Menikah dengan Mantan

Bab 38



Bab 38

0Yey.. up Again.     
0

Happy Reading Guys...     

Tidak lama suara isakan tangis kecil itu mulai keluar dari bibir Qia. "Kak Ken enggak tahu apa yang Qia rasakan dulu. Kalau bukan Kak Nathan, Qia enggak mungkin bisa bertahan. Apa yang di katakana kak Aurora dulu itu bener, aku enggak pantas untuk kakak," ucap Qia dengan suara terbata dan ia hanya menundukkan kepalanya agar Kenan tidak melihat air matanya yang kini sudah membasahi pipinya.     

Kenan berjalan mendekat kemudian ia menggeser meja sofa. Ia berjongkok di hadapan Qia kemudian menggengam kedua tangan Qia yang sedang mengenggam satu sama lain. Kebiasaan Qia ketika menangis yaitu, ia akan menyatukan kedua tangannya untuk menguatkan hatinya ketika hatinya sedang terasa sakit seperti saat ini. "Menikahlah denganku, aku bukan hanya akan menjadi suamimu saja tetapi aku akan menjadi kakakmu. Menjaga dan melindungimu seperti Nathan menjaga dan melindungimu," ucap Kenan dengan suara begitu lembut.     

Dermawan lagi-lagi di buat terkejut dengan sikap cucunya yang sangat-sangat berbeda dari biasanya. Ia baru kali ini melihat sikap lain dari Kenan yang lembut ketika berbicara dengan lawan jenisnya. Ia pun dibuat bertanya-tanya, ini sebuah drama atau ini benar. Jika ini hanya sebuah drama yang di ciptakan oleh cucunya, bayaran wanita di hadapannya sepertinya sangatlah mahal. Karena mereka berdua menyebutkan nama orang lain dalam percakapan mereka. Sungguh ini drama yang sangat sempurna hanya untuk membohonginya.     

Qia mendongakkan kepalanya untuk menatap Kenan. Matanya sudah memerah bahkan air matanya sudah membasahi pipinya. "Maaf ya, Kak. Qia cengeng, padahal kakak enggak suka sama cewek cengeng," ucap Qia terbata.     

"Jadi, mau, kan menikah denganku?" tanya Kenan seraya tangannya mengusap air mata Qia dan ia pun tersenyum karena kini Qia bisa dengan cepat melupakan rasa sakit yang ia rasakan saat ini.     

Qia menggelengkan kepalanya membuat Kenan mengernyitkan dahinya bingung.,"Semua udah berlalu, Qia udah enggak cinta lagi sama Kakak. Kakak berhak dapatin wanita yang sepadan dengan Kak Ken," ucap Qia dengan sorot mata tepat di kedua manic mata Kenan.     

"Aku tahu, aku salah karena menghilang begitu saja tanpa kabar. Aku salah karena enggak ada di saat kamu membutuhkan aku. Aku juga salah karena aku enggak pernah peduli sama kamu ketika SMA dulu. Sekarang pun aku salah karena datang tiba-tiba tanpa permisi mengajakmu menikah. Tapi, percaya Ta, cuma kamu satu-satunya wanita yang menjadi kekasihku. Enggak ada perempuan lain selain kamu. Tolong, kasih aku kesempatan untuk memperbaiki semuanya dan mengisi kisah sedih kamu selama beberapa tahun terakhir ini. Aku janji—"     

Ucapan Kenan terhenti kala jari telunjuk Qia di letakkan di bibir Kenan. "Jangan paksa diri kakak, kakak enggak perlu janji kalau kakak nantinya mungkin akan kembali pergi dari aku. Dulu kakak juga janji, walau kakak kuliah di Jerman, kakak enggak akan lupa sama aku. Tapi, kakak menghilang tanpa kabar sama sekali. Jadi, jangan buat janji yang enggak bisa Kakak tepati."     

Harus berapa kali Dermawan di buat terkejut dengan pasangan di hadapannya ini. Bahkan wanita yang memakain pakain OG ini tahu jika Kenan pernah kuliah di Jerman. Sungguh saat ini ia ingin bertepu tangan atas permainan drama yang sempurna ini.     

"Ta, kasih kesempatan—"     

"Kak, semua udah berbeda. Aku enggak mau memaksakan hati lagi. Terlalu sakit, kak," ucap Qia kembali menghentikan ucapan Kenan lagi.     

