ia awalnya ragu, tetapi akhirnya ia menerima pernikahan itu.     

Kenzi memang tinggal di rumah Dermawan karena Dermawan yang memohon padanya untuk tetap berada di rumah ini. Dermawan menyadari jika perceraain anaknya dengan suaminya bukanlah kesalahan Kenzi. Namun, semua karena Carla yang sudah tidak mau melanjutkan pernikahnnya. Terbukti setelah ia bercerai dari Kenzi sekitar tiga bulan, Carla kembali menikah dengan seorang pria.     

Carla juga jarang pulang ke rumah, ia lebih banyak menghabiskan waktu di luar rumah. Itu sebabnya Dermawan meminta Kenzi untuk tetap tinggal di rumahnya. Kenzi yang tidak tega dengan Dermawan akhirnya setuju untuk tetap tinggal di rumah Dermawan.     

Kenzi tidak menikah sama sekali semanjak ia bercerai, itu menyebakan Dermawan menyayanginya dan menganggap Kenzi sudah seperti anak kandunganya sendiri. Kenzi menderita struk akibat terjatuh dari kamar mandi. Ia tidak bisa menggerakkan seluruh tubuhnya. Tetapi lama kelamaan ia mulai sembuh walau kakinya masih belum bisa berjalan. Namun, memang mungkin sudah waktunya ia pulang ke rumahnya. Tepat di hari Kenan masuk menjadi anak SMA, Kenzi meninggalkan dunia ini untuk selama-lamanya.     

Tidak ada air mata yang keluar dari mata Kenan kala itu. Ia hanya diam tanpa banyak berkata dari terakhir kali ia menatap wajah papanya sebelum di mandikan dan di kafani. Carla pun juga demikian, ia tidak menangis atau pun terlihat murung. Wajah Carla sama seperti Kenan yang hanya diam saja tanpa berkata apa-apa.     

Namun, siapa sangka di balik wajah tanpa ekspresi itu Carla dan Kenan menahan tangisanya. Carla yang mungkin terlihat jahat juga merasa kehilangan. Walau ia tidak mencintai Kenzi tetapi Kenzi berarti di dalam hidupnya. Kenzi adalah pria yang sangat baik yang ia temui. Tetapi, ia dengan teganya menyakiti Kenzi. Ia memutuskan bercerai dengan Kenzi karena tidak mau terus-terusan menyakiti Kenzi.     

Kenzi mengetahui apa yang di lakukan Carla di belakangnya. Kenzi selalu memohon pada Carla untuk tidak bercerai karena kasihan Kenan jika mereka bercerai. Carla pun menuruti apa mau Kenzi asalkan Kenzi pun tidak mempermasalahkan apa yang ia lakukan. Kenzi tentu saja menuruti apa yang di mau Carla.     

Tetapi pada akhirny Carla pun menceraikan Kenzi karena tidak tahan dengan sikap Kenzi yang begitu baik padanya. Ia ingin Kenzi menikah kembali dan mendapatkan wanita yang bisa menjaganya dan mencintainya. Carla meluapkan rasa sedihnya atas meninggalnya Kenzi dengan menghabiskan beberapa botol minuman keras.     

Sedangkan Kenan saat itu hanya mengurung dirinya dan ia pun tidak makan sama sekali. Ia hanya mau meminum air putih saja hingga akhirnya di hari ke dua Kenan pingsan dan harus di larikan di rumah sakit. Asam lambungnya naik dan ia pun di diagnosis terkena gejala tipus. Setiap orang memiliki caranya masing-masing untuk mengungkapkan kesedihannya. Orang yang terlihat baik-baik saja belum tentu ia benar-benar baik. Karena kita tidak tahu bagaimana persaannya sesungguhnya.     

"Ini meja makan, jika kalian ingin bertengkar silahkan ke luar. Jangan di sini!" tegas Dermawan menatap anak dan cucunya bergantian.     

"Assalamualaikum.. hai hai… Rafisyah datang…" teriak suara cempreng seorang wanita dari arah depan.     

