Menikah dengan Mantan

Bab 46



Bab 46

0Huye... up lagi guys..     
0

Happy Reading...     

Pagi pun tiba, Raka sudah membuat sarapan roti panggang dan telur mata sapi. Ia juga membuatkan the hangat untuk Kenan. Benar-benar seperti tidak ada yang terjadi semalam, Kenan menyapa singkat Raka membuat Raka menyunggingkan senyumnya.     

"Apa kau menikmati tidurmu semalam?" tanya Raka seraya menarik kursi yang ada di samping Kenan.     

"Hum," jawab Kenan singkat.     

"Hari ini aku akan mulai bekerja, jadi tidak peru menungguku jika kau ingin pergi."     

"Oh, jadi hari ini udah mulai kerja?" tanya Kenan setelah rotinya ia telan.     

"Iya."     

"Hum."     

"Em—" Raka menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Ia ingin meminta maaf masalah semalam yang ia mencium Kenan.     

Entah kenapa semalam ia mencium Kenan. Mungkin karena Kenan yang membenci wanita ia menjadi kasihan pada Kenan. Pasti Kenan pernah di sakiti oleh seorang wanita hingga dirinya membenci seorang wanita. Sebagai bentuk rasa terimakasih kepada Kenan karena kehadiran Kenan membuatnya mengurungkan niatnya untuk tidak bunuh diri sekaligus memberikan tempat tinggal dan memenuhi kebutuhannya secara gratis selama dirinya berada di appartement Kenan. Ia ingin menjadi penguat Kenan dan mengatakan dia ada di sisi Kenan apapun yang terjadi.     

Namun, caranya sepertinya salah. Ia merutuki kebodohannya yang mencium Kenan. Kenan sudah selesai sarapan dan ia meminum the hangatnya. Ia memeprhatikan Raka yang hanya diam tanpa memakan makanannya. Kenan pun berdiri dari duduknya sambil meraih tas ranselnya karena ia ada kuliah pagi. Ia menghampiri Raka kemudian menepuk pundaknya. Raka terlonjak kaget dari kursinya kemudian mendongakkan kepalanya menatap Kenan. "Jangan melamun saja, cepat habiskan makananmu," ucap Kenan seraya tersenyum.     

"Ah , iya" jawab Raka masih dengan wajah terkejutnya.     

"Ya, sudah aku berangkat dulu. Hati-hati kamu nanti ketika berangkat kerja," ucap Kenan menepuk pundak Raka.     

Ia kemudian membungkukkan badannya dan mengecup singkat bibir Raka. "Terimakasih sarapan paginya," ucap Kenan kemudian berlalu pergi dari ruang makan.     

Raka terdiam di tempatnya, ia begitu terkejut dengan apa yang baru saja terjadi. Ia mengerjapkan matanya beberapa kali kemudian menoleh ke arah pintu ke luar yang sudah tertutup rapat. "Apa tadi dia menciumku?" tanyanya seraya jari-jarinya menyentuh bibirnya.     

Raka masih memasang wajah bengong karena tidak menyangka Kenan akan mencium bibirnya. Dalam ingatannya semalam Kenan sempat berteriak pada dirinya karena sudah menciumnya, tetapi apa ini yang baru saja terjadi. Kenan mencium bibirnya hanya untuk mengucapkan terimakasih.     

"Apa dia gay?" tanyanya entah pada siapa.     

Hari-hari berlalu, kini kecupan singkat sudah menjadi rutinitas mereka. Tidak ada kecanggungan sama sekali, semua mengalir begitu saja. Hingga di hari kelulusan Kenan mereka merayakannya di sebuah clun malam yang biasa mereka kunjungi. Mereka berpesta pora untuk merayakan kelulusan Kenan. Ngomong-ngomong, usia Raka itu tiga tahun lebih tua dari Kenan. Jadi dia sudah selesai menempuh pendidikan kuliahnya.     

Tetapi walau usianya sudah dewasa rasa sakit di tinggalkan ibunya itu cukup terasa. Ia selama ini bertahan tinggal di rumah itu karena ibunya. Menerima segala amukan dari ayahnya untuk bisa berada di samping ibunya. Ia terkadang ingin melawan ayahnya, tetapi ibunya meminta agar Raka tidak melawan ayahnya. Akibatnya ia pun menerima pukulan dari ayahnya tanpa bisa membalas ayahnya.     

Untuk apa selama ini ia menuruti ibunya dan bertahan untuk ibunya jika pada akhirnya ibunya pergi begitu saja meninggalkan dirinya. Raka yang tadinya sudah bekerja di perusahaan ayahnya pun tidak pernah masuk kerja lagu dan ia pun menghambur-hamburkan uanganya untuk mabuk-mabukkan dan bercinta dengan wanita bayaran.     

