Menikah dengan Mantan

WARNING!!! JANGAN BUKA SEBELUM GANTI JUDUL



WARNING!!! JANGAN BUKA SEBELUM GANTI JUDUL

0HAPPY READING…     
0

Lintang menghampiri seorang wanita yang saat ini sedang mengaduk minumannya di salah satu kursi cafe yang sedang ia kunjungi. Ia menarik kursi yang berada tepat di depan wanita itu kemudian duduk di hadapan wanita itu. "Lama banget sih, lo!" marah wanita yang duduk di depan Lintang.     

"Jalanan macet," jawab Lintang singkat.     

"Udah tahu ini jam-jamny macet, seharusnya berangkat lebih awal bukan malah mepet-mepet berangkatnya!" kesal wanita di hadapan Lintang itu.     

Lintang pun sudah tidak menjawab perkatanyaan wanita di hadapnnya. Ia tidak akan menang melawan wanita di hadapannya ini. Itu sebabnya ia memilih diam untuk mengakhiri perdebatan mereka. Lintang memanggil pelayan untuk memesan makana. Setelah itu kini ia fokus pada wanita di hadapannya. "Udah ada perkembangan?" tanya wanita di hadapan Lintang.     

"Menurutmu?" tanya Lintang.     

"Belum ada sama sekali. Terus mau sampai kapan kayak gini terus?" tanya wanita itu.     

"Kamu sendiri, kenapa enggak ambil foto ketika gua ke luar dari gedung appartement saat Qia pingsan?" tanya Lintang balik.     

"Gua lupa," jawab singkat wanita itu.     

"So, elo sendiri yang begok! Kenapa enggak ambil foto! Jadi jangan salahin gua juga," ucap Lintang malas.     

"Heh,ini tuh enggak ada kaitannya sama gua. Elo yang menerima tantangan, jadi lo jalan sendiri buat menangin tantangannya!" kesal wanita itu.     

"Terserah lo deh!" ucap Lintang malas. Makanan pesanan mereka pun datang. Mereka memakan makanan pesanan mereka dalam diam. Selesai makan, mereka berdua pun mengobrol singkat.     

"Jadi, apa lagi yang harus gua lakuin?" tanya Lintang.     

"Ya ke luarin seluruh hal yang buat para wanita-wanita di luar sana bisa jatuh cinta sama lo. Buktikan seberapa hebatnya lo di hadapan para wanita," ucap wanita itu.     

"Ck!" decak Lintang kemudian memutar malas bola matanya. Ia benar-benar malas mendengar ucapan Lova. Ya, wanita yang bernama Arumi Bellova seorang designer muda berbakat dan baru beberapa bulan terakhir ini ia meresmikan butik yang ia miliki. Arumi Bellova yang tidak lain adalah sepupu Kenan itu meminta bantuan Lintang untuk memisahkan Kenan dari istrinya. Alasannya karena Qia hanya akan membuat Kenan bangkrut. Apalagi Qia haya seorang yatin piatu, itu hanya akan membuat malu saja.     

Dasarnya Lintang yang suka tantangan apalagi Lova memberikan tiket jalan-jalan ke tempat mana pun yang diinginkan Lintang. Lintang pun menyetujui tantangan dari Lova. Lintang dan Lova ketika Lintang menolong Lova dari para pria mabuk yang mengusiknya di salah satu club malam di prancis itu beberapa tahun silam. Mereka juga sempat menjalin hubungan, walau tidak bertahan lama karena sifat Lintang. Namun, walau hubungan kekasih mereka kandas begitu saja tidak dengan hubungan pertemanan mereka. Mereka semakin dekat satu sama lain tetapi tetap hubungan mereka hanyalah sebatas pertemanan saja tidak lebih.     

"Wah… kenapa gua harus ketemu playboy cap anjing di siang bolong seperti ini," ucap seorang wanita dengan nada malas. Lintang dan Lova langsung menolehkan kepalanya melihat ke sumber suara.     

"Wah… kayaknya kita jodoh, nih. Nikah, yuk," ucap Lintang seraya menaik turunkan ke dua alisnya menatap wanita yang menatap jengah ke arahnya.     

"Lambe!" ucap wanita itu yang tidak lain adalah Flora seraya mengeluarkan jari tengah ke Lintang.     