Rafisyah Khanaya gadis berusia 20 tahun yang masih kuliah semester 4 di salah satu universitas swasta. "Kok enggak ada yang bales salam Fisyah, sih?" tanya Rafisyah yang kini sudah ada di ruang makan seraya menatap orang-orang yang ada di ruang makan itu.     

"Waalaikumsallam," jawab Revi seraya tersenyum menatap Rafisyah. Qia pun ikut menjawab ucapan salam dari Rafisyah.     

"Assallamu'alikum," sapa seorang pria yang ada di belakang Rafisyah.     

"Waalaikumsalallam," jawab Revi dan Qia bersamaan sedangkan Kakek hanya menatap ke arah cucu dan anaknya yang masih berdiri dan saling memandang.     

Rafisyah ini adalah cucu dari kakaknya Dermawan – kakek Kenan. Dermawan adalah anak ke dua dari tiga bersaudara keluarga Adiaksa. Ia memiliki kakak laki-laki dan adik perempuan. Kakaknya yang bernama Sabar Adiaksa seorang pembisnis yang memiliki bisnis kopi. Perkebunan kopinya ada di daerah Surabaya dan juga Bengkulu. Sedangkan adiknya yang bernama Kasih Pertiwi Adiaksa menikah dengan seorang pilot dan ia memiliki bisnis toko kue dan juga café yang sudah tersebar di beberapa kota Indonesia.     

Kakanya memiliki 3 orang anak laki-laki sedangkan adiknya memiliki dua orang anak satu laki-laki dan satunya perempuan. Mereka semua sudah menikah dan memiliki anak. Rafisyah adalah cucu dari Sabar Adiaksa. Ia cucu dari anak ketiga Sabar Adiaksa yang pertama.     

Rafisyah melihat ke arah Kenan dan juga Carla karena kakeknya itu sama sekali tidak menjawab salamnya. Padahal biasanya Kakeknya itu akan menajawab salamnya, berbeda dengan Kenan yang jarang sekali menjawab salamnya.     

"Hello… Rafisyah di sini. Kenapa di cuekin ya?" tanya kemudian ia menarik kursi yang ada di sebalah Qia dan ia geret ke arah Kakeknya.     

Kini semua orang menatap ke arah Rafisyah yang sama sekali tidak tahu situasi. "Tante, Fisyah laper," ucapnya dengan manja.     

Qia memperhatikan Rafisyah yang terlihat biasa-biasa saja dengan ke adaaan ini. Kenan mendorong kursinya mundur untuk pergi ke dari ruang makan karena ia malas dengan mamanya. Kenan baru akan melangkah tetapi Fisyah menahan lengannya.     

"Ayamnya nanti mati, loh. Kalau lo enggak habisin makanan lo," ucap Rafisyah mendongakkan kepalanya menatap Kenan.     

"Gua udah kenyang!" jawab Kenan cepat kemudian ia menyentak tangan Rafisyah agar terlepas. Setelah itu ia pun berjalan perg.     

Rafisyah menghembuskan napasnya, bisakah adik sepupunya itu tidak seperti ini ketika bertemu dengan ibunya. Ia sudah mendengar cerita adik sepupunya ini dari sang mama. Ia sendiri tidak tahu apa yang akan ia lakukan jika posisi Kenan ada padanya.     

Tetapi, walau bagaimana pun juga ibu tetaplah ibu. Mau seburuk apapun itu, ia tetaplan wanita yang sudah melahirkan kita dengan taruhan nyawanya. Sudah sebaiknya kita berusaha memafkan apa yang sudah pernah terjadi bukan.     

"Ah, lebih baik aku pulang. Panas juga di rumah ternyata" ucap Carla kemudian ia pergi dari ruang makan.     

"Mbak Carla enggak makan dulu?" tanya Revi cepat seraya berdiri.     

"Udah kenyang gua!" jawabnya malas kemudian ia pun melangkahkan kakinya pergi dari ruangan itu.     

Revi terduduk di kursinya ia jadi merasa bersalah karena membuat ibu dan anak bertengkar. Padahal ia hanya bermaksud baik, tetapi malah menjadi seperti ini. Sebuah sentuhan di ke dua pundaknya membuatnya kini menoleh.     

