Menikah dengan Mantan

WARNING!!JANGAN BUKA SEBELUM GANTI JUDUL



WARNING!!JANGAN BUKA SEBELUM GANTI JUDUL

0Qia mengernyitkan dahinya mendengar ucapan Kenan. Ia sama sekali tidak berkenalan denga pria itu, tetapi mengapa orang itu mengetahui namanya. Qia benar-benar tidak percaya jika pria itu mengenalnya. "Dia tahu namaku?"     
0

"Iya, dia tahu nama kamu. Siapa pria itu?" tanya Kenan dengan nada menuntut.     

Qia menggelengkan kepalanya. "Qia beneran enggak kenal kak, siapa dia,"jawab Qia jujur.     

"Jujur Qia, jangan bohong! Aku tidak suka di bohongi dan jangan menjadi wanita sampah!" ucap Kenan dengan suara penuh penekanan di kata sampah.     

Qia menatap Kenan dengan tatapan mata tidak percaya dengan apa yang baru saja Kenan katakana. Apakah kata-katanya sama sekali tidak pantas untuk di percaya sehingga Kenan mengatakan hal seperti itu. "Qia enggak bohong sama sekali sama kakak. Apa gunanya Qia bohong sama kakak. Enggak ada keuntungannya sama sekali jika Qia bohong sama kakak," ucap Qia dengan suara kecil. Sebisa mungkin Qia menurunkan emosinya, menahan kuat-kuat amarahnya. Ia tahu Kenan orang yang seperti apa, jadi ia pikir sebaiknya ia berusaha menahan emosinya. Jika ia meledakkan amarahnya, kejadian seperti tadi akan terulang.     

Menikah bukanlah sesuatu hal yang aku cinta kamu dan kamu cinta aku. Menikah adalah menggabungkan dua karakter menjadi satu. Dua orang yang memiiki emosi yang berbeda-beda. Jika pasangannya sedang emosi, seharusnya pasangan yang lainnya harus bisa meredahkannya. Bukan malah saling meledakkan emosinya. Jika menjadi pasangan masih egois untuk mempertahankan ego masing-masing, lantas siapa yang akan melerainya. Kita mengalah bukan berarti kita salah, walau di mata mereka kita mengalah karena kita mengakui diri kita memanglah salah. Namun, kita hanya berpikir jika yang terbaik adalah meredam emosi kita supaya hubungan pernikahan itu bisa lebih awet.     

Sebuah hubungan pernikahan itu memanglah rumit, dan inilah konsekuensi dari hubungan yang di pilih oleh seseorang. Ketika kita sudah menetapkan siapa yang akan menjadi pasangan kita, seharusnya kita sudah siap dengan segala konsekuensi yang si dapat. Selagi semua adalah hal wajar. Kecemburuan Kenan memanglah sangat berlebihan dan itu adalan hal yang harus di terima oleh Qia. Dan masalah Chika pun, Kenan tidak bertindak apapun hanya menatap dengan tatapan datar saja tanpa eksresi berarti. Selama Chika dan Kenan tidak menjalin hubungan yang salah, maka tidak seharusnya Qia marah besar. Kecuali jika Kenan dan Chika melakukan hubungan yang tidak baik, maka Qia boleh marah dengan hal itu.     

"Siapa lagi, kalau bukan pria sialan itu?" tanya Kenan dengan nada suara yang meninggi karena Qia pun tanpa sadar sudah meninggikan suaranya.     

Suara guruh yang bersahutan juga kilat yang bersahutan tidak membuat beberapa penghuni appartement terganggu. Karena suara Qia dan Kenan tertelan dengan suara guruh dan petir itu.     

Qia memejamkan matanya mencoba menahan emosinya yang ingin meledak, ia sudah meminta maaf dan ia harus belajar menerima semuanya. "Aku benar-benar enggak tahu siapa dia kak. Qia berani bersumpah kalau Qia sama sekali enggak mengenalnya kak," ucap Qia dengan suara lembutnya menekan segala emosi yang mendera.     

"Bohong! Dia tahu namamu!" tegas Kenan.     