Lintang hanya tersenyum miring saja, Flora pun langsung memeluk lengan Janu yang berada di sebelahnya. Ia menarik Janu untuk melangkah pergi dari sana. Untungnya ia akan pulang, jika ia bertemu dengan Lintang ketika akan makan siang, ia pasti tidak akan nafsu makan.     

"Siapa itu?" tanya Lova seraya menatap punggung Flora dan Janu yang sudah menjauh.     

"Biasa mantan gua, hahaha," ucap Lintang kemudia tertawa di akhir kalimatnya.     

Flora mantan, mantan teman sekolahnya karena ketika kelas dua SMA ia pindah sekolah dan tidak menamatkan sekolahnya di sekolahan yang sama dengan Flora. Tidak ada yang tahu, tawa Lintang satat ini hanyalah sebuah tawa untuk menutupi lukanya. Tanpa di sadari, Lintang telah jatuh cinta pada Flora. Hanya saja ia tidak tahu bagaimana caranya agar Flora mau menjadi kekasihnya dan mendekat padanya. Jika tiba-tiba ia baik, pasti Flora akan curiga dan menganggap dirinya sudah jatuh cinta padanya. Dan ia tidak mau sampai ketahuan jika ia jatu cinta terlebih dahulu pada Flora. Bisa turun harga dirinya jika ia jatuh cinta terlebih dahulu pada Flora.     

Ia sadar jika ia jatuh cinta pada Flora adalah ketika ia bersekolah di tempat yang baru. Ia seperti kehilangan sesuatu yang sangat penting di hidupnya. Ia berusaha untuk mencari mangsa baru untuk di jahili seperti ia menjahili Flora, namun rasanya sangat berbeda. Ketika ia melakukan kejahilan itu, ia tidak merasa sanagt bahagia seperti ia yang sering menganggu Flora. Rasanya benar-benar berbeda. Ia kehilangan sebagian nyawanya ketika tidak menjahili Flora.     

Namun, seiring berjalannya waktu, ia pun bisa menghilangkan kebiasaan dengan Flora. Ia pun lupa dengan Flora, tetapi setelah bertahun-tahun tidak bertemu ia kembali di pertemukan dengan Flora. Bukan sekali, tapi sudah yang ketiga atau ke empat kalinya mereka bertemu. Apakah ini jodoh, entahlah Lintang tidak mau ambil pusing.     

Ia pun kemudian mengajak Lova pulang, ia yang membayar makanan yang tadi mereka pesan. Lintang dan Lova berjalan beriringan ke luar dari restorant itu. Mereka berjalan ke parkiran dan berpisah karena letak parkiran mereka berpisah. Lintang sudah melajukan mobilya dan berbauh dengan kendaraan lain. Lagu milik Justin Timberlake yang kini menamani dirinya mengendari mobil menuju mall karena ia akan bertemu dengan seorang wanita yang sedang ia dekati.     

Hari-hari berlalu dan Lintang sama sekali belum ada hilalnya jika Qia akan takluk padanya. Malam ini ia akan datang ke acara reunian sekolahnya dahulu yang satu sekolah dengan Flora. Awalanya ia tidak mau datang, tetapi temannya yang adalah salah satu panitia penyelenggara itu memaksanya untuk datang. Walau dirinya tidak sampai lulus di SMA itu, tetapi setidakny selama satu tahu setengah lebih dirinya sudah menjadi bagian dari sekolah SMA itu.     

Ia datang bersama temannya yang mengajarknya itu. Acara di adakan di salah satu hotel bintang lima yang terkenal di kota Jakarta itu. Acara reuniannya sendiri tidak hanya di hadiri oleh angkatan Lintang tetapi juga beberapa ngakatan di bawahnya juga di atasnya. Ia sedikit ragu untuk bergabung masuk ke dalam karena ia ingat ia keluar dari SMA meninggalkan berita yang tidak sedap yang menimpa keluarganya.     

"Ayo masuk Lintang, ngapain lo berdiri di situ aja. Takut ketemu sama musuh bebuyutan lo?" tanya pria bertubuh tegap dan rambutnya terlihat rapih itu.     