Kakek yang melihat interaksi Qia dan Kenan bahkan ia juga melihat wajah frustasi Kenan membuatnya berpikir jika ini bukan drama yang di buat Kenan dengan membayar wanita di hadapannya ini. Ia tadi memang berpikir seperti itu, tetapi Kenan tidak akan mungkin bisa terlihat frustasi seperti itu jika memang semua ini drama. "Apa yang Kenan katakana benar," ucap Kakek tiba-tiba membuat Kenan dan Qia kini menoleh ke arah Kakek.     

Entah kenapa dia merasa perlu menengahi kedua orang di hadapannya ini. Apalagi melihat wajah frutasi cucunya membuatnya ingin membantu Kenan. "Tidsk ada wanita yang di kenalkan Kenan ke keluarga, baru kamu wanita yang di kenalkan ke Kakek sebagai calon istrinya," ucap Kakek karena Kenan dan Qia kini hanya diam menatpnya.     

"Menikahlah dengan Kenan, Kakek yang akan menjamin perkataan Kenan," ucap Kakek penuh keyakinan menatap Qia.     

Kenan kini menatap Qia, Qia juga menolehkan kepalanya untuk menatap Kenan. Mata mereka kini saling beradu. Lama mereka saling terdiam hingga Qia pun berkata. "Maaf kak, Qia enggak bisa," jawabnya kemudian melepaskan genggaman tangan Kenan.     

Qia berdiri dari duduknya membuat Kenan mendongakkan kepalanya. "Saya permisi," ucap Qia kemudian pergi dari ruangan itu. Kenan memejamkan matanya ketika Qia pergi dari sana. Kakek pun hanya menatap kepergian Qia dari ruangan Kenan. Pintu pun sudah tertutup, Kenan kemudian membuka matanya.     

"Apa wanita itu benar calon istrimu?" tanya Kakek menatap Kenan yang saat ini sedang berdiri dari jongkoknya.     

"Menurut kakek?" tanya Kakek dengan malas.     

"Kamu tidak membayarnya, kan?" tanya Kakek memicingkan matanya. Ia ingin memastikan kebenarannya. Walau seharusnya ia tidak usah bertanya langsung pada Kenan karena mana mungkin penjahat mengaku jika ia penjahat. Penjara akan penuh jika penjahat mengaku itu istilahnya.     

"Jika aku jujur pun apa Kakek percaya?" tanya Kenan yang kini memasang wajah malas.     

"Dapat dari mana wanita tadi, dia sangat mendalami perannya. Bahkan menolakmu secara terang-terangan," ucap Kakek dengan wajah seriusnya.     

Bukannya menjawab Kenan malah pergi ke meja design dan kembali melanjutkan aktifitasnya. "Baiklah, Kakek akan mencari tahu sendiri," ucap Kakek karena Kenan tidak menjawabnya.     

"Jangan usik dia, Kek," ucap Kenan cepat yang kini sudah menatap Kakek dengan raut wajah tegasnya.     

"Jika kakek mengetahui segalanya tentang Qia, aku jamin Kakek tidak akan mengizinkan Qia menikah dengan ku," ucap Kenan membuat Dermawan mengernyitkan dahinya.     

Namun, setelah itu Dermawan tersenyum mendengar ucapan Kenan, sepertinya wanita tadi bukanlah wanita biasa. Bahkan ada sesuatu yang Kenan sendiri tidak mau dirinya mengetahui lebih jauh tentang wanita itu. "Terus kenapa kamu berkata pada Kakek jika Kakek tidak akan menyetujui?" tanya Kakek heran.     

Seharusnya Kenan tidak berkata seperti itu bukan? Perkataan Kenan justru membuat Kakek menjadi penasaran.     

"Aku akan memberitahukan beberapa hal tentang Tata, aku harap Kakek akan mengizinkan aku menikah dengannya,"     

"Katamu tadi jika kakek mengetahui hal itu, Kakek tidak akan merestuimu?" tanya Kakek heran.     

"Hanya beberapa hal saja tidak semuanya. Cukup aku yang tahu tentang Tata."     

"Oke," jawab Kakek setuju.     

Sepertinya wanita seperti Tata lah yang ia butuhkan untuk membuat Kenan kembali ke kodratnya. Tidak ada wanita yang pernah di kenalkan Kenan padanya, dan baru Tata wanita yang Kenan kenalkan padanya. Sungguh, wanita ini jangan sampai lepas. Ia sendiri yang akan turun tangan supaya Tata mau menerima pinangan Kenan.     

TBC....     

Yuks, ramaikan Koment, Love dan Power Stonenya ya guys... Mmuach... Wehehehe...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.