Kenan menatap Qia dengan tatapan sulit di artikan sedangkan Qia hanya mampu menghela napasya saja melihat tatapan Kenan. Qia akhirnya hanya menundukkan kepala saja tidak menatap kea rah. Melihat tubuh basah Qia akhirnya Kenan pun membaw masuk Qia ke dalam appartement. Tidak ada kata yang Qia lontarkan, ia masih diam saja.     

"Ganti pakaianmu!" perintah Qia ketika mereka sudah sampai di kamar.     

"Iya," jawab Qia singkat kemudian ia berjalan ke lemari pakaian.     

Qia mengambil baju kaosnya yang kebesaran kemudian celan taining dan jjuga cd. Ia berjalan ke kamar mandi membersihkan dirinya. Karena kepalanya basah kuyup Qia pun mau tidak mau mandi dengan air hangat. Kenan sudah melepaskan kemejanya dan menyisakan kaos dalamnya saja. Ia berjalan ke tempat tidur dan merebahkan dirinya. Ia ingin melanjutkan tidurnya, tetapi bayangan Raka yang menikmati malam pertamanya tiba-tiba saja muncul. Kenan bergerak ke kanan ke kiri guna menghilangan pemikirannya itu.     

Qia sudah ke luar dari kamar mandi dan terlihat segar walau begitu ia juga kedinginan. Qia berjalan ke arah meja rias untuk mengambil tas kerjanya dan mengambil minyak kayu putih. Qia memang selalu membawa minyak kayu putih di bandingkan yang modern ada yang roll on, Qia leboh suka menggunakan minyak kayu putih. Ia membalurkan ke bagian perut dan dadanya kemudian menggosokkan ke telapak tangannya.     

Setelah itu, Qia tidak langsung tidur, ia berjalan ke luar kamar tidak memperhatikan Kenan yang bergerak gelisah. Qia membuat the untuk menghangaykan tubuhnya. Namun, ketika sampai di ruang televise, Qia di buat tercengang dengan botol-botol wine yang tergeletak di lantai dan juga di atas meha. Qia memejamkan matanya, tidak tahu jika Kenan pecinta minuman berat seperti Raka. Ia pikir di rumah ini tidak ada minuman, tetapi sepertinya ia salah menduga.     

Qia memang masuk ke room closet, tetapi ia tidak pernah memperhatikan jika ada lemari kaca yang terdapat winenya. Memang, koleksi di room closet itu tidak begitu banyak, karena koleksi terbanyak winenya ada di rumah kakeknya. Appartemen Kenan ini termasuk baru. Bagaimana tidak baru jika ia membelinya ketika Qia baru pertama kali mengalami hilang ingatan karena episodenya kambuh. Walau jika di rumah ia malas bertemu dengan kakeknya karena kakeknya selalu bertanya kapan ia nikah, ia tetap tinggal bersama kakeknya. Jika ia suntuk, ia akan menginap di apartment Raka. Selama kurang lebih beberapa tahun ini, Kenan memang selalu tinggal di appartement Raka. Namun, ia mengaku jika ia tinggal di kantor dengan alasan banyak pekerjaan. Sesekali ia berkata menginap di rumah Raka karena Raka sedang patah hati.     

Kenan bahkan menunjukkan foto kekasih Raka pada kakeknya membuat Kakek percaya jika memang Kenan hanya belum menemukan pasangan. Dan kakek curiga ketika ia tidak sengaja menemukan kondom di tas Kenan. Ia pun meminta seseorang mengetahui siapa kekasih Kenan supaya ia bisa mencari tahu siapa wanita yang bisa membuat Kenan melepaskan keperjakaannya. Kakek awalanya akan marah, tetapi mungkin itulah caranya anak-anak jaman sekarang menikmati hubungan mereka. Yang terpenting Kenan tidak sampai memakai wanita-wanita di club malam dan sering berganti-ganti wanita. Ia tidak mau seperti itu, akhirnya ia pun menyewa seseorang untuk melihat siapa saja orang yang berhubungan dengan Kenan. Tidak di sangka-sangka, Rakalah orang yang berhubungan dengan Kenan. Itu sebabnya sewaktu pertama kali ia mendapatkan foto itu, ia langsung terkena serangan jantung.     

