Menikah dengan Mantan

Bab 33



Bab 33

0Yey... up guys... part masih selow ya.. belum ke konflik lagi. Wehehe...     
0

Happy Reading....     

Kenan akhirnya tertidur di meja makan dengan tangan yang di letakkan di atas meja dan kepalanya di atas tangannya. Qia menggelengkan kepalanya melihat Kenan yang tertidur. Ia meletakkan daging kecapnya di atas meja, begitupun dengan nasi gorengnya. Sudah pukul setengah enam dan ia baru menyelesaikan masakannya.     

Qia berjalan ke arah cucian kotor kemudian merendamnya. Sebagai bentuk terimakasih, Qia mengerjakan seluruh pekerjaan membersihkan appartement. Untuk pakaian, Raka tidak mengizinkannya. Jadi, ia hanya merendam pakaiannya saja. Selesai merendam cuciannya, ia mengambil sapu dan mulai menyapu rumah sambil membawa lap serta kemoceng untuk membersihkan debu.     

Pintu kamar tiba-tiba saja terbuka membuat Qia yang sedang menyapu di depan kamar terkejut dibuatnya. "Astaga!" ucap Qia terkejut dan sedikit menjauh. Raka pun ikut terkejut hingga membuat dirinya mundur beberapa langkah.     

"Eh, bang, maaf," ucap Qia tidak enak karena sudah membuat Raka terkejut.     

Raka memegangi dadanya yang berdegup cepat kemudian menatap Qia yang wajahnya merasa tidak enak. "Ah, enggak apa-apa. Gua juga yang salah karena buka pintu tiba-tiba."     

Qia hanya tersenyum menanggapi. "Oh, iya. Di mana Kenan?"     

"Pak, Kenan ada di meja makan, Bang."     

"Apa sepagi ini ia lapar?"     

"Ah, enggak. Tadi pak Kenan habis bersihin pecahan botol terus ketiduran di meja makan?"     

"Pecahan botol?" tanya Raka mengernyitkan dahinya. Ia pun terdiam dan mengingat kejadian semalam. Tadi malam ia sudah setengah mabuk. Ia marah pada Kenan karena kekasihnya itu berubah, bahkan Kenan tidak mempercayainya hanya karena ia memberikan obat tidur pada Qia.     

Jujur saja Raka memang terkadang memberikan obat tidur atau obat gairah pada Kenan. Hanya di saat-saat dirinya sedang menginginkan lebih saja dia melakukannya. Sedangkan tadi malam, ia hanya ingin bicara. Permintaannya pada Kenan untuk menyentuhnya hanya untuk menguji apakah Kenan masih menginginkannya atau tidak sama sekali.     

Walau awalnya ia kecewa pada akhirnya ia pun senang karena Kenan masih mau menyentuhnya. Kini Raka menatap Qia yang terdiam menatapnya.     

"Apa tadi malam tidurmu nyenyak?" tanya Raka harap-harap cemas. Ia takut dosis obat tidur yang di berikan pada Qia itu kurang sehingga Qia bisa mendengarkan aktifitasnya.     

Jujur saja, dirinya masih belum berani menyatakan jika ia seorang bisex. Ya, Raka seorang bisex karena ia bisa melakukannya bersama lelaki ataupun perempuan. Jika bermain dengan seorang laki-laki selain Kenan dirinyalah yang lebih dominan dan menjadi top atau berperan sebagai laki-laki. Hanya Kenan lah satu-satunya pria yang bisa menjadikannya seorang submisive dan bot yang berperan sebagai seorang wanitanya.     

"Hum," jawab Qia yang hanya bergumam.     

"Apa kamu tidak mendengar hal aneh tadi malam?"     

"Jangan menakut-nakuti, bang," ucap Qia dengan wajah takut-takutnya.     

Raka menghembuskan napasnya lega, ternyata Qia tidak mendengarnya. "Apa disini ada hantunya?" tanya Qia yang bola matanya bergerak kekanan dan kiri.     

Raka terkekeh melihat sikap Qia, ia kemudian mengacak rambut Qia. "Gak ada yang namanya hantu," ucap Raka. Qia memayunkan bibirnya karena Raka mengacak rambutnya.     

"Aku kedaupur, dulu," ucap Raka kemudian melangkah kedapur. Qia merapihkan rambutnya dan menggelung rambutnya hingga leher jenjangnya terlihat begitu indah. Ia pun melanjutkan aktifitasnya membersihkan appartement.     

Raka melihat Qia yang sedang bersih-bersih dari kursi yang ia duduki saat ini untuk memastikan Qia tidak akan melihat ke arahnya. Dirinya sudah ada di meja makan, duduk di sebelah Kenan yang tertidur. Ia tersenyum menatap Kenan yang tertidur dengan nyaman. Tangannya terulur untuk menyentuh wajah damai kekasihnya ini. Kenan pun tersentak kaget dan ia langsung menegakkan tubuhnya dan membuka matanya.     

"Raka!" ucapnya dengan wajah terkejut.     

Raka memutar bola matanya melihat reaksi Kenan yang begitu terkejut. Sikap Kenan terlalu berlebihan, ia seperti habis melihat hantu saja. "Apa aku begitu menyeramkan?" tanya Raka sambil bersedekap.     

Kenan memutar malas bola matanya, ia berdiri dari duduknya dan berjalan ke dapur tanpa menjawab pertanyaan Raka membuat Raka kesal. Baru juga semalam mereka menikmati malam yang panas, tapi pagi ini Kenan sudah bersikap menyebalkan.     