Ternyata Zevan yang kini sedang memegang ke dua pundaknya. "Udah, bu. Ibu lanjutin makannya. Jangan nanti tiba-tiba sakit karen Ibu enggak makan," ucapnya seraya tersenyum lembut pada Ibunya.     

Iya, pria yang tadi berada di belakang Rafisyah adalah Zevan. Tadi tidak lama dari Rafisyah datang, Zevan pun juga datang. Itu sebabnya Zevan ada di belakang Rafisyah. Revi memegang satu tangan anaknya yang ada di pundaknya kemudian ia tersenyum. "Udah, tan. Makan lebih enak," ucap Rafisyah kemudian ia memasukkan sesendok nasi berserta lauk pauknya ke dalam mulut.     

Revi tersenyum, ia pun kembali melanjutkan makannya. "Tante, kamar kak Ken dimana ya? Aku mau anter makanannya," tanya Qia membuat Rafisyah dan Zevan langsung menatap Qia.     

"Qia?" tanya Zevan mengernyitkan dahinya.     

"Iya, pak," jawab Qia seraya tersenyum kikuk sambil menganggukkan kepalanya.     

"Kalian satu ruangan, kah?" tanya Revi menatap putranya.     

"Dia itu OG di kantor, bu" jawab Zevan membuat Revi terkejut.     

"OG? Maksudnya Office Girl?"     

"Iya, bu," jawab Zevan singkat.     

"Zevan, lebih baik kamu bersihkan tubuh kamu dan makan malam bersama," ucap Kakek menatap Zevan.     

"Baik, Kek," jawab Zevan sambil menatap ke arah Kakek. "Ya udah, Bu. Zevan ke kamar dulu," ucapnya seraya tersenyum.     

"Iya," jawab Revi seraya tersenyum. Zevan pun pergi ke kamarnya.     

Kini kakek menatap ke arah Qia, "Kamar Kenan ada di lantai dua, dan kamu berjalan ke kanan sampai bertemu pintu kamar berwana hitam. Itu kamar Kenan."     

"Oh, baik, kek," ucapa Qia kemudian ia mengambil piring makan Kenan yang memang masih cukup banyak. Ia juga tidak lupa membawa segelas air putih.     

Qia pun membawa makanan itu ke kamar Kenan. Setelah Qia cukup jauh dari ruang makan Rafisyah kini bertanya pada Revi. "Tan, kok OG bisa ada disini? Memangnya dia ada perlu apa ke sini?" tanyanya dengan wajah serius.     

"Dia calon istri Kenan," jawab Dermawan.     

"What!" ucap Rafisyah begitu terkejut. "Kakek enggak lagi mengingau, kan?" tanya Rafisyah tidak percaya.     

"Kenapa?" tanya Dermawan yang kini menatap Rafisyah.     

"OG, Kek? Seriusan aja, Kenan nikah sama OG."     

"Memangnya kenapa jika dia OG?"     

"Yang bener saja kek, masa ia seorang Kenan penerus dari IKI Furniture yang namanya udah terkenal menikah dengan seorang OG. Ngaco deh, kakek," ucap Rafisyah menggelengkan kepalanya tidak mengerti.     

"Memangnya kalau OG enggak boleh untuk di jadikan pasangan? Lagi pula itu hanya sebatas pekerjaan. Yang terpenting orang itu baik dan bisa menerima apapun kekurangan pasangannya itu sudah cukup. Kenan juga sudah nyaman dengan Tata, jadi apa salahnya jika mereka berdua menikah?" tanya Dermawan membuat Rafisyah dan Revi hanya terdiam.     

Ia sungguh tidak menyangka jika wanita yang di bawa Kenan hanyalah seorang OG. Tetapi, ia tidak mepermasalahkannya. Karena mau seperti apapun calon istri Kenan, itu adalah hak Kenan untuk memilih siapa wanita yang pantas menemaninya sampai akhir hidupnya.     

TBC...     

Yuhuu... Ramaikan KOMENT, LOVE DAN POWER STONENYA YA GUYS....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.