Ia bertemu dengan temannya ini karena tidak sengaja mereka bertemu di rumah sakit ketika temannya itu sedang mengantarkan istrinya periksa kandungan. Mereka bertukar kontak sehingga Lintang bisa hadir ke acara reunion kali ini. Lintang pun masuk ke dalam dan ketika ia memasuki ballroom itu sudah sangat ramai orang. Ia melihat satu persatu orang yang berada di sana. Temannya yang bernama Hendri itu membawanya ke teman-temannya yang lain. Lintang dulunya adalah anak basket dan juga ia pernah menjabat seorang ketua OSIS walau hanya sebentar karena ia harus pindah sekolah. Ia membawa Lintang bertemu dengan anak-anak anggota basket terlebih dahulu.     

"Eh, lo Lintang kan? Apa kabar lo?" tanya pria tinggi, putih dan matanya sipit yang bernama Liam.     

"Baik, lo sendiri Lim?" tanya Lintang dengan ramah.     

"Ya, seprti yang lo lihat. Gua sehat-sehat aja. Gimana?" tanya Liam kembali.     

"Gimana apanya?"     

"Status, single apa double?" tanya Liam.     

"Hahaha… menurut kalian bagaimana?"     

"Kayaknya udah double. Masa iya, seorang Lintang Galaxi Putra, si cowok yang hampir teman seangkatan udah pernah jadi pacaranya. Bahkan kakak kelas aja ia pacari," ucap pria dengan tubuh tinggi berkulit sawo matang, matanya besar dan hidungnya juga besar dia bernama Gerry.     

"Amin," jawab Lintang membuat teman-temannya itu bingung.     

"Eh, eh… itu musuh lo datang. Tapi, sama siapa ya?" tanya Liam seray menunjuk kea rah Flora yang datang bersama Janu.     

"Cowoknya atau mungkin suaminya."     

"Enggak mungkin deh, itu suaminya," ucap Hendri.     

"Kenapa enggak mungkin?" tanya Liam.     

"Ya, kantor gua kan kerjasama dengan kantor tempatnya kerja. Dan terakhir gua ngobrol sama dia, dia bilang masih enak sendiri," ucap Hendri.     

"Berarti itu pacarnya," ucap Liam begitu saja.     

"Bisa jadi," jawab Hendri dan Gerry bersamaan. Lintang hanya diam dan memperhatikan Flora dan juga Janu yang berada di samping Flora.     

"Eh, kok ada pak Kenan," ucap Hendri membuat Lintang menoleh ke arah Hendri.     

"Pak Kenan? Pak Kenan siapa?" tanya Gerry.     

"Itu, tuh. Cowok tinggi yang pakai setelan jas navy terus perempuan yang di gandeng pakaian dres sky blue itu. "     

"Memangnya siapa dia?" tanya Liam penasaran.     

"Dia bos pemilik perusahaan IKI Furniture rekan kerja boss gua sekaligus bossnya Flora. Dia ngapai ya kesini?" tanya Hendri penasaran.     

"Dia seangkatan denga kita enggak? Tapi, sepertinya gua enggak pernah lihat."     

"Dia adek tingkat kita. Umurnya aja dua puluh delapan tahunan, beda dua tahun sama kita," ucap Lintang.     

"Lo kenal sama dia?"     

"Gua enggak kenal sama dia, tapi gua kenal sama sepupunya. Sepupunya pernah cerita tentang dia. Dan istrinya itu pernah gua tolong, jadi gua kenal," ucap Lintang yang matanya kini menatap kea rah Qia yang begitu cantik dengan balutan dress berwarna skyblue dan make-up nya yang terlihat natural tetapi memancarkan aura kecantikan. "Gua ke sana dulu, ya," pamit Lintang seraya mentapa sekilas teman-temannya. Setelah itu, tanpa lama-lama ia pun segera menghampiri Qia dan Kenan.     

"Hai, Qi," sapa Lintang yang wajahnya agak dekat dengan Qia. Qia langsung menjauhkan wajahnya kemudian ia pun menggenggam erat tangan Kenan membuat suaminya yang sedang berbicara dengan seseorang itu pun langsung menolehkan kepalanya menatap Qia. Kenan membulatkan matanya, dengan kuat ia pun langsung mendorong tubuh Lintang menjauh.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.