Qia membersihkan botol-botol wine itu, memasukkannya ke dalam kantong plastik hitam setelah ia sudah selesai membuat the hangat dan semangkuk mie kuah. Sambil menunggu mienya hangat, ia mebereskan kekacauan yang di buat Kenan. Kenan yang gelisah pun mendudukan dirinya. Ia berjalan ke kamar mandi untuk memncuci wajahnya. Setelah selesai mencuci wajahnya, ia pun keluar kamar untuk mencari Qia. Ternyata Qia sedang ada di ruang tekevisi sedang mebersihkan botol-botol wine bekas ia minum. Kenan menghampiri Qia yang masih mengelap meja. "Besok pagi aja kalau mau di beresin," ucap Kenan membuat Qia kini mendongakkan kepalanya. Qia tida terkejut karena ia menyadari langkah Kenan yang mendekat, tetapi ia tidak mempedulikannya. Ia hanya fokus membersihkan ruangan televise.     

"Ini udah besok pagi kak, sekarang aja udah jam 3 pagi," ucap Qia kemudiania mengambil sapu untuk mebersihkan lantai yang kotor oleh punting rokok yang betebaran. Kenan melihat mie kuah di atas meja yang mulai mekar.     

"Kamu makan dulu, baru di lanjutin lagi nanti nyapunya!" perintah Kenan seraya menatap Qia yang masih fokus menyapu.     

"Nanti Kak, kalau aku duduk dan makan yang ada aku malas ngerjainnya," ucap Qia masih menyapu lantainya.     

Kenan kini duduk di sofa kemudian menghidupkan televise, kepalanya masih teramat berat hanya saja kadar wine yang ia beli memang tidaklah terlalu tinggi sehingga walau pun mabuk tidak akan separah sebelumnya. Qia sudah menyelesaikan menyapu bahkan ia juga mengepel sampai pukul 3.48 pagi ia menyelesaikannya. Ia duduk dan memekain mienya dan tehnya yang sudah mendingin. Kenan yang sudah tertidur dengan bersandar itu tersentak kaget karena Qia yang tina-tiba saja berdiri.     

Qia mulai memakan mie didnginnya dengan cepat karena rasanya yang dingin sudah tidak enak. Hanya lima suap mie itu sudah tandas di mangkuk dan teh dinginnya hanya beberaoa teguk sudah lenyah dari gelasnyanya. Kenan memperhatikan cara makan Qia bahkan ia pun memperhatikan bibir Qia yang entah kenapa begitu enak di pandang. Suara tegukan air yang membasahi kerongkongan Qia seperti lagu di telinga Kenan. Ketika Qia hendak bangun untuk meletakkan mangkuk dan akan membuat the panas lagi, Kenan memegang pergelangan tangannya agar Qia tidak pergi. "Kenapa?" tanya Qia heran melihat Kenan yang menatapnya dengan tatapan yang sulit di artikan. Ia tidak tahu tatapan apa yang sedang Kenan lakukan padanya.     

"Kak," panggil Qia.     

Kenan tiba-tiba menariknya kuat membuat mankuk dan gelas yang ia pegang itu terjatuh ke lantai, untungnya ada karpet di bawahnya sehingga dua benda itu tidak pecah sama sekali. Qia kini berada di depan Kenan. Tangan kenan terulur kebelakanga tengkuk Qia. Alarem berbahaya tiba-tiba mengirim sinyal ke otak Qia jika ini keadaan bahaya. Menurut film-film barat range 18 plus yang pernah ia tonton, ini adalah ke adaan bahaya. Dirinya sama sekali belum siap, jika Kenan melakukannya hari ini. Ia berharap hari ini ia datang bulan, sehingga Kenan tidak melakukannya. Dari beberapa teman yang ia kenal, melakukan pertama kali itu menyakitkan. Ia hari ini akan masuk kerja, jadi ia tidak mau jika nantinya jalannya aneh.     

Qia segera mendorong tubuh Kenan, tetapi sayangnya kekuatan Kenan begitu kuat. Ia tidak bisa menghindari ciuman Kenan yang tiba-tiba. Qia terdiam dari rontaannya ketika tangan Kenan dengan nakalnya sudah meremas pelan satu buah dadanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.