Kenan dan Raka masuk ke appartement dalam kondisi yang sudah sangat mabuk. Kini mereka berdua ada didlama kamar Kenan karena mereka berdua sama-sama mabuk jadi supaya bisa berjalan lumaya baik mereka saling berpegangan satu sama lain. Kenan dan Raka sama-sama menoleh untuk saling menatap.     

Raka dan Kenan sama-sama tersenyum entah siapa yang memulai kini bibir meraka sudah saling bertemu. Lidah mereka pun sudah saling membelit satu sama lain. Tangan mereka berdua pun sudah aktif menarik kaos lawannya masing-masing. Ciuman mereka begitu liar dan ganas hingga tanpa Kenan pun mejauhi tubuh Raka ketika tangan Raka bergerak untuk melepaskan celana Kenan.     

"Aku enggak bisa," ucap Kenan dengan wajeh memerahnya karena mabuk.     

Perkataan Kenan entah kenapa menjatuhkan harga dirinya. Namun, ia yang merasa sudah terlanjur basah dengan hubungan yang sudah satu tahun lebih ini mereka jalani. Dengan nekat Raka memejamkan matanya sambil membuka kancing celananya. Kenan ahanya diam memperhatikan apa yang akan di lakukan Raka. Raka menarik celana jensnya bersamaan dengan celana pendek dan CDnya hingga miliknya yang masih layu itu terlihat jelas di hadapan Kenan.     

Raka membalikkan tubuhnya kemudian ia pun menungging. "Fuck, me," ucap Raka sambil membelai bokongnya dan satu jarinya pun masuk kedalam lubang anusnya.     

Kenan menelan salivanya susah payah. Ia bingun sendiri apa ia harus melakukannya atau tidak. Tetapi, Raka sudah melakukannya sejauh ini. Ia dengan suka rela di tusuk padahal yang ia tahu selama ini Raka yang sering bermain dengan seorang wanita dan miliknya yang sudah sering memasuki lubang. Sedangkan dirinya saja tidak pernah sama sekali melakukan hal yang di lakukan Raka pada wanita.     

Raka menolehkan kepalanya untuk menatap Kenan. Ia melihat wajah Kenan yang tidak terbaca sama sekali. Raka pun akhirnya menurunkan pinggangnya dan menyembunyikan wajahnya ke dalam bantal. Ia sungguh seperti wanita murahan yang menginginkan sentuhan lebih.     

Melihat Raka seperti itu entah kenapa Kenan merasa bersalah. Ia turun dari tempat tidur untuk melepaskan celananya. Ia akan melakukannya karena Raka sendiri sudah melawan harga dirinya sebagai pria yang sudah memasuki beberapa gua miliki wanita di luar sana.     

Pergerakkan Kenan yang turun malah membuat Raka semakin malu dan terhina. Ia pun memiringkan tubuhnya kemudian meringkukkan tubuhnya. Ia benar-benar malu saat ini dan juga jijik dengan sikapnya ini. Setelah melepaskan celana yang di pakainya, ia pun kembali naik ke atas tempat tidur dan perlahan ia memeluk tubuh Raka.     

"Berbaliklah," bisiknya lembut di telinga Raka.     

Raka hanya diam tidak mau membalikkan tubuhnya sama sekali. Kenan merapatkan tubuhnya ke tubuh Raka. "Apa kamu tidak merasakannya sama sekali?" tanya Kenan sambil menggerakkan pinggulnya naik turun hingga milik Kena yang juga masih layu itu pun tersa menyentuh bokong Raka.     

Raka diam membuka saat merasakan milik Kenan yang menyentuh bokongnya. Jantungnya berdetak tidak karuan. Ini pertama kali baginya lubangnya akan di masuki. Ia merutuki kebodohannya yang begitu saja melepaskan seluruh pakaiannya. Perlahan Kenan membalikkan tubuh Raka hingga kini mereka sudah saling menatap. "Apa kamu ragu?" tanya Kenan begitu lembut dan memandang waja Raka begitu lembut.     

Rala terdiam mendengar pertanyaan dari Kenan. Dia harus membatalkan niatnya atau meneruskannya. Ia sendiri tadi berpikir jika ini sudah terlanjur basah, tetapi kenapa sekarang ia malah menjadi takut ketika Kenan bertanya seperti itu padanya.     

TBC...     

Hayo, ini malam pertama mereka bukan ya? wkwkwkw..     

Yuks, lah ramaikan Koment, Love dan Power Stonenya ya guys...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.