Raka pun akhirnya memilih membantu Qia membersihkan appartment dari pada kesal dengan sikap Kenan. Kenan tiba-tiba saja ikut bergabung membersihkan appartemnet. Kenan yang biasanya tidak pernah mengerjakan pekerjaan rumah seperti bersih-bersih, kini ia ikut membantu Qia dan Raka.     

Raka menatap heran kekasihnya begitu pula Qia yang juga heran dengan Kenan. Kenan yang sedari kecil biasa hidup mewah tidak pernah bersih-bersih. Qia ingat ketika SMA saja Kenan yang mendapat tugas piket tidak pernah melakukannya. Ia hanya membantu membuang sampah ketika teman-temannya membersihkan kelas. Atau jika ia malas, ia akan memberikan uang pada teman-temannya yang satu piket dengannya. Itulah yang di lakukan oleh Kenan. Hari ini benar-benar sejarah terbaru yang Kenan lakukan.     

Qia bahkan lupa, jika tadi saja yang membersihkan pecahan botol itu Kenan. Selesai membersihkan seluruh ruangan, Kenan dan Raka langsung duduk di kursi meja makan. "Apa kalian mau aku buatkan jus?" tanya Qia sambil menatap Kenan dan Raka bergantian dengan posisi berdiri.     

"Aku air mineral dingin saja," jawab Raka tanpa menatap Qia dengan punggungnya yang bersandar pada kursi meja makan.     

"Pak, Kenan?" tanya Qia kini menatap Kenan.     

"Sama," jawab Kenan dengan posisi yang sama seperti Raka.     

Qia pun mengambilkan air mineral dingin untuk Raka dan Kenan sedangkan dirinya meminum air mineral biasa. Ia memberikan air mineral itu pada Kenan dan juga Raka. "Pak Kenan dan Bang Raka apa mau sarapan sekarang?" tanya Qia pada Kenan dan Raka yang sudah menyelesaikan minumnya.     

"Kamu masak apa?" tanya Raka karena ia belum membuka tudung saji.     

"Saya membuat roti isi daging pedas manis."     

"Hum, sepertinya enak. Aku mau makan sekarang."     

"Kalau begitu saya panggang dulu rotinya," ucap Qia dan ia pun berdiri dari duduknya. Ia kini sudah berjalan ke arah dapur.     

"Aku juga sarapan sekarang," ucap Kenan yang kini sudah menegakkan tubuhnya dan menatap ke Qia.     

Qia menolehkan kepalanya menatap Kenan. "Iya, pak," jawab Qia kemudian ia kembali melangkah menuju dapur.     

Qia memanggang rotinya dengan pan, sebelumnya ia mengoleskan bluband ke rotinya ke kedua sisinya. Menurut Qia mengoleskan bluband ke roti langsung bukan memanaskan bluband di atas pan membuat rotinya lebih gurih. Ia memanggang empat lembar roti tawar, setelah selesai ia pun membawa roti itu kemeja makan.     

"Isiannya mana?" tanya Raka ketika ia hanya melihat roti panggang di atas piring.     

Qia membuka tudung sajinya dan di sana ada nasi goreng putih dan juga daging tadi yang sudah ia masak.     

"Jadi cara makannya abang ambil satu lembar roti, taruh dagingnya di atas roti separuh bagian aja. Habis itu abang bisa tambahin saos sama honey mustard. Udah, deh. Tinggal di makan."     

"Coba kamu buatin," ucap Raka.     

"Enggak apa-apa nih, aku pegang pakai tanganku langsung."     

"Tanganmu bersihkan? Ya, udah," jawab Raka begitu santai.     

Qia pun membuatkan roti isinya, saus yang di gunakan saus tomat dan honey mustard karena Raka tidak suka pedas. Berbeda dengan Kenan yang memakai saus sambal, tomat dan juga honey mustard. Kenan dan Raka sedang memakan roti isi buatan Qia dengan santai tanpa banyak komentar membuat Qia merasa senang karena makanannya sesuai dengan lidah dua orang di hadapannya.     

"Lebih enak lagi kalau ada red cheddar sama mozarella, terus di panggang sebentar biar kejunya meleleh. Beh, enak bangetz," ucap Qia sambil membayangkan keju yang lumer.     

Qia yang pernah bekerja di salah satu cafe membuatnya bisa memasak beberapa makanan modern. Walaupun Qia pada dasarnya memang bisa memasak, tetapi masakannya hanya masakan biasa saja.     

Pagi itu, kedua pria yang saat ini duduk di hadapannya sedang merasa mendapatkan pelayanan pagi oleh istrinya. Raka yang tidak membayangkan sebuah pernikahan saja bisa berpikir ia seperti di layani oleh seorang istri.     

TBC.....     

NB :     

Dominan dan Submisive itu adalah istilah pelaku BDSM.     

Dominan memiliki arti jika orang tersebut memiliki kendali penuh dalam hubungan ranjang. Sebaliknya,     

Submisive artinya orang tersebut hanya menuruti si Dominan dalam hubungan Ranjang.     

Top dan Bot adalah istilah dalam LGBT dimana     

Top bertindak sebagai seorang prianya sedangkan Bot yang bertindak sebagai wanitanya.     

Jadi, jika di satukan misalnya :     

Dominan dan Bot artinya ia bertindak sebagai wanitanya tetapi memiliki kendali penuh dalam permainan ranjang.     

Jika penjelasan saya ada yang salah mohon di koreksi.     

Yuks lah, banyakin Power Stonenya guys, dan jika kalian suka share ke temen" kalian yuks cerita ini. Walau kisahnya tentang LGBT, tetapi ada beberpa hal yang bisa kalian ambil maknanya dari cerita ini. Oh iya, Lovenya juga naikkin dong wehehehe....     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.